Terlalu cepat Gulf membiasakan harinya dekat dengan Mew. Membiarkan Mew bebas keluar masuk kamar anaknya tanpa sepengetahuan. Belum lagi seminggu ini pekerjaan selalu mengejar Gulf, tidak sempat baginya untuk memarahi Mew
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Gulf kamu mau kemana "
" Kantor "
" Anak anak kamu bawa? Kalo kamu sibuk anak anak sama aku aja dulu biar ga ganggu pekerjaan kamu "
" Saya cuman sebentar ke kantor, abis itu mau ketemu temen dan ajak anak anak jalan "
" Aku boleh ikut? Jadi kalo kamu repot atau mau santai sama temen temen kamu ada aku yang jagain anak anak "
'' Gausa repot repot, saya bisa jaga anak saya sendiri "
" Aku hari ini ga ada kerjaan di kantor, boleh ya aku ikut "
" Terserah kamulah ", dan Mew akhirnya ikut
Beberapa teman Gulf itu jelas memberi perhatian lebih kepada Gulf. Terutama yang bernama Tawan dan Gina, mereka seperti sedang bersaing. Tawan terus saja meneguk minuman untuk Gulf, sementara Gina dekat sekali duduknya
Mew ingin sekali melarang, tapi apalah dayanya, maaf dari Gulf pun belum ia dapat.
" Alex, kasih puzzle nya ke papa, tunjukin ini Alex yang susun "
" Kub daddy "
" Nak bilang sama papa nong Natasya kayanya haus "
Terus saja Mew mencoba merebut perhatian Gulf dari keasikannya sekarang, tapi pria itu malah semakin merekah tawa
" Gulf kamu ga pengen pulang, anak anak mungkin udah capek ''
" Yaudah kamu bawa pulang aja Alex dan Natasya dulu, sebentar lagi saya susul. Kamu pakai mobil saya ", sambil mencari kunci mobilnya
" Kenapa ga sekalian aja, tadi kesininya juga bareng barengkan "
" Yaudah sini anak saya kamu boleh pergi duluan "
Teman teman Gulf tau betul siapa pria yang sedang berdebat dan memaksa Gulf untuk pulang. Mengenali wajah Mew bukanlah hal yang sulit, terutama dengan semua yang diperbuat pada Gulf
Sikapnya yang sedikit terlihat memaksa itu, langsung diangguki Yin dan yang lainnya. Dengan sengaja Gina semakin lengket kepada Gulf, meminta Gulf untuk tetap tinggal bersama mereka sampai jam 8 malam
'' Kamu maaf- gausa kawatir nanti saya yang antar Gulf pulang ", potong Tay
" Gulf aku sama anak anak tunggu kamu di mobil aja ''
" Hm ", lalu Mew pergi dengan kesal
Keadaan yang Mew tidak suka ketika Gulf lebih mementingkan orang lain ketimbang dirinya. Sama seperti dulu ketika Mew ingin sekali berbicara dengan Gulf, dan Gulf lebih memilih makanannya
Sebenarnya untuk sekedar kecewa pun Mew tidak berhak, namun ia bersikukuh pada pendiriannya untuk membawa Gulf dan anak anaknya hidup bersama.
Semua langsung tertawa ketika Mew pergi dari meja itu, wajahnya benar benar kusut.
" Mau kamu apain dia "
" Kalian semua tau dia siapa, menurut kalian harus saya apain ", meminum jusnya
" Maksud kami perasaan kamu, Alex dan Natasya masih kecil dan kamu orang tua tunggal. Saya tidak meragukan kompetennya kamu Gulf, tapi kamupun perlu seseorang untuk bersandar. Dia ataupun orang lain kami tidak masalah asal kamu nyaman "
" Saya masih punya tembok dikamar kalau hanya untuk bersandar ", dan semuanya menggeleng tawa karena Gulf
(◠‿・)—☆
" Kamu tau kamu masih kasih asi ke Natasya tapi kamu malah minum ", air mata Mew keluar
" Keluar dari kamar saya "
" Gimana kepala kamu, masih terasa pusing ga? "
" Kamu keluar bisa ga sih, bukan urusan kamu kepala saya pusing atau tidak. Kelewat batas kamu berani masuk kamar saya, keluar! ", ditepisnya tangan Mew yang berusaha menggosok kepalanya
" Aku cuman kawatir sama kamu, aku keluar dulu "
' Siapa yang minum, kepala saya pusing karena Natasya tambah tinggi 3 cm. Saya seneng sampe pingsan gini ', itulah dibenak Gulf
Setelah menutup pintu kamar Gulf, dan memastikan anak anaknya sudah tertidur lelap Mew berjalan keluar dari rumah itu. Ada rasa berat menghampiri pundak ketika semakin jauh terutama karena sikap Gulf kembali dingin padanya
Tidak apa untuk sekarang, Mew masih memulai usahanya
" Kamu mau pulang? ", tanya Davikah tiba tiba
" Iya tante, saya permisi dulu "
" Kamu besok gausah lagi datang datang kesini. Kamu taukan apa yang kamu lakukan sama anak saya? Kamu ga malu masih berani muncul dan masuk kerumah ini "
" Saya malu tante, malu banget. Tapi saya ga mungkin jauh dari anak saya, apalagi minta maaf dari Gulf. Saya masih butuh itu. Saya mau nyatuin keluarga saya tante "
" Kamu jangan mimpi, saya pastiin kalian ga bisa bersatu. Saya mau jodohin Gulf sama Bright "
Mew tidak lagi menyela saat Davikah mengatakan akan menjodohkan Gulf dengan Bright. Jujur sekarang perasaannya mulai pesimis. Kecil kemungkinan untuk keduanya saling menolak perjodohan
" Kalau Gulf terima perjodohan itu saya siap mundur tan, tapi mohon jangan larang saya buat tetap ngurus anak anak. Saya permisi pulang dulu "
Begitu rapuh hati Mew hari ini, tidak ada satu alasan pun yang membuat bibirnya naik. Ketika sampai dirumah ia langsung merebah tubuh diatas paha mamanya, mengadukan semua hal yang membuatnya merasa tak nyaman