| CHAPTER 13 | Rencana

9 5 0
                                    

Happy Reading Guys
.
.
.
.
.

"guys, minggu depan libur. Gimana kalo kita piknik!" Suara lantang membuat sekumpulan remaja memusatkan perhatian kepada orang yang mengusulkan sebuah pendapat.

"Kata siapa libur?" Tanya Jihan membuat Vano terpengarah ke wajah gadis yang bertanya.

"Lo gak liat info di grup kelas. Dari senin ampe jumat libur, tambah sabtu and minggu, jadi seminggu kan," jelas Vano memutar bola matanya.

"Kok gue gak tau, emang ada acara apa?" Tanya Kinan ikut penasaran.

"Makanya jadi orang yang update dikit napa. Malem tadi ada chat dari Bu Ayu katanya guru-guru pada sibuk nyiapin soal ulangan, ditambah lagi tanggal merah dua hari, kamis sama jumat." Vano melipat kedua tangan merasa bangga jika terlihat cerdas di hadapan A5 dan para ciwi yang dekat dengan mereka.

"Really?" Kevin menaikan sebelah alis merasa ragu.

"Hoki benget libur ampe seminggu," timpa Bintang mengelus dagu.

"Eh, lo gak bo'ong kan?" Ari sigap mengecek ponselnya.

"Mana liat, ada gak." Jihan ikut menyempil di sisi Ari segera memastikan info dari grub chat kelasnya.

Jelas tertulis sebuah pesan terkirim dari bu Ayu di pukul 22.35 malam. Setelah melihat kebenaran yang Vano berikan sontak mereka semua histeris.

"Aaa! Libur semingguan!" Seru Jihan.

Semua antusias diiringi riuh tawa dan kegembiraan kecuali Farel yang tidak menunjukan eskpresi apapun.

"Lo pada gak tau, makanya jangan ngedrakor mulu," cela Vano.

"Idih, Bu Ayu tuh ngirim chat udah malem, ya jelas orang pada tidur," elak Jihan tak mau kalah menyindir.

"Lagian tadi kita kan gak ada yang buka hp. Lo tau sendiri hp-nya di kumpul pas pagi," balas Bintang meninggikan suara.

"Heh, gue tau lo tadi malem begadang, kepoin ayang Korea lo kan," tebak Vano ke Jihan.

"Dan lo, gue tau lo tadi kagak ngumpul hp, tapi gue mah gak cepu," tunjuk Vano ke arah Bintang.

Tak mau terus di salahkan kini Vano angkat suara membela diri. Di sisi lain Devan menengahkan pendapat yang semula Vano usulkan. "Udah gak usah kelahi, kayak anak kecil tau gak. Mending kita manfaatin libur untuk healing ." Vano berdiri meminta persetujuan.

"Kemana?" Tanya Kevin yang masih kokoh dengan posisinya tersandar di dinding.

Bangku panjang taman belakang sekolah tempat mereka berkumpul di siang hari melepas kebosanan dengan berbincang di luar kelas.

"Ke pegunungan, gue tau daerah pedesaan yang pas buat kita piknik." Devan memberi usulan yang sempurna saat yang lain pikirkan.

"Dimana tu Dev?" Tanya Kinan.

"Kawasan Gunung Bromo, and disana ada villa yang bagus punya Tante gue, gimana?" ujar Devan.

"Menarik," ucap Bintang.

"Gratis gak," cetus Vano asal.

"Pasti,"balas Devan.

"YEAYY!" Seru satu-dua orang dengan girang.

"Yess!" Riuh.

"Asik nih!"

Devan menyela kesenangan. "Etss, makan di tanggung masing-masing," tegas Devan, tidak benar-benar serius hanya ingin meramaikan suasana.

Perfect TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang