| CHAPTER 21 | Memory

5 5 0
                                    

Happy Reading Guys
.
.
.
.
.

6 tahun yang lalu, 5 February 2016.

"Ahahaaha!" Riuh tawa memenuhi seisi taman bermain.

Bagi anak-anak, setiap waktu akan menyenangkan jika digunakan bermain. Sore adalah saat taman bermain dipenuhi anak kecil yang selalu meramaikan tempat itu.

Ketika semua asik memainkan permainan dan berlarian kesana-kemari, beda halnya Farel. Anak 10 tahun itu hanya duduk di pinggir kursi taman tanpa seorang pun yang menemani. Ia hanya membaca buku, mencoba tiap sarana permainan bahkan terkadang memperhatikan yang lain bermain. Semua itu Farel lakukan sendiri. Tak heran jika banyak anak yang menindasnya.

Satu moment.

"Hei anak bau!" Panggil salah seorang anak.

Farel menoleh yang ketika itu sedang bermain pasir.

"Kamu anak pungut ya? Gak pernah di urus sama orang tua!" ejek anak lainnya.

"Ayah kamu mana? Kita gak pernah liat tuh."

"Orang tua kamu udah gak peduli sama kamu, jangan-jangan benar kalo kamu anak pungut."

"Anak pungut!"

"Anak pungut!"

Sementara itu Farel yang dihina hanya diam tak menjawab. Kepalanya semakin menunduk.

"Anak pung-!"

Belum selesai mengumpat, salah satu anak menerima sebuah pukulan. "Aakh!"

"Oii! Jangan nakal ama dia!" bela anak perempuan yang baru datang.

"Kamu siapa sih? Mukul temen kami."

"Aku? Kalian gak usah tau, tapi Ayahku adalah polisi. Kalian bisa di tangkap kalau ganggu dia," ujar anak perempuan itu sambil mengancam dengan tongkat bisbol.

"Polisi?"

"Kata ibuku polisi bisa menangkap siapa saja dan memasukannya di penjara."

"Wah, yang benar?"

Perempuan itu menjawab, "benar, akan ku laporkan kalian, SEKARANG!" sentaknya.

Semua berlarian meninggalkan Farel dan si anak perempuan.

Gadis kecil mendekat sembari ikut berjongkok. "Oi!"

"Apa?" Sahut Farel dengan polos.

"Kamu bodoh ya?" Si anak perempuan mengerutkan kening terlihat kesal.

"Eng-ngak." Farel terbata, matanya hanya tertunduk.

"Hei angkat kepalamu! ada temanmu yang mengajak bicara," ucap anak perempuan.

Farel menengadah. "Teman?"

"He'eh, menurutmu siapa aku ini. Ingat jangan jadi orang bodoh jika ada yang nakal sama kamu."

Anak perempuan itu mulai berdiri dan beranjak ingin pergi. Farel menyusul ikut berdiri. "Kamu mau kemana?"

Si perempuan berlari kecil sembari berkata, "ikut aku kalau mau aman!"

Farel turut mengekori dengan senang hati. Tanpa ragu kakinya melangkah untuk anak perempuan itu. Pertama kalinya ada yang bersedia menerimanya sebagai teman.

Anak perempuan itu mengajak Farel mencoba banyak permainan di taman. Semua dilakukan hanya berdua dan mereka sangat menikmati bermain bersama.

"Nama kamu siapa?" Tanya Farel.

Perfect TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang