"akhh pe-perut ku...hiks....akh hah hah sa-sakitt"
"O-obat obat obatku aku butuh obat" ucap gun keluar dari kamar mandi dan menuju ke kamar nya dengan tangan yang memegang perutnya.
Kini perutnya sangat sakit ditambah dengan nafasnya yang semakin sesak, ia berfikir mungkin karena menangis terlalu lama.
Gun mengambil botol Pill obat, sebenarnya dia mengambil sembarangan obat karena dia hanya ingin menghilangkan rasa sakitnya, dia berjalan ke dapur untuk mengambil air.
Dengan tangan gemetar dia menuangkan pil ke tangan nya dan kini terlihat ia menggenggam pil sangat banyak tanpa menunggu lama ia menelan semua Pill yg ada di tangan nya.
Gun merasa lebih lega setelah meminum Pill itu rasa sakitnya kini tak terasa lagi.
Saat melihat gelas di tangan gun, gun pun memecahkan gelas itu dengan memukulkannya ke lantai membuat pecahan itu berserakan di lantai.
Mengambil pecahan yang runcinng menggenggamnya dengan erat dan dengan tangan yang bergetar mengarahkannya ke tangan kiri gun.
Off mencari kunci mobil nya namun tidak ada dia mengingat mungkin kuncinya jatuh saat ia memukul oab tadi.
Off pun kembali ke dalam apartemen gun untuk mengambil kunci mobil nya, sesampainya di apartemen gun terlihat pintu yang masih terbuka lebar, kini ia masuk mencari kunci tersebut tanpa ingin bertemu dengan gun.
Saat melihat kuncinya ia juga melihat ada pecahan kaca, off mengambil kunci nya dan mengambil pecahan kaca tersebut, ia memperhatikan kaca tersebut sampai akhirnya ia menoleh karena mendengar suara isakan.
"Gunn apa yang kau lakukan" ucap off menghampiri gun dan membuang pecahan kaca dari tangan gun, kini gun menatap off dengan senyum.
"Kau kembali papii hiks... perut gun sangat sakit hiks.... sakit sekali papiii hiks..." ucap gun yang langsung bersandar ke tubuh off lalu memeluk pria itu off hanya terdiam.
"hiks... ja-jangan pergi hikss... g-gun sayang pa-papiii hiks...maaf gun nama hiks...gun minta maaf" ucap gun kini terlihat sangat berat mengucapkan nya, bagaimana tidak kini rasa sakit di perutnya berganti dengan rasa sakit di kepalanya ia sangat tersiksa dengan rasa sakit di kepalanya.
Off hanya mendengar suara nafas yang tak teratur dan sesekali terdengar suara batuk dari lelaki mungil didepannya itu, namun off tak menanggapi hal itu, kini suara nafas yang sangat lemah ia kira gun tertidur namun dugaannya salah.
Off baru melihat jika ada botol Pil di samping gun yang jaraknya tidak lumayan jauh, off sedikit kesusahan saat mengambilnya, dan kini terlihat botol itu kosong.
Off mengerutkan keningnya bingung saat melihat botol Pil penenang yang biasa di kamar gun kini tergeletak di lantai dapur dengan isi yang sudah kosong.
Sampai matanya tertuju kepada beberapa pil yang berserakan di lantai, off mengambil satu pil itu.
"Gunn?" off menarik gun kini terlihat gun yang lemas dengan mata yang hampir tertutup, kini banyak busa keluar dari mulutnya jangan tanyakan kini lantai dan baju off penuh dengan bercak darah yang dikeluarkan oleh tangan gun.
"Pa......piii" ucap gun sebelum matanya benar-benar tertutup.
Off langsung menggendong gun membawanya ke rumah sakit dengan mobil beruntungnya apartemen gun tidak jauh dari rumah sakit hanya sepuluh menit mereka sudah sampai di rumah sakit ia langsung meletakkan gun di brangkar rumah sakit yang di dorong oleh para suster masuk kedalam ruangan tepatnya di ruang ICU.
Sudah setengah jam berlalu dokter pun belum juga keluar dari ruangan tersebut, saat dokter itu keluar off langsung menanyakan keadaan gun.
"Bagaimana keadaannya dok apa dia baik-baik saja"
KAMU SEDANG MEMBACA
could never happen
Fiksi Remaja(End) Seorang lelaki mungil dan cantik bernama gun selalu berusaha untuk meluluhkan hati seorang Off Jumpol yang berhati dingin,,, dan bertahan dalam sifat kekasaran seorang tuan muda yang ia cintai yang tak lain adalah teman kakaknya sendiri.