Shanum turun dari mobil, berbicara sebentar dengan supirnya dan tak lupa mengucapkan terima kasih. Kemudian berjalan memasuki gerbang sekolah. Parkiran cukup ramai membuat Shanum melirik sana-sini siapa tahu bertemu Caca atau Vio.
"Sha, minggir!"
Gadis itu menoleh mendengar suara Vio dibelakangnya. Matanya melebar sempurna saat motor hitam besar milik Aksa melaju melewatinya. Shanum segera bergeser dengan Vio yang berlari menyusulnya.
Aksa memarkirkan motor kesayangannya lantas membuka helm. Ia melirik Shanum dan Vio yang kini menatap sinis ke arahnya.
"Kalau bawa motor tuh pelan-pelan!" teriak Vio kesal.
Aksa hanya menyeringai kecil segera masuk ke dalam gedung sekolah.
...
"Pesen apa lu?"
"Nasi goreng."
"Pesenin gue dong!"
"Apa, nyet?"
"Biasa!"
Aksa sedang fokus menatap ponsel, membalas beberapa pesan dari gadis-gadis yang menanyakannya. Detik setelahnya, Eric bertanya Aksa ingin memesan apa. Cowok itu menjawab pendek dengan Eric yang segera berbalik bergabung dengan yang lain.
Aksa mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Matanya menangkap sosok Shanum yang sedang makan siang bersama teman-temannya. Tanpa ba-bi-bu, ia segera menghampiri Shanum yang tampak kaget saat melihat Aksa yang kini duduk disebelahnya.
"Uhuk!" Caca tersedak melihat dua orang didepannya, "Ngapain lo?" tanyanya pada Aksa. Vio disampingnya juga menanyakan hal yang sama. Dua gadis itu jelas tahu kalau Aksa adalah buaya darat yang senang menggoda siswi-siswi Aksara Nusa. Mereka tidak mau kalau sampai Shanum menjadi target Aksa selanjutnya.
"Duduk," jawab Aksa santai. Ia mendekat pada Shanum, "Karena gue udah disini. Sekalian aja ya?"
Shanum jadi mengerjap-ngerjap bingung. Apa-apaan? Kenapa Aksa.. jadi sok manis begini?
"Terserah lo." balas Shanum seadanya.
Aksa tersenyum senang, ia meneriaki Eric yang sedang mencari kursi kosong untuk makan siang, "Ric! Punya gua jangan dibayar dulu!"
"Lah, napa?"
"Tinggal lakuin ribet banget lo nanya nanya!?"
"Dih, santai!"
Aksa beranjak dari duduknya, ia berbisik pada Shanum, "Thanks."
Caca dan Vio kompak membuka mulut mereka. Juga Shanum yang mengernyit heran dengan tingkah cowok satu itu. Yang kemudian ia tersadar. Seluruh pasang mata sedang tertuju padanya sekarang.
...
"Aksa!"
Mendengar namanya di panggil, cowok itu menoleh. Ada Shanum sedang berdiri beberapa meter didepannya. Teman-temannya yang lain jadi menyoraki membuat Aksa tersadar bahwa Shanum adalah salah satu siswi populer di angkatannya.
Aksa mengibas-ngibaskan tangannya menyuruh yang lain untuk pergi duluan. Lalu ia melangkah menghampiri Shanum dan bertanya, "Kenapa?"
"Kenapa lo nyamperin gue tadi?"
Aksa memiringkan kepala, "Ya, karena lo punya hutang sama gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nevertheless
Fanfiction[ ON-GOING ] Shanum pikir, pertemuannya dengan Aksa di jam sebelas malam itu adalah pertemuan yang pertama dan terakhir baginya. Tapi siapa sangka, Shanum malah menyeret Aksa yang tidak tahu apa-apa ke dalam masalah pribadinya. "Please, kali ini aja...