off mendorong gun ke belakang membuat lelaki yang didorongnya tersandung kursi dan mengakibatkan jatuh ke samping tanpa off sadari ada tangga pendek yang membuat kepalanya terbentur tangga.Sing dan Tay yang tadinya melihat itu tidak ingin ikut campur tetapi saat melihat gun yg sudah jatuh kelantai itu membuat mereka menghampiri mereka.
Disitu hanya Tay yang tau bahwa itu adalah gun,, tetapi berbeda dengan sing ia tidak tau apa-apa bahkan ia baru pulang dari New York berniat untuk mengunjungi sahabat nya, tetapi ketika ia sampai ia melihat off yang sedang bertengkar dengan seseorang yang memakai masker membuat ia tak mengenali bahwa itu adalah adiknya sendiri.
Tay menahan off yang ingin mendekati gun "Kau sungguh keterlaluan off,, dia juga manusia kenapa kau menjadi berubah seperti ini"
"Hey kau tak apa?" tanya sing kepada lelaki itu sambil menyanggah kepala gun di pahanya,, gun mengenali suara itu dan samar-samar ia melihat bahwa itu adalah kakaknya,, gun menggerakkan tangannya berusaha memegang tangan pria yang menolongnya itu.
"P-phii" ucap gun setelah berhasil memegang tangan lelaki itu sebelum akhirnya matanya benar-benar tertutup.
Sing melihat gelang di tangan kecil yang memegang tangannya itu, ia mengenali jelas bahwa gelang itu gelang yang ia belikan untuk gun.
Sing membuka masker yang menutupi wajah lelaki didepannya itu,, tak bisa dipercaya dengan apa yang dilihatnya bahwa itu adalah gun adiknya sendiri.
Terlihat jelas tubuh yang penuh dengan memar itu dan bahkan di ujung bibir nya ada luka yang berarti itu bekas tamparan yang sangat keras di pipi nya dengan dahi yang mengalir darah segar membuat sing marah kepada off.
"BRENGSEK KAU APAKAN DIA OFF" ucap sing menatap off terlihat wajah sing yang kini memerah akibat menahan amarahnya.
Sing menggendong adiknya menuju lift dan membawanya ke kamar yang ada di ruangan off.
Tak lupa Tay dan Off pun mengikuti sing sesampainya di kamar ia meletakkan gun di kasur dan dengan telaten ia yang mengobati luka-luka gun dan juga mengobati dahi gun yang kini dan penuh dengan darah yang sudah mengalir sampai ke lehernya,, tak lupa ia membalut perban di kepala gun dan membersihkan rambut serta wajah gun yang terkena darah.
Disaat mengobati ujung bibir gun,, gun terbangun dan meringis merasakan perih saat obat itu mengenai ujung bibirnya. Gun terbangun dan melihat sing yang di sebelahnya.
"Phii Sing.." ucap gun yang langsung memeluk kakaknya itu.
Di satu sisi off yang melihat gun memeluk sing merasa panas dan bahkan hampir memisahkan mereka tetapi di tahan oleh Tay.
"Kau sudah bangun bagaimana apa ada yang sakit apa perlu ku panggilkan dokter" ucap sing khawatir tetapi di balas gelengan oleh gun.
"Aku sangat merindukanmu phii,, kau tak pernah pulang" ucap gun yang tanpa sadar air matanya turun karena sangat merindukanmu kakaknya ini.
"Ohoo,, ayolah baru 3 bulan yang lalu aku pergi jangan seperti aku akan mati" ucap sing yang melepas pelukannya itu dan menghapus air mata adiknya itu.
"Tapi itu sangat lama" ucap gun memeluk kakaknya lagi,, gun memang sangat manja pada kakaknya.
"Apa papa tak memberitahu mu jika aku pulang?" Pertanyaan sing dapat gelengan oleh gun.
"Aku tak membuka hp ku phi jadi aku tidak tau"
"Baiklah aku akan disini lebih lama,, aku sangat merindukanmu tapi kenapa harus aku yang melihat keadaan mu seperti ini" sebenernya ia merasa gagal tidak bisa menjaga adiknya dengan baik.
"Apa ada yang sakit kau terluka cukup banyak" tanya sing yang merasa jika gun semakin lemas.
Gun mengangguk "kepala gun sakit phii rasanya seperti hampir pecah"
"Istirahatlah kau aman bersama ku" ucap sing tersenyum sambil mengusap kepala adiknya itu dan diangguki oleh gun.
Gun kembali tidur ia tak berniat untuk berbicara dengan off karena ia masih takut jika off akan menyakitinya lagi.
Sing pun menelfon racha dokter pribadi off sekaligus teman mereka untuk memeriksa keadaan gun.
Saat ini mereka bertiga keluar dari kamar dan masih berada di ruang kerja off.
Setelah mereka saling tatap satu sama lain sing langsung memukul wajah off.
"Apa yang kau lakukan padanya off" ucap sing yang berhasil memukul off sambil mencekal kerah kemeja yang off pakai.
"Kenapa kau tak suka" ucap off santai.
"Bodohnya aku tidak tau bahwa orang yang dia suka selama ini adalah teman ku sendiri" ucap sing menekan kata teman.
"Kau tak suka aku memukulinya karna dia jalang mu,, ohh pantas saja kau menerima pelukannya,, dasar jalang murahan" ucap off diikuti smrik di bibirnya yang membuat sing makin marah terhadap off.
Sing memukul wajah off terus menerus yang membuat Tay harus memisahkan mereka.
**pukul aja sing pukul gue sebagai yg buat cerita juga ikut kesel 😤😤
"Jaga ucapan mu off dia adikku" ucap sing.
"Hah.." ucap off dan Tay serempak. Mereka memang mengetahui jika sing mempunyai adik tapi tak disangka ternyata adik sing adalah gun.
"Jangan karna kau menyukainya dan kau membelanya sebagai adikmu" ucap off yang tak percaya jika gun benar-benar adiknya.
"Apa maksud mu" Rahang sing mengeras mendengar kata itu ia ingin sekali memukul off, tetapi hal itu terhenti karna ada yang menelfon off.
"Hallo ma" ucap off. Off, Tay dan sing sudah seperti keluarga, bahkan mereka memanggil mama dan papa tidak dengan om dan tante.
"Hallo off apa sing disana mama telfon dari tadi tidak diangkat" ucap Mook di dalam telfon itu, handphone sing berada di kamar ia meletakkan handphone itu di nakas tetapi dalam keadaan silent sehingga tidak menggangu tidur gun.
"Disini ma bicara saja" ucap off yang mempersilahkan untuk bicara.
"Sing apa kau sudah menemui gun?......
....................#....................
‼️Mohon untuk adegan kasar tidak ditiru ya teman teman cukup membaca saja jangan kalian contoh 🥺‼️
Jangan lupa vote 🌟😉🥰😚
KAMU SEDANG MEMBACA
could never happen
Novela Juvenil(End) Seorang lelaki mungil dan cantik bernama gun selalu berusaha untuk meluluhkan hati seorang Off Jumpol yang berhati dingin,,, dan bertahan dalam sifat kekasaran seorang tuan muda yang ia cintai yang tak lain adalah teman kakaknya sendiri.