satu bulan?

774 39 3
                                    

Sedikit kaget, Gulf mendapati orang lain ada ditempat rahasianya. Orang itu duduk ditepi dinding seakan ingin lompat, jatuh, dan mati. Gulf tentu memilih abai, menuju ke sofa usang untuk beristirahat.

Cahaya terang UV memerintah Gulf menutup mata, menikmati setiap aliran darah yang membias di dalam kelopaknya.

" Ini ", orang itu menyodorkan tumbler berisi air dengan potongan lemon tipis.

Gulf lagi lagi mengabai, hidupnya terlalu nyaman menikmati sepi.

Bukannya meninggalkan Gulf, Mew nama orang itu, malah duduk di sofa bersama Gulf. Gaya duduknya dibuat sama seperti Gulf, hingga keheningan tak sengaja mengantar keduanya tertidur lelap.

Semudah itu keduanya tertidur dengan orang asing?

Drett.. drett..

Gulf terbangun karena alaram hpnya terus berbunyi. Menandakan harus masuk ke kelas berikutnya.

Untuk kali ini Gulf benar benar terkaget melihat Mew yang ada disampingnya. Wajahnya kesal, tak suka dengan keberadaan Mew.

Mew ikut terbangun. Matanya yang tertutup hoodie melihat kecil tangan Gulf mengepal diatas paha.

 Matanya yang tertutup hoodie melihat kecil tangan Gulf mengepal diatas paha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Mau kemana ", cegah Mew ketika melihat Gulf bangkit. Lagi Gulf hanya abai, mencoba menepis tangan Mew di sikunya tapi tak bisa.

" Lepas ", ketika pegangannya terlepas Gulf menatap Mew lalu pergi

Sementara Mew masih tertegun dengan apa yang barusan dilihatnya. Itu Gulf, mahasiswa yang selama ini jadi bahan bicara di fakultasnya.

Kulitnya benar seputih susu, bibir itu juga penuh seperti yang dikatakan orang orang, apalagi ada gundukan kecil pada perut Gulf yang kadang kembang kempis

Pong ka tee- nya

" Sorry Pond, yang ini beneran ga bisa dilewatin gitu aja "

" Sorry Pond, yang ini beneran ga bisa dilewatin gitu aja "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(⁠◠⁠‿⁠・⁠)⁠-⁠☆

" Maaf, kayanya engga untuk sekarang Phi ", Gulf lagi lagi mengusir halus orang yang mencoba dekat dengannya. Menitnya yang terbuang tadi karena ajakan kating untuknya agar bergabung dengan organisasi.

" Alaiwah ", kesal Bright

Gulf hanya menatap, lalu fokus kembali dengan apa yang dipegang nya. Handphone.

" Gulf lo mah bener bener, udah gue bilangin baik baik dikelas hari in- "

" Apa "

" Lo ditungguin Tu sama Dew, pada nanyain lo dimana "

" Oh.. gue mau pulang, hazard belum makan "

" Hazard teross, gue kali gantian ", mengejar Gulf yang mendahuluinya
.
.
.
.

2 bulan setelahnya, banyak hal yang mengusik Gulf, termasuk keberadaan Mew yang semakin sering di rooftop bersamanya. Sejak ada Mew waktu sepi Gulf kian menipis, terutama karena Mew terus mencoba berbicara dengannya.

Mew juga tak segan menyapa ketika berpapasan dengan Gulf, Bright sampai dibuat heran waktu tau sahabatnya itu akrab dengan manusia lain selain dirinya.

Rooftop (⁠◠⁠‿⁠・⁠)⁠-⁠☆

Mew, selalu saja memaksa diri untuk menarik senyum di bibir itu. Mengincar ranum yang sudah lama menarik perhatian matanya. Benar kata orang, siapa yang bisa melewatkan Gulf.

" Capek banget gue "

Gulf lagi dan lagi melepas tatapan jengah. Muak semakin hari Mew bertindak seakan dekat dengannya.

Hari itu kalaulah batas telah terlampaui, ingin sekali Gulf mengusir Mew. Namun tak dilakukannya, membalas ucapan Mew saja merepotkan apalagi mengusir Mew, itu bukan sifat Gulf.

" Gulf ", Mew menatap Gulf dekat. Bayangkan sendiri sedekat apa

" Gue cium bibir lo kalo diemin gue terus "

" Sat "

Mew tertawa, puas walau kata kasar yang didengarnya.

" Gulf, lo pernah ciuman? ", sekali lagi dengan tatapan serius

" Belum "

" Sama pacar lo? "

" Gue ga pernah pacaran "

" Muka kaya lo ga pernah pacaran.
Kenapa? "

" Gue sibuk "

" Kalo gue ajak pacaran, lo mau ga "

" Gabut lo? "

" Mau ga gue ajak pacaran "

" Engga "

" Kenapa, gue ga jelek jelek banget perasaan "

" Gue bukan gay "

Senyuman Mew kini perlahan memudar

" Oo, gue juga belum pernah pacaran "

Gulf menutup mata, membiarkan matahari menyerang kulit susunya. Kemudian Mew memiringkan tubuhnya menghadap Gulf, meraba siluet dengan ujung jarinya.

Ketika sampai di hidung

" Date sama gue mau ga, sebulan. Gue pengen rasain punya pacar "

" Jangan main main sama gue "

Ambigu, antara Gulf tidak mau hatinya dipermainkan atau dia berfikir bercanda Mew kelewat batas.

" Lo mau gue serius? Ya ayo gue juga gapapa "

" Gila lo "

" Ayola Gulf sebulan aja. Pura pura juga gue gapapa yang penting berasa punya pacar. Hitung hitung simulasi buat nanti lo pacaran juga. Yaa yaa... "

Yakin bisa pura pura pacaran?

" Gue ga ngerti cara pacaran "

" Gue juga Gulf.. Biar gue yang bertindak lo ikutin aja. Maukan? "

" Engga "

Jangan dipaksa Mew, 2 bulan diabaikan Gulf seharusnya sadar dimana posisimu.

Berusaha lagi.

" Atau gue kasi tau ke Bright kalo lo sering bolos kelas kesini "

" Sejak kapan gue takut diancam "

" Oh ga takut "

'' Hm ''

" Yaudah gue bilangin Bright, sekedar info aja buat dia "

" Lo gausa aneh aneh ''

" Gue ga aneh aneh, cuman ngajak lo pacaran "

" Kan gue gamau "

" Yauda lo gamau, gue kan cuman mau kasih info ke Bright. Kasian lo tipu mulu "

" Sebulan? "

" Iyaa!! "

" Ok "

Mew bukan Win Metawin. Dia tidak mungkin memenangkan Gulf begitu saja.

Alasan satu satunya Gulf menerima perjanjian itu hanyalah Bright. Gulf memang menjaga baik hati Bright. Dia tidak mau Bright kecewa karena kebohongan kecil yang sudah jadi kebiasaannya.

Siapa lagi yang akan jadi temannya selain Bright?

MEW & GULF Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang