| CHAPTER 6 | Struggle For You

12 5 0
                                    

Happy Reading Guys
.
.
.
.
.

"Ketemu." Peluh keringat membasahi sekujur tubuh Kinan. Hampir seluruh penjuru sekolah ia telusuri mencari Farel. 

Kebiasaan Farel menghilang tanpa jejak entah kemana juga sering muncul secara tiba-tiba. Orang di sekelilingnya mungkin tidak heran dengan kelakuannya tapi Kinan yang baru mengenal malah dibuat bingung. Seperti mencari jarum di tumpukkan jerami itulah Farel

"FAREEEL!!" gadis kecil itu berteriak melambai ke arah gedung workshop di tingkat atas tepat ke arah Farel, ia yang tengah hanyut dalam lamunan dengan tatapan kosong seketika tersadar akan kehadiran gadis itu. Farel yang berada di balkon lalu mengalihkan pandangannya ke bawah melihat Kinan yang bertingkah kesana-kemari memanggil namanya.

"Baru kali ini ada yang nyariin gue," gumam Farel tersenyum tipis membalikkan tubuhnya.

Kinan pergi menghampiri tanpa pikir panjang berlari menaiki tiap anak tangga dan menelusuri ruangan yang dikelilingi oleh dinding.

"Akhirnya ketemu juga."

Kinan bersandar di dinding mengistirahatkan tubuhnya, mengintip dari jendela workshop Farel tengah berbaring di kursi-kursi yang ia gabung menjadi tiga dan menutup wajah dengan buku yang ia asal ambil entah dari mana.

Brakk Kinan membanting pintu.

"Rel dari tadi aku nyariin tau!"
Kinan berjalan terhuyung-huyung dengan nafas ngos-ngosan sambil memegang lutut. Mengambil kursi yang ada di sekitarnya duduk di sebelah Farel yang terbaring.

"Kenapa?" tanya Farel yang masih kokoh dengan posisi yang sama karena memang ia tidak benar-benar tidur.

"Aku mau ngomong bentar bisa kan?"

"Ya udah ngomong aja," ketus Farel tanpa melihat lawan bicaranya.

"Makasih ya Rel udah nolongin aku kemarin dari preman nakal itu, aku gak nyangka kamu bakal nolongin aku,"

"Makasih banyak dianter ke rumah, kamu juga jago berantem keren deh."

Kinan sedikit memuji. Seketika Farel bangkit dari tidurnya berdiam sejenak. Selanjutnya menggenggam tangan Kinan, menarik pelan keluar ruangan bersamaan dengannya.

Seperti mimpi untuk kedua kalinya tangan Kinan digenggam oleh Farel. Sepanjang jalan Farel hanya diam membawa Kinan keluar dari gedung.

"Lain kali yang anteng di rumah jangan suka keluyuran." Farel mengacak lembut rambut Kinan sambil membungkukkan tubuhnya sedikit, lalu pergi.

"Jangan main ke gedung kosong sendirian bahaya." Belum jauh langkahnya, ia berbalik lagi ke arah Kinan lalu menjauh setelah mengatakan hal itu.

Alasan Farel membawanya keluar ternyata khawatir karena tempat yang tidak seharusnya Kinan masuki adalah wilayah yang seringkali menjadi sarang kenakalan anak laki-laki di kala sepi.

Kinan mengangguk tubuhnya mematung tidak menyangka Farel memperlakukannya dengan sangat beda kali ini, tidak seperti biasanya yang selalu mengabaikan. Bingung, senang dan heran bercampur menjadi satu. Ia termenung lama dipikirannya bertanya-tanya apakah ini mimpi. Bagaimana Farel bisa tiba-tiba berbeda?

***

Farel memanglah cuek tapi bersama A5 jiwanya sedikit hidup dari pada seorang diri. Sedikit demi sedikit Kinan mulai mengenal dirinya.

Farel menggenggam posisi sebagai kapten di ekskul basket juga seringkali meluangkan waktu bermain gitar. Dalam pembelajaran Farel tidak pernah serius bahkan lebih sering bolos hampir tiap mapel. Apalagi belajar, membacanya saja merupakan fenomena langka bisa dibilang tidak mungkin. Tapi anehnya sekalipun ia tidak pernah mendapatkan nilai dibawah 90. Semua soal dikerjakan dalam hitungan menit, tugas kelompok selalu ia garap sendiri tapi terkadang bersama A5. Dalam ulangan harian maupun semester juga ia selesaikan dengan cepat dan lebih dulu keluar dari pada yang lain. Ranking 2 atau 3 terus dia raih selama bertahun-tahun tapi masih tidak bisa menyaingi Devan yang mempertahankan rangking 1. Cerdas, tampan, berbakat dan kaya sempurna banget yah dia.

Perfect TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang