★Ch21

1.1K 99 5
                                    

Achlys pergi ketaman istana yang memang dekat dengan ruang rapat setelah keluar dari sana. Taman istana memang luar biasa luas dan juga menakjubkan. Apalagi banyak sekali bunga mawar warna warni yang sepertinya sengaja ditanam

"Hoh~ bersantai memang yang terbaik!" senyum pongah Achlys terbit, merasa puas karna sedikit bermain-main dengan petinggi kerajaan itu

"Hm itu memang benar nona." suara dari arah belakang Achlys yang tengah berdiri itu sedikit mengejutkannya

"Oh, salam Yang Mulia Ratu, semoga berkah Dewa selalu menyertai." Achlys memberi salam pada orang yang ternyata adalah Ratu Zenia

"Senang bertemu denganmu nona, apakah nona sedang menunggu ayah nona?" Ratu Zenia berkata dengan nada lembut, pun bahasanya juga sopan. Padahal dia seorang Ratu, tapi tampaknya dia cukup ramah

"Itu benar Ratu." yah walaupun dia tidak berniat seperti itu tentunya

"Bisakah kita berbicara dengan santai. Panggil saja aku dengan sebutan bibi." Ratu kembali berkata dengan senyum lembut nya

"Maaf Yang Mulia, tapi saya tidak bisa mengabulkan permintaan anda, itu tidak sopan dan melanggar etiket Kerajaan." Achlys langsung menolak usulan dari Ratu, bagaimanapun dia tidak mau menjalin hubungan lebih dengan para anggota Kerajaan. Merepotkan!

"Sayang sekali nona, kalau begitu bisakah kita mengadakan perjamuan teh lain kali? Karna sekarang tampaknya saya terlanjur sibuk dengan beberapa tugas." hah Ratu sepertinya belum menyerah untuk mendekati Achlys

"Akan saya usahakan Yang Mulia." semoga saja itu tidak pernah terjadi, dia malas ok?!

"Kalau begitu, sampai jumpa nona." setelah itu Ratu langsung pergi bersama para dayang nya yang setia mengikuti dari belakang.

"Kau sangat tidak sopan bahkan kepada seorang Ratu bocah!" ah~ mulai lagi satu pengganggu ini, siapa lagi kalau bukan Apollyon

"Wah wah, apakah Iblis ini sudah bisa muncul kembali setelah bersembunyi dari kekuatan suci?" Achlys berkata dengan lirih namun mengejek. Tentu saja dia tidak akan berkata dengan keras, bisa dibilang gila nanti

"Mulutmu memang penuh racun nona muda." Apollyon berkata dengan sarkas

"Mm aku tau itu, dan aku bangga memilikinya." seringai miring Achlys terbit semakin lebar

"Ckckck sayang sekali anak muda, jalanmu dipenuhi dengan kelamnya kegelapan. Sayang sekali....sayang sekali." suara Apollyon tampak menyesal, seolah dia turut menyanyangkan apa yang akan terjadi kedepannya

Achlys terdiam sejenak sebelum menyahuti,".....Kegelapan adalah sisi lain dari dunia ini Apollyon. Tidak akan ada cahaya jikalau kegelapan tidak ada. Tidak ada kebaikan tanpa kejahatan didalamnya. Karna kegelapan juga bagian dari keseimbangan dunia. Begitu juga dengan kau, tidak akan ada malaikat tanpa iblis bukan?"

"Benar sekali anak muda, pikiranmu sungguh tajam." ada nada puas dalam perkataan Apollyon tadi

Pun untuk alasan tertentu seringai Achlys semakin terbut dengan lebarnya. Dia juga tampak mengeluarkan aura asing dalam dirinya,,,,tidak atau lebih tepatnya, dia mengeluarkan aura yang tidak seperti biasanya.

***

"Aku pasti akan selalu berada dijalanmu...aku akan selalu berada didepanmu untuk menyingkirkan semua hambatanmu." seorang wanita tertentu berbicara pada dirinya sendiri dengan tatapan lurus kedepan seolah disanalah lawan bicaranya

***

"Apakah kau puas bermain-main hari ini anak nakal?" perkataan itu keluar dari mulut Duke Adler yang terkenal dingin itu. Kepada siapa lagi dia berbicara jika bukan kepada Achlys?

Mereka berdua kini berada didalam kereta menuju perjalanan pulang.

Pun senyum penuh kepalsuan terbit dibibir Achlys, "kau harus mencobanya lain kali pak tua. Aku yakin kau akan menyukainya nanti." Achlys sudah mulai menghasut Duke layaknya setan

Duke benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran putrinya ini

"Bersyukurlah karna Aidan tidak ikut serta hari ini, atau telingamu pasti akan panas mendengar ocehannya." yah sebenarnya Aidan juga harusnya ikut dalam rapat tadi. Tapi karena dia sudah mulai menghandle beberapa tugas Duke jadilah dia tidak bisa hadir

Memikirkannya sontak membuat Achlys mendengus,"dia lelaki tapi mulutnya sangat cerewet seperti wanita saja!"

"Bagaimanapun dia juga saudaramu, kakak mu." balas Duke santai

"Cih dia anak mu! Pasti sifatnya itu menurun darimu, cerewet!" ah, sudahlah kedua orang ini pasti akan terus berdebat jika hanya berdua saja

***

"Aku...aku juga ingin ada didekat nya Luther..." dua orang sosok tertentu berbeda jenis kelamin tengah menandang objek tertentu yang tertera dalam benda tertentu.

"Aku tau Ellazer, tapi kau juga tau ketentuannya bukan?" balas pria itu kepada wanita yang tampak berputus asa sekarang

"Aku tau...sangat tau. Bahkan rasanya, ingin sekali aku mengabaikan tali pengekang ini. Sekali saja, bisakah...aku menghampiri dia? Aku ingin bikang kepadanya langsung, kalau sosok ku memang ada." wanita itu semakin mengecilkan suaranya diakhir kalimat, tapi walau begitu, si pria masih dapat mendengar dengan telinga tajamnya

Si pria itu tersenyum lembut, lalu mengelis surai abu-abu milik wanita itu,"bersabarlah, cepat atau lambat, hari itu pasti akan tiba."

TBC

Jangan lupa vote and komen ok!

Aku bajal lanjut kalau kalian kasih komen buat lanjut.

See you next part!

The Decider {Second Life}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang