★Ch10

1.4K 132 4
                                    

Tak terasa hampir sebulan lebih Achlys berada didunia barunya ini. Hari-hari nya sedikit sibuk dengan mengurus pasar dan juga beberapa guru etika, pelajaran, dan juga guru bela diri yang dikirim oleh Duke. Itu sebagai persiapan awal untuk dirinya yang sebentar lagi akan melakukan debute yang biasa dilakukan oleh para kaum bangsawan.

"Nona, tegakkan tubuh anda dan rilekskan semua otot anda! Jangan kaku atau anda akan menginjak pasangan anda nanti!" suara dari madam Vlorence, guru etika dan juga merupakan bangsawan Marchioness yang sedang mengajarkan Achlys berdansa.

"Baik madam." balas Achlys mencoba sabar dan melakukan apa yang madam Vlorence katakan. Bagaimanapun dia seorang wanita bebas dari masa depan yang bahkan tidak pernah belajar berdansa ataupun menari seperti ini!

"Yup bagus, langkahkan kaki anda sesuai irama. SEMPURNA!" madam Vlorence bersorak puas kala Achlys berhasil melakukan gerakan dengan sempurna.

"Baiklah, nona sudah menyelesaikan pelajaran akhir dari saya, karna sejak awal etika anda memang sudah bagus. Kecuali untuk bagian berdansa." kata madam Vlorence

"Terima kasih atas pengajaran nya madam." kata Achlys seraya membungkuk sopan ala lady bangsawan.

"Tentu, sampai jumpa nona."

"Akh akhirnya selesai!" desah Achlys lega yang langsung menghempaskan dirinya di sofa yang terletak diruang pembelajaran nya.

"Nona, apakah anda ingin saya buatkan teh?" tanya Hera ketika masuk dan menghampiri nona nya yang sudah selesai belajar.

"Ide bagus, bawakan teh nya ketaman depan!" balas Achlys. Menikmati hari di taman depan dekat halaman sepertinya tidak buruk. Lagipula disana ada pondok untuk berteduh ketika panas.

***

"Hm sepertinya bunga disini bertambah banyak?" gumam Achlys yang sudah berada ditaman. Duduk dipondok yang disediakan disitu sambil menatap gerombolan bunga berwarna warni yang ada disana.

"Apa yang kau lakukan?"

Suara seseorang mengalihkan atensi Achlys dari bunga-bunga yang sedang ditatapnya.

"Salam Duke, semoga berkah Dewa Agung selalu menyertai!" kata Achlys yang buru-buru beranjak dan memberi salam pada Duke yang menghampirinya.

Duje hanya melambaikan tangan nya, dan kemudian turut duduk dihadapan Achlys.

"Apakah anda ingin segelas teh?" kata Achlys yang sebenarnya sedikit kesal karna waktu istirahat dan bersantainya terganggu, walupun wajahnya tetap santai dan tenang

"Tentu!" jawab Duke menganggukkan kepala.

Achlys langsung meraih teko teh yang ada dimeja dan menuangkan nya pada cangkir teh yang lain, lalu meletakkan cangkir itu dihadapan Duke.

"Kakak mu akan pulang sore nanti, kalian juga akan melakukan debut bersama. Apakah persiapanmu sudah selesai?" kata Duke memulai percakapan.

"Persiapan saya sudah selesai Duke. Lagi pula, masih ada banyak waktu untuk sampai di pesta debut nanti." jawab Achlys. Pesta debut memang masih beberapa bulan lagi, tapi persiapan nya bahkan sudah dimulai dari sekarang.

"Apakah kau akan terus seperti ini?" tanya Duke tidak nyambung dengan wajah yang,,,ah entahlah itu sulit dijelaskan.

"Maksud anda?" Achlys mengerutkan kening tidak mengerti.

"Sudahlah lupakan saja, aku pergi!" Duke langsung beranjak pergi begitu saja dan tidak menjelaskan maksud perkataan nya.

***
Achlys POV **

Sore harinya Aku sudah berdiri dihalaman depan untuk menyambut kepulangan Aidan. Aku menggunakan gaun hitam selutut dengan rambut keperakan ku yang sudah ku potong lebih pendek agar memudahkan ku dalam beraktivitas.

Duke dan beberapa pelayan juga turut berdiri menyambut kepulangan Aidan setelah sebulan lebih berada diwilayah konflik.

Darp
Drap
Drap

Suara langkah kuda terdengar dari luar gerbang.

"Tuan muda telah tiba! BUKA GERBANGNYA!" instrupsi salah satu pengawal dan berteriak memerintahkan rekan nya membuka gerbang.

Ketika gerbang dibuka, tampaklah sosok Aidan yang lebih tinggi dari terakhir kali ku lihat, bahkan tubuhnya semakin berisi dengan otot nya.

"SELAMAT DATANG KEMBALI TUAN MUDA!" sambut pelayan dan pengawal serentak yang berada didepan tempatku dan Duke berdiri membentuk jalan untuk tuan muda nya.

Aidan melangkah kearah kami berdiri, lalu menghadapkan dirinya dengan Duke. Dia kemudian berlutut ala seorang ksatria.

"Salam ayah, aku kembali." katanya terdengar lirih.

"Bangkitlah!" kata Duke membantu Aidan bangkit kemudian memeluknya.

'Whoa ternyata dia bisa bertindak seperti itu?!' batinku takjub dengan sikap Duke yang memeluk Aidan didepan banyak orang tanpa sungkan.

Masih dalam keterpakuanku, aku tersentak saat lenganku ditarik secara tiba-tiba dan kemudian aku merasa tubuhku didekap erat. Rasanya hangat

Itu Duke yang menarik lenganku yang kemudian Aidan langsung mendekapku juga bersama ayah nya.

Jadilah kami berpelukan seperti keluarga harmonis. Dan para pelayan wanita tentu saja memekik tertahan melihat pemandangan langka itu.

"Jangan bertindak seperti orang asing Achlys, kau juga bagian dari kami." kata Aidan kepadaku.

Bagian? Aku bukanlah Achlys yang dulu kalian abaikan, aku jiwa asing yang tiba tiba masuk ketubuh ini. Jelas aku bukanlah bagian dari kalian!

Aku hanya terdiam tidak menjawab perkataan Aidan.

"Sudahlah, ayo kita makan. Aku menunggu laporan darimu Aidan!" Duke menguraikan pelukan kami.

Pun kami langsung berjalan menuju ruang makan dan sedikit berpesta kecil untuk menyambut kepulangan Aidan.

TBC

The Decider {Second Life}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang