Dibelahan bumi yang lain, tampak seorang pria berumur kisaran 35 tahunan sedang menatap pemandangan langit yang luas dari sebuah ruangan digedung pencakar langit yang tinggi. Surai hitam legamnya tersisir rapih, setelan kantornya yang berwarna hitam melekat pas di tubuh kekarnya. Dia menggenggam sebuah pigura foto dengan foto seseorang tertentu yang dia belai dengan lembut menggunakan jari-jarinya. Pandangan matanya menyendu dengan berbagai emosi disana.
"Apakah yang tertiulis tidak dapat diubah lagi? Ini sungguh berat...sangat berat." gumamnya dengan mata yang terpaku pada pigura digenggaman-nya.
***
Achlys sekarang tengah berada diruang kerja Duke Adler ayahnya dengan Aidan yang juga berada disana. Tentu saja pria itu menanyakan tentang apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana Achlys bisa melakukan semua itu. Sudah 3 hari sejak kejadian itu. Duke pikir dia akan membiarkan Achlys sendiri yang datang padanya dan menjelaskannya tanpa dia pinta. Tapi Achlys bahkan tidak mau membicarakan apapun apadanya, pun Aidan juga sama-sama bungkam mengenai hal itu.
"Ayah, anda tidak perlu khawatir. Dari pada itu, lebih baik jika ayah dapat mengirimkan saya guru yang lebih mahir untuk melatih saya. Saya harus berlatih dengan giat agar kejadian ini tidak terulang kembali." Aidan mencoba mengalihkan perhatian Duke yang sejak tadi masih mencoba membuat Achlys berbicara. Tetapi dia juga serius dengan perkataannya dia harus menjadi lebih kuat agar kejadian seperti ini tidak akan terjadi lagi.
Duke menghela napas gusar,"baiklah akan ku lakukan. Dan Achlys, aku mengundangmu kemari bukan untuk hal itu saja. Ada undangan pesta minum teh yang diadakan oleh putri dari madam Vlorence, guru etikamu." Duke menyodorkan sebuah amplop berwarna putih dengan stempel bunga Violet kepadanya.
Achlys mengerutkan alis sejenak. "Untuk apa undangan ini?"
"Undangan itu untuk melajukan pesta minum teh dengan para Lady lainnya. Tentu saja bukan pesta minum teh biasa, melainkan ajang peperangan dan saling menjatuhkan dengan perkataan mereka yang jelewat tajam. Mereka juga pasti mengundangmu untuk mengorek informasi mengenai penyerangan itu dan membuatnya menjadi bahan gosip panas dikalangan masyarakat maupun para bangsawan." Aidan menjawab kebingungan Achlys
"Oh seperti itu rupanya. He~ sepertinya menarik." seringai licik Achlys kembali terbit kala membayangkan hal-hal menyenangkan dikepalanya
"Jangan berulah terlalu banyak Achlys." Duke sudah tau sekali sifat Achlys itu seperti apa. Dia pasti akan membuat kekacauan disana, dia hanya bisa mencoba mencegah kekacauan yang mungkin akan besar jika itu Achlys yang membuat.
Seringai Achlys semakin lebar,"tentu, tentu. Aku harus bersikap ramah kepada mereka karena sudah mau mengundangku keacara itu."
***
Siang ini Achlys sudah bersiap-siap menuju pesta teh yang diadakan oleh putri dari guru etikanya itu. Dia sudah siap dengan gaun panjang berwarna merah darah dengan berbagai macam mutiara dan juga berlian serta batu-batu langka yang menghiasinya. Rambutnya dia gerai kebelakang dengan bagian sisiannya yang dikepang lalu disatukan dengan penjepit rambut dan hiasan pernak-pernik rambut yang dibuat menggunakan batu ruby yang serasi dengan gaunnya, dileher jenjangnya juga melingkar kalung batu ruby yang sama dengan desain yang sangat cantik dan elegan, kalung itu sangan kontras dengan bahu putihnya yang terekspose akibat dari gaunnya yang bermodel bahu terbuka. Dia juga menggunakan sepatu hak berwarna merah darah dengan hiasan mutiara putih disekeliling nya.
Achlys memandang pantulan tubuhnya dicermin dengan puas. Dia sengaja berdandan dengan glamour untuk menunjukkan kuasanya yang lebih tinggi dari mereka. Dia tau betul apa saja kemungkinan yang akan terjadi disana.
"Sudah lama sekali nona tidak memakai gaun seperti ini lagi." Hera memecahkan keheningan yang terjadi antara keduanya. Achlys memandang Hera dipantulan cermin dengan senyuman miringnya
"Bukankah aku tetap cantik?" tanya Achlys dengan nada main-main
"Anda selalu cantik nona." balas Hera yakin
Pun Achlys langsung melangkahkan kakinya keluar menuju kereta kudanya. Tetapi lihat, dua pria berbeda umur itu juga berada disana ternyata.
Achlys berjalan dengan angkuh namun anggun menghampiri mereka. Tidak. Lebih tepatnya menghampiri kereta kuda yang akan membawa nya keluar.
"Kau akan pergi ke pesta minum teh atau pesta kerajaan." bukan pertanyaan yang diajukan oleh Aidan melainkan pernyataan. Melihat pakaian Achlys yang sangat heboh seolah akan mendatangi pesta besar, padahal gaya gaun yang dia pakai untuk pesta debut saja tidak senyentrik itu.
Achlys memutar bola matanya malas,"mengapa kau mengurusi cara berpakaian ku? " ucapnya ketus
"Itu karena kau aneh." celetuk Duke tiba-tiba yang langsung dihadiahi pelototan tak terima dari Achlys.
"Kalian para pria kaku mana mengerti selera wanita hah?!" Achlys mendecih sinis
"Sudahlah, daripada aku meladeni kalian lebih baik aku pergi sekarang. Ada banyak hal menarik yang menungguku, dah~" Achlys mengibaskan rambutnya angkuh seraya berjalan kearah kereta kudanya.
Dan begitulah jereta kuda akhirnya berjalan meninggalkan kediaman Rodriguez.
***
"Selamat datang nona Achlys. Saya harap anda menikmati suasana disini." rangkaian kalimat basa-basi itu menyambut nya ketika dia sampai diacara. Tentu saja sebagai tuan rumah putri madam Vlorence atau lebih tepatnya Bianca Vlorence menyambutnya.
Achlys menegakkan badannya angkuh dan menatap kesekeliling-nya. Acra ini dihadiri oleh sepuluh orang. Menariknya, tidak hanya para nona muda yang datang, melainkan para madam pengurus rumah tangga juga datang. Dia kira acara ini hanya akan berisi omongan kosong para nona muda manja itu. Tapi sepertinya dugaan-nya salah.
Acara ini....lebih menarik dari yang dia duga.
Achlys semakin berdiri angkuh dengan seringai samar dibibir-nya.
TBC
Apa kabar para readers kuh tercintahh?
Setelah sekian abad gue ngga up karena malas ngetik, akhirnya gue up lagi nih hehe😸
Selama ini gue terlalu asyik bacain cerita di Wattpad soalnya gue nemu cerita yang bagus-bagus banget dan seru, jadi gue malas mau ngetik lanjutan part karna draf gue habis hihihi
Oh iya, nggak kerasa yah lebaran tinggal beberapa hari lagi. Sehat-sehat terus readers...
Udah mau lebaran jadi kalian harus sehat, kalau ada yang lagi kurang enak badan semoga cepet sembuh yah. Lebaran nanti yang sakit harus udah sembuh biar kita bahagia sama-sama menyambut hari raya.
Do'a terbaik buat kalian readers.
See you next part😘
KAMU SEDANG MEMBACA
The Decider {Second Life}
FantasiAchlys Quena Ponoi. Seorang gadis berusia 20 tahun yang harus terjebak pada tubuh gadis yang mempunyai nama yang sama dengan nya dengan umur dan kehidupan yang jauh berbeda darinya. Bagaimana cara Achlys menghadapi kenyataan yang menimpanya. Mampuka...