"Aku akan berjalan-jalan keluar sebentar."
Bukan nada meminta izin atau apapun bagi Achlys itu hanyalah sekedar pemberitahuan pada dua pria dihadapannya ini.
Mereka sedang melakukan sarapan pagi.
"Kau akan keluar sekarang?"
Duke tidak bisa menghentikan dirinya untuk mengangkat alis.
Aidan juga terheran dengan pernyataan tiba-tiba itu, 'tidak biasanya.'
"Kau memiliki tujuan khusus?"
Menghembuskan napasnya lelah tampak jengkel sekaligus.
"Aku hanya ingin keluar sebentar saja, mengapa sangat repot." gerutu Achlys
"Baiklah tapi aku akan mengirim pengawalan untukmu." putus Duke. Pun Achlys juga hanya diam, tidak menolak ataupun menerima.
***
Pada akhirnya, disinilah Achlys sekarang. Berada ditempat sepi yang berada dipinggiran pasar setelah mengelabui pengawal yang diberikan Duke untuknya.
Dia lalu mengenakan jubah hitam bertudung yang muncul digenggaman tangannya. Kemudian dia secara tiba-tiba langsung menghilang tanpa jejak seolah dia tidak pernah berada disana.
Dia lalu muncul kembali didepan sebuah bangunan megah bercat putih gading di dinding-nya dengan beberapa bagian yang diukir dengan ornamen emas.
Semua orang yang berlalu lalang disitu selalu mengenakan pakaian putih gading yang serupa.
Diantara mereka tidak sedikit yang melirik Achlys yang sangat mencolok keberadaannya setelah memasuki bangunan itu.
Dan tentu saja Achlys hanya berjalan dengan acuh dan angkuh melewati mereka yang hanya memperhatikan tanpa ada niatan untuk sekedar bertanya atau mengusirnya.
Dia sudah menentukan tujuannya. Disebuah ruangan yang tertutup oleh pintu berwarna coklat keemasan dengan simbol tertentu yang berada dibidang datarnya.
Dia lalu mengarahkan tangannya ketika cahaya biru berpendar melalui telapak tangannya dan membuka pintu dihadapannya dengan mudah.
Srak
Menarik.
Dia langsung disambut oleh bilah tajam yang terbuat dari angin setelah berhasil membuka pintu.
"Beginikah sambutanmu untukku."
Achlys mengeluarkan suara dengan rendah.
Seseorang yang berada dalam ruangan itu tampak terbelalak saat Achlys membuka tudung jubahnya.
"K-kau?!"
Tampaknya dia tidak bisa menahan keterkejutannya saat melihat Achlys. Berbagai ekspresi rumit tercetak diwajahnya.
"Apakah kau akan terus bersembunyi dan hanya menguntitku dari kejauhan–"
"–IBU?"
Saat Achlys mengatakan kalimat itu angin langsung berhembus kencang disekitar keduanya menerpa wajah dan juga surai keduanya yang mirip namun juga berbeda secara bersamaan.
Mata merah gelap milik Achlys menatap penuh makna pada netra unik milik Ibunya itu.
"B-b-bagaimana bisa." raut tidak percaya masih nampak jelas diwajah wanita yang masih terlihat sangat muda itu. Parasnya masih cantik dengan tubuh yang propolsional seolah tidak menunjukkan bahwa dia telah mempunyai anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Decider {Second Life}
FantasyAchlys Quena Ponoi. Seorang gadis berusia 20 tahun yang harus terjebak pada tubuh gadis yang mempunyai nama yang sama dengan nya dengan umur dan kehidupan yang jauh berbeda darinya. Bagaimana cara Achlys menghadapi kenyataan yang menimpanya. Mampuka...