Happy Reading Guys
.
.
.
.
.Angin malam yang sejuk bergelut dinginnya kota Bandung sehabis hujan. Kesunyian yang menyambut kedua remaja bermotor hitam besar yang berboncengan saat memasuki komplek perumahan Kinan.
"Lo yakin rumah lo di sini?" Tanya Farel sesampainya di depan rumah Kinan.
"Kenapa? Emang sih gak segede rumah lo, tapi gue nyaman kok tinggal di sini," sahut Kinan melepaskan helm menuruni motor.
"Bukan, maksud gue daerah sini sepi bet," ujar Farel yang juga melepaskan helmnya, mengibaskan rambut yang basah.
"Rumah gue juga sepi, mampir gih dulu cobain?" Kinan menatap curiga dari sudut matanya dengan senyum menggoda.
"Mau? cobain bibir gue," lirih Farel membisikan ke telinga Kinan, tersenyum miring.
"Cobain cookies Ibu gue maksudnya!"
Mata Kinan membulat sempurna, menjauh dari suara berat Farel."Lo kan tau, pernah nganter gue pulang," ujar Kinan menjawab pertanyaan Farel sebelumnya dan mulai membuka pagar rumahnya.
"Iya pernah, sampe depan doang gue nganter," Farel mendengus pelan.
"Lo gak pernah lewat sini ya? Makanya Rel sering-seringlah main ke rumah gue, pintu hati gue terbuka lebar buat lo." Kinan merentangkan lebar kedua tangan membentuk sebuah love di atas kepalanya.
"Eh maksudnya pintu rumah gue" ceplos Kinan cengengesan kembali membentuk sarange ditangannya.
"Ibu gue pinter bikin kue, apalagi roti pisangnya behh.. lo harus rasain. Lo suka roti apa? Ntar gue yang buatin khusus buat lo di jamin enak, tapi paling enak roti sobek lo." Kinan tertawa renyah.
"Ohh iya, daerah sini banyak anjing tetangga yang lepas, pada galak-galak. Lo harus bawa batu buat cadangan senjata." Kinan mengubah posisi tangannya membentuk sebuah tembakan.
"kalo dikejar jurus andalan yang kudu lo pake adalah lari." Lagi dan lagi Kinan memperagakan seseorang yang sedang lari dengan berjalan di tempat beberapa saat.
Kinan yang sedari tadi banyak mengoceh tanpa rem, entah kenapa Farel tak merasa terganggu sedikitpun. Ia dengarkan semua bualan dengan saksama memfokuskan pandangannya ke wajah Kinan. Farel bersandar di tangki motor tidak menuruni kendaraannya, menatap gemas perempuan berjaket pink yang melapisi seragam yang basahnya. Sesekali mengangguk dan menyeringai tanpa membalas setiap kata yang keluar dari mulut Kinan.
Selang beberapa detik Kinan terdiam menatap sorot mata Farel dengan dalam. Sebuah lirik seketika bergeming dari suara Kinan, ia menyanyikan lagu Sempurna yang di populerkan Andra and the BackBone.
"Kau adalah darah ku
Kau adalah jantung ku
Kau adalah hidup ku, lengkapi diri ku
Oh sayangku kau begitu
Sempurna"Suara merdu khas Kinan dengan paduan senandung dengungan helaan nafas buatan dari hembusan rongga hidungnya, sangat menenangkan hati. Cahaya lampu tiang yang menerangi keduanya terlihat seperti kilauan yang bersinar di moment Kinan bernyanyi. Walaupun sesaat namun seluruh bagian menyatu menjadi paduan yang pas dan indah dipandang.
Saat Kinan menyanyikan lirik di part akhir. Secara tidak sadar Farel tiba-tiba teringat akan sesuatu, tak seharusnya ia memperlakukan perempuan dihadapannya lebih dari seorang teman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Time
Romance•Teruntuk Farel lelaki masa lalu, dan Kinan wanita sang pengagum hujan: •Dulu maupun kini tidak ada bedanya. Perasaan yang tak berubah pada orang sama, hanya waktu yang merubah keadaan. Farel hadir saat keduanya tidak saling mengenal satu sama lai...