Sekarang Achlys, Duke dan Dante sudah berada dipusat komando pasar. Yah pasar disini memang menggunakan sistem ekonomi komando. Dimana pemerintah yang akan memegang kuasa penuh didalam pelaksanaan nya.
"Kau akan mempelajari semua berkas dan data itu." kata Duke santai seeaya menunjuk serumpukan dokumen yang ada dimeja kerjanya.
Achlys hanya bisa menatap berkas itu penuh kepasrahan walau wajahnya tetap tenang dan datar.
'Sialan, pak tua ini ingin membuat kepala ku hancur meledak!'
Tentu saja protes itu hanya terjadi dikepalanya saja. Bisa hancur nanti image kalemnya.
"Kau hanya perlu membaca san mempelajarinya, Dante akan menjelaskan rincian nya kepadamu." sambung Duke lagi
"Saya mengerti Duke." balas Achlys tenang walau batin nya bergejolak.
Achlys itu tipe perempuan cerewet dan banyak tingkah kalau sendiri atau bersama orang yang benar-benar dekat dengan nya. Tapi kalau bersama orang yang menurutnya asing dan tidak penting dia akan menjadi orang yang kalem dan pendiam dengan wajah tenangnya yang menyebalkan.
"Tuan Duke apakah ini tidak terlalu berlebihan?" tanya Dante hati-hati kepada majikan nya itu.
Mengernyitkan alis, Duke menjawab dengan acuh, "tentu saja tidak, ini hanya langkah awalnya saja."
Langsung saja Achlys melirik Duke tak percaya. Hancur sudah wajah kalemnya tadi!
Awal mula katanya?!
Sungguh Achlys masih tidak habis pikir dengan pemikiran Duke atau ayah barunya
***
Sementara disisi lain, Aidan sedang dalam perjalanannya menuju wilayah Yugoslavia, daerah konflik yang sayangnya juga bagian dari wilayah Rodriguez. Bukan hanya untuk menyelesaikan tikus kecil yang mengusik perdagangan Rodriguez tapi dirinya juga harus menuntaskan konflik yang sudah berkepanjangan itu.
"Tuan muda, hari sudah siang. Apakah tidak sebaiknya kita beristirahat sebentar?" tanya komandan pasukan yang mengawal nya.
"Benar, hari sudah siang. Cari tempat istirahat untuk sejenak!" kata Aidan membenarkan kala melihat matahari yang sudah semakin terik diatas kepalanya.
"Baik tuan muda!" pun komandan langsung melaksanakan perintah tuan nya dan mengode salah satu pengawal untuk mencari tempat peristirahatan sementara karna perjalanan menuju wilayah Yugoslavia juga masih jauh.
---
Setelah beberapa saat menunggang kuda, Aidan dan rombongan nya tiba di sebuah kedai makan yang cukup besar didaerah desa. Disana sudah ada pengawal tadi yang menunggu didepan.
"Permisi tuan-tuan apa yang akan anda pesan?" tanya seorang pelayan wanita ketika Aidan dan rombongan nya sudah duduk ditempatnya.
Aidan memang duduk bersama para pengawal nyakarna bagaimanapun tujuan nya menuju wilayah Yugoslavia tidak boleh duketahui banyak orang supaya tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Pun Aidan juga sengaja menyamar dengan menggunakan pakaian biasa tanpa aksesoris kediaman Duke.
"Samakan pesananku dengan kalian, aku memesan kopi untuk minumanku." kata Aidan kepada para pengawal nya.
"Baik tuan!" kata komandan menyetujui karna dirinya juga tau tuan mudanya tidak terlalu mengerti hidangan dikedai-kedai seperti ini karna hampir tidak pernah mengunjunginya.
--
Aidan dan rombongan nya sudah selesai dengan acara makan nya.
"Tuan muda apakah kita akan langsung melanjutkan perjalanan?" kata salah satu pengawal.
"Ya, sebaiknya kita bergegas untuk menyingkat waktu." balas Aidan
"Baik tuan muda, ayo kita berangkat!" balas komandan pasukan mengerti dan memerintahkan pasukan nya untuk kembali bergerak.
***
Ok kita kembali lagi ke Achlys yang jyga sedang beristirahat sejenak dan mengamati wilayah pasar yang akan dikelolanya untuk sementara waktu.
Achlys POV**
Aku sedang melihat-lihat keadaan disekitar pasar yang dikelola oleh kediaman Duke. Pasar disini bahkan masih saja ramai walau waktu sudah semakin siang.
Kebanyakan orang pasti akan melirikku dan melemparkan tatapan tidak sukanya kepadaku tapi ada jyga yang memilih bersikan acuh dan abai.
Bruk
Auch!Tiba-tiba ada sesuatu yang menabrak kaki ku hingga aku nyaris saja terhuyung jatuh.
"Maaf nona, aku tidak berhati-hati." cicit suara seorang anak kecil
Ternyata itu adalah seorang gadis kecil mungil yang menabrak ku.
"Hm, kau baik baik saja?" kata ku seraya menekuk lututku menyejajar kan tinggi nya.
Aku membantu anak itu bangkit dan mengusap gaun nya yang mungkin terkena debu, aku jyga mengecek beberapa bagian tubuhnya seperti kaki khususnya bagian lutut dan juga tangan bagian telapak dan siku kalau kalau ada luka disana.
"Terima kasih nona, aku baik-baik saja." balas anak itu tersenyum kecil
"Apakah kau mencari seseorang?" tanya ku kepadanya. Mungkin gadis ini termasuk salahsatu bangsawan menilai dari penampilan nya dan juga tuturkatanya.
"Hm, aku terpisah dari ibuku saat pegangan tangan kami terlepas tadi." jelasnya
"Begitukah? Siapa ibumu?"
Belum sempat anak itu menjawab pertanyaan ku, seorang wanita paeuh baya lebih dulu menghampiri kami.
"Yaampun Zesa, ibu mencarimu sedari tadi. Apakah kau baik-baik saja?" tanya wanita itu panik.
"Aku baik-baik saja ibu, kakak ini membantuku tadi!" katanya semangat seraya menunjukku
"Ah! Terima kasih nona, dan maaf merepotkan!" kata wanita itu kepadaku seraya membungkukan badan nya.
"Yah itu bukan masalah, kalau begitu aku harus pergi. Selamat tinggal hadis kecil!" kataku kemudian dan melangkah pergi sebab pandangan semua orang sedari tadi terus terarah kepadaku seakan aku sedang menindas mereka.
"Sampai jumpa lagi kakak!" pekikan gafis kecil itu yang masih bisa kudengar.
Sampai jumpa lagi? Kuarasa itu tidak akan terjadi.
Achlys POV end**
TBC
Heyyo guys jangan lupa vote and komen ok! Follow juga akun aku biar kalian selalu tau Update terbaru dari aku!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Decider {Second Life}
FantasiAchlys Quena Ponoi. Seorang gadis berusia 20 tahun yang harus terjebak pada tubuh gadis yang mempunyai nama yang sama dengan nya dengan umur dan kehidupan yang jauh berbeda darinya. Bagaimana cara Achlys menghadapi kenyataan yang menimpanya. Mampuka...