17

210 21 0
                                    

Pagi ini gun terbangun karena merasakan perutnya yang tidak nyaman, gun yang gelisah itu pun membuat off terbangun.

"Kau kenapa gun, ini masih sangat pagi dan kau sudah terbangun"

"Perut gun sakit hikss.......rasanya sangat sakit hikss....."

"Kenapa, kenapa sakit" tanya off panik.

"Huhuhu.....hiks.... perut gun sakit"

" Shuttt.....jangan nangis baby" ucap off menenangkan gun namun tetap saja rasa sakit di perut gun tidak juga hilang.

Off pun mengambil hp nya dan langsung menelfon racha.

"Ck, shia off ini masih jam 3 dan kau menelfon ku" ucap racha yang merasa terganggu.

"Perut gun sakit saat ini apa itu bermasalah dengan kandungannya" tanya off.

"Apa hamil" kaget racha

"Hmm baru satu minggu usianya, aku harus bagaimana apa aku perlu membawanya ke rumah sakit"

"Tidak tidak tidak kau cukup suruh gun untuk relaks jangan panik, itu hanya kram perut, biasa terjadi saat hamil, kau bisa mengelus perutnya, kau kan ayahnya"

"Hmm oke terimakasih" ucap off memutuskan sambungan.

"Gun tenang baby kau harus relaks jangan menangis" ucap off membenarkan posisi gun.

Kini gun terduduk dan bersandar pada sandaran tempat tidur.

"Apa sakitnya sudah mereda" tanya off yang sedang mengusap perut gun.

"Emmm sudah tidak sakit lagi huh"

"Itu karna dia ingin di elus ayahnya" ucap off, gun mendengus sebal.

"Kau bukan ayahnya ini anakku" ucap gun menyingkirkan tangan off dari perutnya.

Off menghela nafasnya sedikit kasar.

"Apa kau masih marah dengan ku, aku minta maaf, aku selalu menyakitimu, bahkan mungkin aku tidak bisa menjadi ayah yang baik"

Sebenarnya gun tidak marah dengan off tapi dia hanya sedikit kesal waktu itu bagaimana tidak ia melihat off yang mencium davika.

"Emmm gun tak marah gun hanya sedikit kesal waktu itu"

"Apa kau mau berbaikan denganku, aku rindu kau memanggilku papi" tanya off dan diangguki gun dan off tersenyum.

"Kalau gitu ayo sekarang kita tidur besok kita akan jalan-jalan"

"Oke khap papi"

Mereka pun tidur kembali dengan off memeluk gun

"Emm papii bukankah ini terlalu dekat" ucap gun yang merasa off terus mengeratkan pelukannya.

"Aku hanya tak ingin kau pergi lagi" ucap off lalu mencium puncak kepala gun.

Mereka pun tertidur dengan off yang terus memeluknya dan kepala gun berada leher Off bahkan off bisa merasakan nafas hangat yang keluar dari lelaki mungil itu.

Siang ini mereka bangun dan pergi jalan-jalan gun membeli banyak cemilan dan es krim semua di lahap habis olehnya, dan saat waktunya pulang off membelokkan mobilnya ke arah yang berlawanan, off ingin membawa gun ke rumah orangtua off.

"Kenapa kita kesini papi"

"Apa kau tidak rindu kepada Mae dan Pho"

"Emm kalau begitu ayo kita kesana"

"Aku juga ingin memberitahu mereka jika mereka akan mempunyai cucu"

*Deg

Gun terdiam sejujurnya ia masih sangat takut jika mereka tidak bisa menerimanya.

could never happenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang