| CHAPTER 16 | Bad Incident

15 7 0
                                    

Happy Reading Guys
.
.
.
.
.

Sudah beberapa saat Farel tak mendengar suara cewek yang seharusnya mengoceh paling nyaring sekarang. Ia memutar kepala ke belakang namun tak menemukan wujud yang di cari. Farel tertegun, mengapa Kinan tidak menyusul? Tapi ia berusaha tenang berpikir bahwa mungkin saja Kinan lebih dulu berjalan.

Farel mempercepat jalannya menyusuli Devan di barisan depan. "Van liat Kinan gak?" Tanyanya lirih berbisik.

"Enggak." Devan menggeleng lanjut bertanya, "emang kenapa? Bukanya sama lo?"

"Iya tadi, tapi gue tinggal." Kini Farel makin gelisah wajahnya berganti tegang.

"Napa lo tinggal? Kita udah bagi tugas kan sebelum pergi untuk saling jaga!" Devan semakin merapat pada Farel, ikut berbisik agar tak di dengar yang lain.

Farel menggigit sisi bibirnya. "Cerewet mulu tu anak," bela pada dirinya.

"Kinan itu cewek Rel, maasa lo tinggal gitu aja." Mata Devan terbelalak, bibirnya berkerut tak senang.

"Sekarang gini aja," ujar Devan sebisa mungkin berusaha tenang. "Lo cari Kinan tapi jangan sampai ada tau kalo dia hilang, biar gak ada yang ikut panik. Gue bakal tetep ngarahin yang lain pada tujuan awal, nanti gue hubungin pegawai vila untuk bawa beberapa orang buat cari Kinan juga," lanjut Devan menyusun rencana.

Farel mengangguk paham ikut bersikap tenang. "Guys kalian duluan!" Berlari ke arah berlawanan dengan cepat semabari melanjutkan ucapan,"ntar gue nyusul!"

Beberapa yang lain tersentak oleh kepergian Farel terpengarah ke belakang yaitu arah Farel berlari dan sudah sangat jauh hingga tidak terlihat.

"Mau kemana kak Farel?" Tanya Laura penasaran saat semua langkah kaki berhenti.

"Biasa panggilan alam," sahut Devan santai mengarahkan kembali untuk terus berjalan maju.

"Kita tunggu aja deh, ntar nyasar," usul Bintang.

"Farel mah laki, bisa jaga diri. Palingan cuma alasan mau balik ke vila," ujar Ari apa adanya.

Segera Devan membawa teman-temannya terus berjalan. "Ayo deh keburu malem-" baru ingin melangkah suara membuatnya membeku.

"Kinan mana?" Tanya heran Kevin sedari tadi tak menjumpai cewek itu.

Kevin yakin telah lewat setangah jam tidak terlihat pandangannya. Beberapa orang saling mempertanyakan keberadaan Kinan dan satu-dua mendelik.

"Iya nih Kinan mana ya?" Timpa Jihan celingak-celinguk mencari.

Devan mengeryit matanya berkeliling serta keringat dingin jikalau semua orang mengetahui perihal Kinan hilang. Bagaimana tidak? ia bertanggung jawab atas keselamatan teman-temannya yang dibawa. Bila kekhawatiran mereka rasakan, lalu ikut mencari akan sulit menjaga semua secara terpisah.

Vano mendengus. "Halah paling pacaran tu anak," cetusnya enteng menduga hal itu yang terjadi.

Ari berjalan maju terlebih dahulu. "Gas keun." Kakinya melangkah bak prajurit berbaris.

Beberapa pasang kaki ikut serta berjalan mengikuti yang memandu tanpa memikirkan hal yang lalu. Devan mengelus dada bernafas lega namun masih tertampung beban yang menganjal.

***

Sepanjang jalan yang berlatar hijau Farel melangkah tak tentu arah menjelajahi berbagai penjuru hutan. Matanya berkeliling menelusuri jejak sebelum berpisah. Ia kembali ke tempat terakhir kali melihat Kinan yang beralas bebatuan.

Perfect TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang