"Lo nggak tidur ya, Sha? Mata lo kayak panda begitu."
Shanum mengangguk malas-malasan menanggapi pertanyaan Vio barusan. Benar, Shanum tidak tidur semalam karena menangis setelah bertengkar dengan bundanya. Ia menghela nafas lalu berdiri, "Gue lapar mau beli makanan dulu."
"Ke koperasi aja yang dekat."
Lagi-lagi Shanum mengangguk tak bertenaga.
Ia berjalan gontai menyusuri koridor sekolah, berkali-kali mengedipkan mata agar tidak mengantuk. Koperasi sekolah sudah terlihat di matanya. Shanum terus berjalan dengan mata setengah mengantuk.
Bruk!
"Mata lo dimana sih!?"
Shanum mendongak menatap Aksa yang ditabraknya barusan. Ia berusaha berdiri tegak namun kelewat lemas membuat Aksa segera memegang bahunya.
"Lo sekarat? Sakaratul maut?" tanya Aksa asal. Ia makin panik saat tersadar bahwa Shanum pingsan, "Heh, anjing, bangun dong! Ah, sial."
Mau tak mau Aksa membawanya ke UKS.
...
"Shanum!"
Gadis yang dipanggil namanya terlonjak kaget. Bagaimana tidak, ia baru saja sadar dari pingsannya dan langsung dikejutkan dengan teriakan dua temannya.
"Lo gapapa? Mana yang sakit?"
"Kepala gue mau pecah denger teriakan lo!" seru Shanum sebal, "Gue gapapa jadi jangan berisik, oke? Ini UKS kalau kalian lupa."
Caca mendecak tak setuju, "Harusnya lo bilang kalau sakit! Harusnya lo bilang kalau belum makan!"
"Iya-iya, astaga, pecah beneran kepala gue lama-lama!"
Vio memukul lengan Caca agar gadis itu diam. Ia berdehem, "Tadi.. si Aksa yang ngasih tahu kalau lo pingsan. Dia yang bawa lo kesini?"
Shanum diam berusaha mengingat, "Oh, iya, dia kayaknya. Gue ketemu dia pas mau belok ke koperasi."
Vio dan Caca jadi saling tatap lantas kompak menganggukkan kepala membuat Shanum mengerutkan kening bingung.
"Kalau ada apa-apa cerita ya, Sha. Apapun itu bakal gue dengerin." ucap Vio.
"Sekalipun ceritanya nggak masuk akal bakal tetap kita dengerin kok." tambah Caca membuat Shanum makin kebingungan.
"Hah? Apaan sih?"
Vio menggelengkan kepala, "Udah, sekarang lo makan dulu. Lo nggak sarapan kan tadi pagi?"
Caca mengangguk semangat sembari mengangkat sebuah cangkir teh, "Gue bikin teh spesial buat lo!!"
Shanum melirik gadis itu, "Lo.. nggak salah masukin garam ke dalamnya kan?"
"Nggak, Sha! Kali ini enak, percaya sama gue!"
Shanum menghela nafas lega lalu tersenyum kecil, "Thanks ya."
...
"Kalian pulang berdua lagi?" tanya Shanum pada dua sahabatnya itu.
"Yoi! Vio sekarang jadi penumpang tambahan supir gue!" jawab Caca merangkul Vio disebelahnya.
Vio tertawa mendengarnya. Gadis itu menatap Shanum, "Lo pulang sama supir kan? Kayak biasa?"
Shanum berdehem sebentar, "Gue rencananya mau ke resto mama gue dulu sih jadi nanti supir gue jemputnya disana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nevertheless
Fanfic[ ON-GOING ] Shanum pikir, pertemuannya dengan Aksa di jam sebelas malam itu adalah pertemuan yang pertama dan terakhir baginya. Tapi siapa sangka, Shanum malah menyeret Aksa yang tidak tahu apa-apa ke dalam masalah pribadinya. "Please, kali ini aja...