" Gue nyesel ekhh jalanin hubungan sialan ini sama lo ", isakkan Gulf semakin kuat
" Lo- ahhh hhh kira gue mphh mau lakuin ini, liat lo terpaksa kaya gini? Ahhh shh ahh Gulf... sempit-hh "
" Gue salah nilai lo Me-whhmphh, lo jauh lebih buruk dari yang gue pikir "
" Banyak yang lebih buruk dari gue diluar sana mpphh. Lo kira mata yang natap lo semuanya-hhk tulus? Mereka, banyak yang pengen liat lo kaya gini-- ahh Gulf, gue juga manusia gue juga gatahan liat lo. Ekhhh ", hentakannya semakin kuat menubruk titik manis Gulf
Gulf hanya bisa menghela nafas setelah mendengar kejujuran Mew. Tidak tau setelahnya apalagi yang mereka bahas, racauan Mew semakin kuat.
" Gue punya rah- akhh ahhim "
Sayang Mew tidak mendengar karena suara Gulf tersengal desahannya sendiri. Gulf akhirnya pingsan.
Sementara Mew, dia lanjut sampai klimaks. Mew sama sekali tidak seperti yang Gulf kenal, dia tidak selembut yang Gulf tau.
'' Shhh ahh i-ni gaenak Gulf-f mphh, sorry "
Berhenti Mew.
Darah kini menetes bersamaan dengan cairan putih yang menumpuk didalam Gulf, pria itu masih saja tertidur hingga Mew membawanya ke apart.
Tubuh Gulf bersih, hanya saja wajahnya terlampau pucat.
Tadi sewaktu membersihkan Gulf, Mew masih saja mengambil kesempatan dengan menarik lidah Gulf sesukanya. Tentu dengan bibirnya.
Mew tersenyum, pemandangan indah ini akibat kejadian yang sama sekali tidak diinginkannya.
" Lain kali, pikir dulu kalo mau main main " . . .
(◠‿・)-☆
Gulf diam tak bergeming sedikit pun walau berkali kali Mew mengajaknya berbicara. Pikirannya buyar, wajahnya kacau, bahkan penampilannya tak karuan.
Gulf begitu buruk karena Mew.
Gulf ingin mandi membersihkan tubuhnya setelah seharian penuh menjadi pelacur Mew. Kakinya mencoba jalan dengan benar, tapi selalu jatuh.
Dituntunnya Gulf hingga ke depan kamar mandi, tapi entah mengapa perasaan Mew saat menyentuh Gulf berbeda. Gulf lebih dingin dari sikapnya saat awal pertemuan pertama mereka.
" Mau gue bantu? "
Tak ada jawaban.
" Gue bantu sabunin lo ya "
Sabunan yang berakhir dengan permainan Mew.
Setelah penisnya masuk untuk ke berapa kali Gulf menangis lagi, air matanya jauh lebih deras dari yang kemarin.
Tidak ada yang bisa dilakukannya, menghentikan Mew pun tak bisa. Satu harapan Gulf hanya Bright, kapan Bright datang menolong Gulf.
" Kenapa lo harus giniin gue! ", tangannya memukul lemas bahu Mew, sakit hati akan perlakuan bajingan Mew.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.