Happy Reading Guys
.
.
.
.
.2 bulan yang lalu sebelum pindah sekolah keadaan tidak sebaik sekarang. Hidup yang telah Kinan jalani seakan tak berarti. Dipermainkan oleh janji, tidak ada yang serius dalam pertemanan, dikhianati, dijauhi, bahkan dianggap sampah. Walaupun 1.000 kebaikan yang Kinan lakukan usaha tetap akan sia-sia hanya dengan 1 kesalahan. Perbuatan yang mereka anggap tidak akan bisa di perbaiki sekalipun itu dengan nyawa.
Apakah aku tidak pantas memiliki seorang teman?
Hanya karena nyaman bergaul dengan salah satu dari mereka lalu dengan mudahnya menganggap Kinan yang merebut. Kinan sadar bahwa tidak sebanding untuk masuk persahabatan itu.
Dilanda kesepian semakin beranjak dewasa dunia luar sangatlah keras. Pikir Kinan semakin bertambah usia tujuan akan semakin dekat ternyata tidak sesuai ekspektasi, nyatanya Kinan tidak bahagia. Tidak ada tempat untuk berpaling, berbagi cerita bahkan seseorang untuk mengadu pun sama sekali tak punya.
Kinan telusuri tiap jalanan pinggir kota tanpa tujuan memikirkan masalah yang tak berujung. Pada akhirnya langkahnya terhenti pada sebuah kerumunan yang meriah. Beberapa dari mereka menawarkan mengunjungi Festival yang mereka adakan di SMAN 1 Bandung.
"Apakah yang ku cari ada di sana? Sebenernya apa yang ku cari selama ini?
Tanyaku pada diriku. Ku coba langkahkan kaki dan benar saja, aku mendapatkan yang ku cari.""12 Juni 2022 kali ini ku nyatakan pemenang hati, waktu yang selalu ku ingat hingga kini. Farel Atmaja, ku temui dirinya saat aku hampir menyerah akan hidup."
Pandangan Kinan tertuju padanya yang tengah mempromosikan club basket di bidangnya. Lelaki berkulit putih berparas rupawan, tumbuhnya tinggi hingga saat Kinan memandang harus menengadah ke atas, binaran matanya seindah kilauan rembulan. Kinan terhibur melihatnya bermain serta bersenda gurau tertawa lepas mengeluarkan ekspresi dengan leluasa. Jika tertawa wajahnya ikut memerah bagaikan madu yang tak kunjung habis rasa manisnya. Kinan terpukau menatapnya ketika menyela keringat basah di sekujur tubuh sehabis bermain basket juga mengibaskan rambut menampakan jidat paripurna.
"Bisakah kamu berhenti sekali saja berdiri di hadapanku walaupun satu kata yang keluar dari mulutmu tapi ditujukan untukku. Pandanganku kagum melihat sosokmu yang sempurna dan betapa terkejutnya aku Tuhan langsung mengabulkan."
Lelaki itu berjalan ke arah Kinan dari kejauhan membawa sebuah mawar merah setelah membagikan beberapa bunga lainnya pada pengunjung hingga menyisakan setangkai mawar merah. Ia menatap Kinan dengan kedua matanya, menjulurkan mawar.
"Untukmu." Hanya seutas kata darinya tapi mengapa mampu menggetarkan hati. Kinan mematung menerima mawar. Melihatnya teringat seseorang yang pernah di kenal dulu.
"Sungguh cantiknya, tidak ada bunga yang lebih indah dari mawar. Aku menyukai mawar tapi kali ini istimewa karena ini darimu."
"Siapakah dia?
Siapakah pemenang hatiku ini?
Bisakah dia memberikan hatinya juga?
Mengapa aku merasa mampu menggapainya?
Aku tidak mengenalinya bahkan namanya saja aku tidak tau. Menyukai seseorang tanpa alasan dan perasaan yang tumbuh begitu saja itulah definisi cinta menurutku."Lelaki itu melalui Kinan seperti angin setelah menggenggam mawar darinya, wangi mawar dan aroma tubuhnya membuat Kinan tenang.
"Teruntuk lelaki rupawan pemilik senyuman termanis kaulah pemenang hatiku. diriku hanyut akan suaramu, cakrawala angan melayang memikirkanmu. Aku tertegun sejenak ketika menemukan mu diantara keramaian ingin ku langkahkan kaki menghampirimu, tapi lagi dan lagi terhenti karna mungkin kehadiranku tidak akan mengalihkan hatimu bahkan duniamu."
Dia sederhana dan apa adanya. Kinan suka caranya tersenyum walaupun senyuman itu tidak diutarakan untuk Kinan. Dan mulai saat itu ia memutuskan untuk mencintainya.
Hari-hari yang sulit sirna seketika, pada akhirnya semangat Kinan terlahir dan bertekad mewujudkan kembali impiannya untuk masa depan. Lingkungan yang baru dan orang-orang baru Kinan akan memulai lagi disini, di SMAN 1 Bandung.
***
Kinan jumpai lagi lelaki itu, dia yang menjadi semangat Kinan dan alasan tetep bertahan. Tapi kali ini beda, sosok yang Kinan lihat sangatlah berbanding terbalik dengan waktu Festival. Farel lebih tertutup dari dunia luar dan lebih sering mengamati alih-alih bergabung bersama yang lain. Kinan anggap beruntung pernah melihat kepribadiannya yang menarik kala itu, karena mungkin apapun yang dilakukan Farel terus membatasi sikap maupun interaksi terhadap orang lain. Walaupun begitu Farel termasuk incaran para wanita juga disegani banyak orang. Selain menyukai basket ku harap dia juga menyukaiku, ehmm mustahil.
Kinan beruntung lagi di hari pertama menemukan dia di kelas yang sama. Kinan berdiri di depan kelas pandangannya langsung menemukan Farel di ujung barisan. Bak kisah dongeng telah Kinan jumpai pangeran berkuda.
"Bolehkah aku yang menjadi sang putri?
Tentu, akan aku wujudkan kisah itu.
Kisah yang aku mulai tapi tak mampuku ulang. Kamulah tokoh utama dalam kisah yang aku ciptakan. Ku pastikan menang menaklukan dinding besi yang membentengi perasaan pangeran dalam kisahku."Sebagaimana langit harus dipandang sebagai langit mana boleh ingin menggenggamnya.
Segala yang berkaitan tentangmu walaupun menyakitkan namun candu.
Cerita yang singkat namun melekat, bukan takdir tapi ia sekedar hadir, juga bukan komitmen hanyalah semata-mata moment.
Cinta adalah seni melukis tanpa penghapus.
Terkadang waktu yang singkat menyimpan kenangan yang hebat.You Are
My Universal.
.
.
.
.Hai
Terimakasih ya sudah membaca.
Saya akan update setiap minggu.See you next part ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Time
Romance•Teruntuk Farel lelaki masa lalu, dan Kinan wanita sang pengagum hujan: •Dulu maupun kini tidak ada bedanya. Perasaan yang tak berubah pada orang sama, hanya waktu yang merubah keadaan. Farel hadir saat keduanya tidak saling mengenal satu sama lai...