Mata Achlys berkilat oenuh binar kala netra-nya menangkap sesuatu yang menarik perhatiannya. Itu....Pegasus dengan bulu berwarna biru gelap, sepasang sayapnya yang lebar dan tangkas senada dengan bulunya, surai panjangnya yang bergelombang menyamping, dan cula dibagian kepalanya yang berkilauan indah.(btw gambarnya ada di cover-nya ok?)
"Aku akan mendapatkannya!" Achlys masih terus memandang Pegasus itu yang tadi melintas diatasnya dan sekarang terbang menjauh dari mereka.
"Tunggu sebentar, aku akan ikut__" Aidan akan menyusul Achlys yang sudah memacu kudanya mengikuti jejak Pegasus, tapi Aidan malah dihadang oleh seekor Griffin yang tiba-tiba muncul dihadapannya dan mengakaknya bertarung.
"Ck, tidak bisakah nanti saja? Aku harus menyusul adik ku!" Aidan memang senang jika dia bisa memenangkan pertaringan dengan Griffin yang tifak dimiliki sembarang orang, tapi dari pada itu dia lebih menghawatirkan keselamatan Achlys yang semakin memasuki dalamnya hutan. Tapi sepertinya Griffin itu tidak mau mengerti, dia malah langsung menyerang Aidan bertubi-tubi menggunakan kemampuan bertarung-nya. Mau tidak mau Aidan juga meladeni pertarungan itu.
***
Sementara Achlys masih memacu cepat kudanya mengecar kepakan sayap Pegasus itu. Dia terus berjalan tanpa menghiraukan sekitarnya dan hanya berfokus pada Pegasus saja.
"Ck kalau seperti ini akan lama!" Achlys mangayunkan tongkat sihir yang ada dinalik jubahnya, "Ignis Pila" Achlys merapalkan mantra, lalu muncullah bola api besar yang langsung mengarah ke Pegasus yang masih terbang. Tapi tampaknya Pegasus itu menyadari kalau ada serangan yang mendekatat kearahnya. Sontak dia menghindar dan mengalihkan tatapan tajamnya pada seorang manusia yang berani menyerangnya. Pegasus itu kemudian terbang berbalik kearah Achlys dan mengarahkan pusaran angin ketempat Achlys berpijak, sementara kudanya sudah dia lepas sebelum melancarkan serangan untuk Pegasus itu.
"Tripeum gradu tres!!!"
Achlys merapalkan mantra pelindung dari serangan angin milik pegasus yang tidak main-main. Pegasus itu kembali melancarkan serangannya dengan menembakkan kepingan-kepingan es yang tajam dan runcing.
"Ignis pila!!" bola api kembali muncul dan menggagalkan serangan es dari pegasus. Merasa belum puas achlys akhirnya kembali melancarkan serangannya."Acri filum freno!" muncullah pentagram sihir dengan kawat hitam menjerat tubuh pegasus yang baru saja mendarat ditanah.
"Veni!!!" muncul sebuah pedang ditangan Achlys, pedang yang sama yang dia gunakan saat melawan monster gurita atau octopus diperjalanan. Achlys berlari maju, pedangnya sudah terselimuti aura ungu gelap yang menyala-nyala.
"Berhenti disana anak muda!"
Suara itu bergema ditelinga Achlys yang langsung mengjentikan langkahnya. Dia menatap pada pegasus yang masih terikat pada sihir kawat besinya. "Kau yang berbicara?" tanya Achlys langsung
"Benar, aku menyambut mu, sang penentu takdir. Biarkan aku mengikuti jalanmu. Ikatlah kontrak dengan hamba tuan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Decider {Second Life}
FantasyAchlys Quena Ponoi. Seorang gadis berusia 20 tahun yang harus terjebak pada tubuh gadis yang mempunyai nama yang sama dengan nya dengan umur dan kehidupan yang jauh berbeda darinya. Bagaimana cara Achlys menghadapi kenyataan yang menimpanya. Mampuka...