O1 : Buaya Darat Aksara Nusa

99 11 1
                                    

Aksa menggaruk rambutnya bingung sembari menatap gadis di depannya yang masih saja menangis. Ia mendesah gusar, "Udah, lo nggak usah nangis, lo masih hidup. Kalau ada orang lewat ntar dikira gue yang ngapa-ngapain elo."

Shanum yang masih terisak segera mendongak, "Gue masih hidup? Badan gue lengkap?"

"Nggak, otak lo lepas."

Shanum menangis lebih kencang.

Aksa langsung gelagapan merasa bersalah. Cowok itu bingung, belum pernah menghadapi situasi seperti ini, "Udah jangan nangis," kata Aksa menenangkan, "Gue anterin pulang deh."

Shanum melirik cowok itu ragu. Aksa yang di tatap jadi mendelik, "Niat gue baik. Kalau nggak mau yaudah sana lo pulang sendiri." ujarnya sinis, "Asal lo tahu ya, sekarang jam dua belas malam. Lo udah nangis sejam dan gue jongkok nungguin lo dari tadi." lanjut Aksa jengkel.

Shanum mencebikkan bibirnya lantas mengangguk setuju. Aksa mendengus, segera mengambil tas Shanum disisi gadis itu.

Shanum yang berjalan gontai tanpa tenaga membuat Aksa menghembuskan nafas nya tak sabar. Cowok itu bergumam, "Mimpi apa gue ketemu cewek begini."

...

"Shanum Valerie! Darimana aja kamu?!"

Shanum mengabaikan panggilan mamanya, gadis itu tetap melanjutkan jalannya menuju kamar di lantai dua.

"Valerie!"

"Apa sih, Ma!?" Shanum menoleh, menjawab panggilan Mama dengan sarkas.

"Kamu dari mana?" tanya Mama menghampiri Shanum yang masih berdiri di anak tangga.

"Kabur lah." jawab Shanum enteng.

Mama menggeram tertahan, "Kamu tahu sekarang jam berapa? Jam dua malam, Valerie! Kamu dari mana!?" bentaknya, "Keluarga Barra tadi datang dan kamu malah kabur? Apa sih yang ada di pikiran kamu?"

Shanum berbalik, "Harusnya aku yang tanya begitu sama Mama! Mama waras nggak sih? Aku masih SMA!!" balasnya.

"Kamu nggak bakalan nikah sekarang! Mama cuma mau kamu tunangan dulu!"

"Ya, tapi aku nggak mau! Dimana-mana pernikahan itu atas dasar cinta, Ma. Aku gak cinta sama Barra, dan Barra juga nggak cinta sama aku!"

"Barra pasti bakal cintㅡ"

"Omong kosong! Mama bukan Tuhan yang bisa seenaknya ngomong begitu!"

Mama mencoba mengontrol emosinya perlahan. Ia menatap Shanum tajam, "Kamu pulang sama siapa tadi? Cowok pakai motor hitam." ucapnya membuat Shanum yang sudah melangkah jadi berhenti kembali, "Jangan pikir Mama nggak tahu, Valerie."

"Itu urusan aku, Mama nggak perlu sibuk-sibuk nyari tahu." balas Shanum dingin, kembali melangkah masuk menuju kamarnya. Menutup pintu kencang membuat Mama lagi-lagi menghembuskan nafas kasar.

...

Bandung. Kota kembang di pukul tujuh pagi ini lumayan cerah. Matahari sudah bersinar sejak tadi dengan semangat 45-nya. Padahal sekarang sedang musim hujan. Tumben.

Aksara Nusa pagi ini cukup sepi. Mungkin karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. Beberapa siswa masih terlihat di parkiran sekolah, baru datang. Juga siswa-siswa yang masih asik bermain bola di lapangan. Beberapa dari mereka ada yang duduk di bangku pinggir lapangan.

NeverthelessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang