| CHAPTER 19 | Rain

20 4 0
                                    

Happy Reading Guys
.
.
.
.
.

Laju kendaraan beroda empat membelah jalanan kota. Namun suasana hening malah menyelimuti dua pemuda di dalam mobil itu. Tak ada pembicaraan di antara keduanya, sementara Kinan tak henti melirik cowok di sampingnya yang sedang memegang setir.

Mobil berhenti di tepi jalan.

"Sorry gue gak lagi baik-baik aja," kata pertama yang Farel lontarkan semenjak berada di mobil.

"I know, tapi lo gak sendiri, ada gue, kita hadepin bareng yahh?" Lembut nada yang berbicara sembari melempar tatapan lekat.

Farel yang semula menerima tatapan itu segera memalingkan wajahnya. "Biarin gue sendiri please."

Kinan melepas sabuk penumpang lalu terdiam sejenak. "Gue bakal nunggu lo Rel,"

Sambung Kinan sambil membuka pintu, "gue gak akan pergi." Kinan bangkit, kakinya telah manapak pada aspal.

Tak ada respon dari Farel, ia malah nekat ingin meninggalkan Kinan dengan mulai menyalakan mesin mobilnya.

"Rel ini gue di luar loh!"

Nyatanya Kinan hanya mengancam saja. Ketika aksinya diambaikan Farel barulah perempuan itu sadar bahwa ia akan benar-benar di tinggalkan.

"Tutup pintunya," ujar Farel lirik.

"Rel liat, gue tetep nunggu lo disini!"

Farel menutup paksa pintu itu dari dalam. "Tunggu aja," ketusnya tak peduli.

"Eh,eh gue cewek loh Rel, masa lo tinggali gitu aja sih!" Keluh Kinan mengetuk-ngetuk kaca mobil itu.

Farel menginjak pedal gas.

"REL FAREL GUE BECANDA!"

Mobil telah melesat dengan laju tanpa memedulikan orang yang meneriaki.

***

"Nak sedang apa kamu disana?" Tanya Shinta yang baru terbangun.

Farel yang semula termangu jadi terpengarah oleh suara yang bertanya padanya. "Bu-"

Buru-buru Farel meralat ucapannya. "Bibi sudah bangun?" Farel membantu mendudukkan tubuh Shinta dan menyandarkan di sisi kasur.

"Sejak kapan kamu berada disana?" Wanita tua itu mengganti pertanyaannya dan mengarahkan pandangan pada jendela yang terbuka mengarah keluar, tempat Farel termenung lama tadi.

"Cuma cari angin aja Bi," elak Farel tidak mengatakan yang sebenarnya.

Shinta memberi anggukan pelan.

Setelah tiga jam berlalu putaran jarum jam dinding berada pada pukul 16.30. waktu yang ingin menuju malam hari. Farel sudah selesai mengurus dan menyiapkan keperluan ibunya.

Farel merebahkan tubuhnya di sofa tempat ruangan ibunya dan melipat kedua tangan lalu memejamkan mata. Sesaat kemudian pesan teks dari aplikasi di handphone-nya muncul yang di tandai oleh nada dering.

Ari
Bro gimana keadaan emak lo?

Farel

Bae

Ari
Oalah oghey

Ari
Btw adek lo aman di gue

Farel
Gue gak percaya sama lo,
suruh Devan jaga.

Perfect TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang