14 : Semua Untuk Bunda

37 7 0
                                    

Olimpiade yang diikuti Shanum dilaksanakan hari ini. Selain Shanum, ada dua orang lain yang juga ikut serta. Dan Jeno termasuk didalamnya. Halaman gedung perlombaan terlihat ramai. Beragam macam penjual makanan ada didekat gerbang masuk. Peserta olimpiade baru saja keluar dari dalam gedung, menandakan mereka sudah selesai berkutat dengan soal-soal diatas kertas.

Shanum, Jeno dan Laras duduk bersama rombongan guru pendamping yang kebetulan sedang berkumpul di pinggir halaman. Duduk-duduk santai menikmati makan siang mereka.

"Aksa nggak dateng?" tanya Jeno tiba-tiba.

"Hah?" Shanum menoleh bingung, "Dia kan sekolah?"

Lokasi olimpiade mereka memang tak jauh dari Aksara Nusa. Sangat memungkinkan untuk siswa-siswi yang ingin datang melihat. Namun, selain peserta olimpiade, seluruh siswa Aksara Nusa tetap sekolah seperti biasa.

"Bisa aja dia bolos demi lihat lo," balas Jeno santai, "Kan lo ceweknya."

"Oh.." Shanum mengerjap membasahi bibir, "Iya ya."

Pengumuman pemenang dilaksanakan jam empat sore membuat para peserta mau tak mau harus menunggu disana. Shanum yang baru selesai membeli makanan bersama Laras di dekat gerbang masuk mengerutkan kening melihat motor Aksa masuk ke dalam halaman diikuti beberapa motor lainnya dibelakang.

Mereka menghampiri Jeno heboh, merangkulnya lalu bersorak-sorai membanggakan lelaki tersebut padahal pengumuman pemenang belum juga keluar.

"Ini," Aksa menyerahkan sebuket bunga ditangannya pada Shanum membuat gadis itu mengerjap bingung bertanya.

"Buat siapa?"

"Lo lah."

Shanum mengambilnya dengan ragu, "Gue kan belum tentu menang."

"Gapapa," balas Aksa santai, "Sama-sama."

Gadis itu mencibir, "Iya, makasih."

Yang lain menyoraki ramai menggoda dua orang tersebut. Aksa mendecak, mengumpati teman-temannya agar menutup mulut. Lea yang hadir disana ikut tertawa melihatnya.

"Aksa baik ya?" tanya Lea saat Shanum beringsut duduk disampingnya.

Shanum menoleh, "Eh, iya." jawabnya singkat.

Lea tersenyum kecil, mengusap kepala Shanum sekilas, "Baik-baik ya kalian berdua."

Shanum hanya bisa mengangguk kaku.

...

Shanum meraih juara dua di olimpiade nya kali ini. Gadis itu pulang membawa piala dengan senyuman bangga. Membuat Lea memeluknya erat membisikkan kata selamat.

Jeno dan Laras juga meraih kemenangan mereka di kategori lomba yang berbeda. Lea sebagai kepala sekolah memutuskan untuk mentraktir semua anak muridnya yang ada disana.

"Widih! Boleh banget, Bu!" sahut Eric semangat, diikuti dengan sorakan yang lain, "Apa aja yang penting kenyang!"

Mereka pergi ke sebuah restoran ternama membuat Eric dan yang lain berdecak kagum membayangkan sekaya apa ibu kepala sekolah mereka.

Memesan menu terbaik, tak lupa Lea kembali memberi selamat kepada tiga muridnya yang memenangkan olimpiade kali ini. Ia juga berpesan agar ketiganya tetap mempertahankan prestasi mereka. Syukur-syukur yang lain juga bisa mengikuti.

Aksa yang sejak tadi hanya duduk diam kini menunduk menerima sebuah telepon dari adiknya. Matanya sukses membulat sempurna saat mendengar Sila bicara. Kemudian berdiri segera meraih kunci motornya di meja berlarian ke arah parkiran. Membuat Shanum yang duduk disebelahnya jadi berteriak menanyakan namun tak digubris. Lea didepan sana juga ikut memandangi cowok itu bingung.

NeverthelessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang