Gun kembali pulang, saat ini gun pulang ke rumahnya, dia merasa hidupnya terasa sangat sepi, orang tua yang sibuk bekerja dan juga mereka melupakan kasih sayang untuk anak mereka, orang tuanya berfikir jika anaknya harus terpenuhi semua yang mereka mau, mereka hanya memikirkan uang tidak peduli dengan apa yang anaknya lakukan.
Gun merasa sangat bosan dia pun pergi ke kantor off mungkin hanya untuk berbicara untuk terakhir kalinya saja, gun meminta supir untuk mengantarkannya ke kantor off, selama di perjalanan gun hanya diam dengan pikiran-pikirannya, dia bahkan tidak menyadari bahwa sudah sampai.
"Sudah sampai tuan muda" gun hanya terdiam.
"Tuan" tetap hening kini sang supir menepuk tangan gun pelan.
"Apa tuan muda baik-baik saja, kita sudah sampai tuan" gun tersadar dengan satu buliran air menetes dari matanya.
"Gun gapapa pak, makasih kalau gitu gun turun dulu bapak bisa balik"
"Baik tuan"
Kini gun berjalan ke ruang Off dia masuk lift untuk ke lantai 8, namun saat ingin memencet tombol tiba-tiba ada seseorang masuk.
"Untuk apa kau kemari" ya orang itu adalah off.
"Bisakah kita bicara, mungkin ini terakhir kalinya aku berbicara dengan mu, aku hanya ingin kita berbicara sebagai kakak adik yang sedang akur, sebelum aku tidak punya waktu lagi" ucap gun tatapan kosong tanpa ekspresi.
"Apa yang kau maksud aku benar-benar tidak mengerti apa yang kau maksud"
"Bisakah kita berbicara di atas"
"Ini hampir hujan apa kau mau dirimu sakit, tidak kasihan kepada anak mu" ucap off membuat gun melihat perutnya, kini gun memegang perutnya memeluk perutnya sendiri.
"Ck baiklah kita berbicara di atas" ucap off final.
Kini mereka duduk di atas, duduk di lantai tanpa alas dengan terpaan angin yang membuat sejuk.
"Aku bahagia kau mau berbicara dengan ku lagi phi"
"Kau tau aku tak pernah merasakan kasih sayang selama hidup ku, hanya kau dan p'sing yang benar-benar memperhatikan ku" kali ini off diam membiarkan gun berbicara.
"Aku pernah sangat bahagia karena aku bisa merasakan kasih sayang darimu"
"Aku selalu berfikir kalo aku sudah tidak lagi berada di dunia ini, apa orang tuaku akan merasakan kehilangan atau mereka bahagia karena ga ada beban lagi yang harus mereka tanggung"
"Tidak pernah ada yang menanyakan aku capek atau tidak, kalaupun di tanya ya jujur aja capek, aku harapan terakhir untuk mereka, capek jika harus di paksa dan pada ujungnya selalu berakhir dengan keributan"
"Setiap apa yang aku beli selalu mereka ungkit walaupun itu hal kecil, apa sebegitu perhitungannya mereka denganku"
"Aku gak pernah berharap dilahirkan kalau hanya untuk di sakiti, aku selalu berharap akan ada takdir indah untuk ku nanti dan aku kira takdir itu kita tapi ternyata aku salah"
"Mereka siap memiliki anak tapi kenapa mereka sendiri yang menyakiti anaknya, aku selalu minta sama tuhan apa aku boleh minta satu hal yang saat ini aku pikirkan" gun tertawa kecil dengan tangis yang sedikit ia tahan
"Aku hanya berfikir apa aku bisa membuat mereka bahagia sebelum aku benar-benar pergi dari dunia, kau tau phi orang tuaku itu sangatlah baik tapi aku tidak ingin memiliki kehidupan yang sama seperti mereka"
"Apa aku segitu bodohnya di mata mereka, kenapa harus aku yang selalu dianggap tidak berguna, jika saja tuhan mendengar ku aku selalu bilang kalau aku capek"
"Aku selalu bertanya kepada tuhan kapan ini akan berakhir sampai kapan aku harus bertahan untuk hidup ini, kapan aku akan berhenti menjadi orang cengeng seperti ini"
Off dari tadi hanya diam mendengarkan setiap kalimat yang gun ucapkan, off tak pernah menyangka jika gun merasakan semua ini, off hanya melihat kalau gun adalah anak yang paling di sayang.
Off menarik gun kedalam pelukannya.
"Sebagai kakak yang baik kau boleh memelukku agar kau bisa merasakan kasih sayang lagi" ucap off dan gun pun ikut kedalam pelukan off, berusaha untuk menenangkan dirinya walaupun beberapa butiran masih saja menetes.
Setelah dirasa cukup gun melepaskan pelukannya.
"Kau bisa kembali phii aku sudah lebih baik, terimakasih untuk semua yang kau berikan untukku" ucap gun tersenyum dengan wajah memerah yang lembab.
"Kau yakin" tanya off memastikan dan di balas anggukan oleh gun.
Off pun pergi meninggalkan gun, off masuk ke ruangan nya ia ingin menelfon sing namun ia tak menemukan hp nya, dan ia baru teringat jika ia meletakkan handphone nya di lantai samping mereka duduk, off pergi ke ruangan tay untuk meminjam handphone.
"Tay pinjam handphone mu aku ingin menelfon sing"
"Ow peng handphone kau kenapa apa kau tidak punya pulsa untuk menelfon" tanya Tay mengejek.
"Ck berikan saja"
Tay pun memberikan handphonenya ke off, off pun menelfon sing.
"Tay carikan aku nomor oab" ucap off dan diangguki Tay.
"Hallo, kenapa Tay"
"Ini aku kau di mana sing"
"Ohh kau off aku sedang di bandara, aku menghubungi gun tapi hp nya tidak aktif"
"Gun bersamaku"
"Hmm syukurlah"
"Apa kau bersama mama papa
"Ya kenapa"
"Kumohon kalian ke kantor ku sekarang ada yang ingin ku bicarakan tentang gun"
"Ada apa dengan gun apa terjadi sesuatu dengannya"
"Kemarilah akan ku bicarakan nanti bersama mama papa juga"
"Hmm oke" ucap sing memutus sambungan.
"Kau sudah mencari nomor oab"
"Ini" ucap Tay membalikkan laptopnya.
Off mencatat nomor itu dan menghubungi nya.
"Hallo siapa ini"
"Bisakah kau datang ke kantor ku sekarang, ada hal yang ingin kubiarkan dengan mu"
"Kenapa harus denganku"
"Datanglah akan ku kirim kan lokasinya"
Oab mendapatkan pesan lokasi, sebenarnya oab sangat bingung mengapa ia harus bertemu off, oab pun pergi ke tempat off.
Balik lagi ke gun, saat off pergi ia kembali menangis, gun merasa hidupnya sangat berat, entah pemikiran dari mana gun berdiri berjalan menuju pagar pembatas beton lalu naik ke pagar pembatas itu.
Off yang selesai menelfon pun langsung kembali ke atas ingin mengambil hp nya yang tertinggal.
Satu langkah, dua langkah, sedikit demi sedikit langkah kecil itu menuju ke tepi gedung itu, satu langkah kecil lagi dia lakukan dan "GUUNNN......."
....................#....................
Menurut kalian gun lompat belum ya 🤔
KAMU SEDANG MEMBACA
could never happen
Teen Fiction(End) Seorang lelaki mungil dan cantik bernama gun selalu berusaha untuk meluluhkan hati seorang Off Jumpol yang berhati dingin,,, dan bertahan dalam sifat kekasaran seorang tuan muda yang ia cintai yang tak lain adalah teman kakaknya sendiri.