★Ch14

1.2K 111 2
                                    

Sring
Sring

"Ayunkan tanganmu kebih keras nona!"

"Lemaskan otot tanganmu! Jangan kaku!"

"Perhatikan kuda-kudamu nona!"

"SEMPURNA! sekarang beri saya goresan luka!"

Suara teriakan keras dari sir  Jhon yang sedang melatih Achlys berpedang.

Achlys tampak lebih serius menyerang Sir Jhon ketika dia memintanya untuk menggoreskan luka untuknya.

'Ooh~ dengan senang hati!'

Achlys menjadi semakin bersemangat kala mendengar perintah sir Jhon. Entahlah sepertinya otaknya rada geser maybe?

Achlys menambah kekuatan dan kecepatan nya. Tangan nya terus terayun dengan gerakan yang cepat, sementara sir Jhon masih bisa mempertahankan diri dan mengimbanginya.

'Oh~ apakah itu akan berhasil?' pikir Achlys yang tiba-tiba mendapat sebuah ide.

Kini Achlys juga menaruh kekuatan dikakinya. Dia mulai bergerak berputar dengan tangan yang senantiasa terayun. Menggabungkan beberapa teknik beladiri yang dia kuasai dari kehidupan nya dulu, laku Achlys berhasil menggoreskan luka dilengan kiri master nya itu.

Achlys berhenti dan memandang puas luka goresan pedang yang berada dilengan masternya.

"Kerja bagus, kau bahkan menggoreskan luka yang cukup dalam dilenganku." Sir Jhon memuji namun juga mencibir secara bersamaan.

Achlys hanya menyunggingkan senyum miring yang terlihat menyebalkan diwajahnya.

"Suatu kehormatan busa melukai seorang Jendral besar kerajaan." Achlys berkata dengan nada tenang namun terkesan mengejek.

"Hah, baiklah kita sudahi pelajaran hari ini."

"Baik master, terimakasih untuk pembelajaran hari ini." Achlys melakukan penghormatan.

***

Tak terasa bulan cepat sekali berlalu. Besok adalah hari dimana Achlys dan Aidan akan melakukan pesta kedewasaan mereka.

Pesta kedewasaan akan dilakukan diistana Kerajaan secara serentak, karna dipesta kedewasaan juga akan dilakukan pembukaan segel sihir dan pengecekan elemen.

Jika biasanya kebangkitan sihir akan terjadi saat seseorang berumur sekitar 12-15 tahun, tapi di Kerajaan Vanesia tidak berlaku demikian. Anak-anak akan ditanami segel pada diri mereka sedari kecil, itu untuk menghindari adanya korban jiwa, karna bagaimanapun fisik seorang anak kecil belum cukup kuat untuk mengatasi ledakan mana. Jadilah sihir itu disegel dan baru dibuka ketika upacara kedewasaan oleh pihak kuil.

"Hei anak muda, bersemangatlah sedikit. Bukankah esok adalah hari bersejarah untukmu?" suara Apollyon bergema dikepala Achlys. Yah iblis itu masih berinteraksi dengan nya. Terkadang dia bahkan akan merecoki Achlys dengan terus mengoceh dalam pikirannya.

"Ck, apa yang istimewa dari hal merepotkan seperti itu sehingga aku hadus merasa bersemangat?" Achlys menjawab malas seraya membalikkan lembaran kertas dari buku yang dibacanya. Achlys sedang duduk bersantai dikamarnya sekarang.

"Kau masih muda nak, namun jiwamu begitu lapuk layaknya lembaran kertas buku yang sering kau baca itu. Sayang sekali..... Sayang sekali!"

Achlys hanya memutar bola matanya malas. Dia akui dia memang pemalas ok?! Lagi pula hal apa yang lebih menarik dari sekedar bermalas-malasan? Ini bukanlah dunianya dulu dimana ada handphone ataupun tv untuk mengisi waktu malasnya.

"Kau cerewet! Terkadang aku bahkan meragukan identitasmu sebagai iblis." Achlys menjawab perkataan Apollyon tadi.

"Hei anak muda, aku memang seorang iblis! Bahkan iblis terkuat setelah Lucifer, beraninya kau meragukanku?!" ok ok sepertinya Achlys sudah menyulut amarah sang iblis.

Tapi lihatlah, wajah tenangnya bahkan sama sekali tidak berubah,"hei, berkacalah! Kau itu iblis, kau juga simbol dari kehancuran dan penderitaan. Dari sisi yang mana untukku mempercayaimu?" perkataan Achlys sarkas sekali langsung tembus kehati. Eh apakah iblis punya hati? Kurasa tidak.

Apollyon bahkan langsung terdiam setelah mendengar perkataan menohok dari Achlys. Sepertinya dia kena mental.

Tok, Tok, Tok

"Permisi nona, Tuan Duke meminta anda untuk menghadap diruang depan."

Achlys mengalihkan tatapannya pada pelayan yang ada diambang pintu. Pintunya memang terbuka sedari tadi.

"Hm aku akan kesana." jawabnya singkat

---
-----

"Kau sudah datang? Kemarilah!" sambut Duke ketika Achlys sudah berada dihadapan nya.

Achlys langsung berjalan mendekat dan mendudukkan dirinya disofa samping Aidan yang juga ada disana, sementara Duke duduk dikursi utama yang berada disebelahnya. Diseberang nya juga ada seorang wanita paruhbaya yang berpenampilan nyentrik dengan beberapa barang bawaannya yang ada dimeja.

"Dia madam Beatrix, disainer terkenal di kerajaan. Aku memintanya untuk memvuatkan beberapa gau untukmu dan juga baju untuk Aidan yang akan kalian kenakan besok. Pilihlah yang kau suka, atau tidak katakan saja apa maumu dan dia pasti akan langsung mengerjakannya." jelas Duke

"Salam nona, senang bertemu dengan anda." madam Beatrix tersenyum ramah.

"Tentu madam." Achlys menjawab lempeng

"Silahkan anda pilih, gaun mana yang sekuranya cocok untuk anda." kata madam Beatrix seraya memperlihatkan gaun gaun yang indah yang tertata rapi digantungan.

'Ewh gaun-gaun itu terlalu mencolok!' Achlys bergidig ketika melihat gaun-gaun itu yang serba mencolok dan hiasan yang wah.

"Bisakah kau membuatkan ini untukku madam?" Achlys bertanya ketika dia selesai mencoretkan pena dikertas yang ada dimeja.

TBC



The Decider {Second Life}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang