mainan alex

492 41 4
                                    

Mew muak sedari tadi hanya nama Gulf yang keluar dari mulut teman temannya, seperti satupun dari mereka tidak ada yang ingat Mew benci Gulf

" Gimana menurut lo? ", tanya Off

" Ga ada perusahaan lain apa? Kenapa musti perusahaan dia "

" Ya kalo gue sebutin alasannya satu satu lo pasti ga mikir ulang buat minta tolong ke Gulf "

" Ga mungkin gue mau nurunin harga diri gue ke orang kaya dia. Perusahaan di Tailand masih banyak, lo cari gue ga mau tau "

" Tapi satu satunya yang bisa bantu lo cuman perusahaan Gulf "

" Untuk investasi sebesar ini lo juga butuh investor yang besar Mew, perusahaan Gulf itu udah jadi pilihan tepat "

" Bener kata Pond. Kalo gue CEOnya gue rasa gue bakal nyiapin proposal buat besok diserahin ke Gulf "

Topiknya terus berputar putar, Pond dan Off lelah sekali membujuk Mew menurunkan egonya. Bayangkan jika dia tidak mendapatkan kesempatan ini di lain waktu. Maka rugi akan terjadi

" Gue cari investor lain "

" Hadeh liat deh Pond "

" Serah lo Mew, kata gue si udah bener minta tolong ke Gulf "

" Tau ni orang, dulu aja bucin banget sekarang liat "

" Gue ga sudi denger lo ngebahas itu "

Lalu Mew pergi keluar dari ruangannya. Wajah Mew nampak begitu lelah, bahkan langkahnya seperti sempoyongan.

Darah rendah?

Jika saja dulu tidak berakhir seperti itu mungkin Mew tidak meninggikan egonya sekarang.

Disatu sisi lain Pond berusaha membuat proposal terbaik, sekira kira pikiran Mew berubah maka mereka tidak akan kerja lembur demi proposal itu.

Off juga melakukan satu langkah di depan Pond, menelepon Bright untuk menawarkan kerja sama. Mungkin juga Gulf akan menolak mentah mentah membantu perusahaan Mew
.
.
.

" Lo inget phi Pond? "

" Hm, temennya phi Off kan? "

" Mereka nawarin proposal kerja sama "

" Yauda lo liat dulu "

" Tapi perusahaan tempat Off kerja punya Mew ", tangan Gulf tiba tiba berhenti menepuk punggung Alex yang tertidur di pahanya, Gulf diam untuk beberapa saat

" Gue profesional, lo juga tau gue kerja buat cari untung. Baca dulu proposal phi Off kalo idenya layak terjun kasih tau gue "

" Hmm.. nanti gue kabarin lo "

(⁠◠⁠‿⁠・⁠)⁠-⁠☆

Setelah hari yang paling menyibukkan itu Mew belum juga menemukan investor yang tepat, maka hancurlah harga dirinya karena Off justru mengaku telah mengirim proposal ke perusahaan Gulf.

Tidak banyak yang Off minta, hanya pergi menemui Gulf dan bersikap sopan padanya. Jujur Pond tidak memberikan effortnya 100 persen pada proposal itu jadi kalau nanti kerja samanya ditolak itu wajar saja

Toh juga Mew selalu menekan mereka dan membuyarkan fokusnya pada proposal itu.

" Muka lo senyum dikit Mew "

" Gue bakalan senyum kalo dia udah acc proposal kita "

Tapi lain yang diterima Mew, Gulf tidak datang dan mengabarkan pada Bright ide mereka cukup buruk untuk sebuah proposal besar.

" Gulf gabisa terima proposal kecil kaya gini, dia bisa rugi kalo jadi investor kalian "

" Ha? Gampang banget dia bilang proposal kecil "

" Lo udah liat proposal yang lo kasih belum, gue kalo jadi Gulf juga bakal ngelakuin hal yang sama "

Mew hanya bisa tergugup marah, sejauh apa lagi Gulf ingin membuatnya kesal. Iya juga dia belum memeriksa proposal itu, bagaimana bentuknya

" Lo tenang dulu Mew "

" Oke Bright kita bakal benerin proposalnya, kira kira 3 hari lagi gue kirim proposal baru ke email lo. Jadi gue bisa perbaikin sebelum dikasih ke Gulf ", tambah Pond

" Saran gue lo ngerjainnya lebih cepat dari itu, Gulf ga akan nunggu perusahaan yang kinerjanya lama "

" Dia ga pantes ngatain kinerja orang lama kalo pertemuan gini aja ga dateng "

" Mew diem deh lo, biar gue sama Off yang ngurus ini. Jangan diperburuk lagi "

'' Bukannya seminggu lalu lo juga tau Gulf kesandung di tangga, tulang tangannya geser. Makanya gabisa datang "

Mew berdecih wajahnya tidak perduli, toh dia juga sudah bilang pada Gulf untuk merasakan semua rasa sakit hatinya dulu.

Dalam hatinya selalu mengumpat buruk kepada orang orang yang berteman dengan Gulf, terutama Bright

Tapi bagaimana dengan keadaan bayi yang ada dalam pelukan Gulf, apa dia juga terluka. Sesaat Mew sadar, tapi dirinya masih enggan mengakui kesalahan itu

Perbincangan berakhir ketika Bright mendapati telepon dari Gulf, cepat menyuruhnya pulang kerumah karena Alex butuh mainannya segera

" Gue deluan, kabarin gue kalo proposal lo udah jadi ", ketiganya mengangguk.
.
.
.
Alex lari disetiap lorong mencari mainan yang sudah lama ingin dibeli tapi robot itu selalu saja kehabisan

"Ini di-a.. ", tangannya kalah cepat dengan pria besar yang mengambil robotnya. Wajahnya sedih, lalu ditatapnya pria yang membolak balik box robot itu

Si pria besar itu ternyata Mew, mengembalikan robotnya setelah pura pura tidak tega melihat wajah Alex

" Nih "

" Thank you uncle ", lalu dia pergi berlari kesenangan

" Tunggu, ini ga gratis "

" Yes Alex know it, papa nanti bayal di kasil "

" Papamu Gulf? Gulf Kanawut kan "

" Ya, uncle tau papa Alex ", wajahnya gembira

" Saya kenal papa kamu. Suruh papa kamu kesini dulu baru saya kasih mainannya "

" Tapi anak kecil tidak copan menyuluh olang tua, uncle saja yang kecana, papa dicana sama nong "

Alex menyuruh Mew?

" Oh yasudah mainannya tidak jadi saya kasih ke kamu "

Sikapnya tega bermain main dengan bocah polos berumur 4 tahun itu, hingga Alex berlari mencari Gulf dan menariknya ke depan Mew.

Gulf yang melihat Mew tentu mengajak Alex berputar arah, demi apapun lebih baik mencari mainan itu di toko lain.

" Alex kamu beli yang lain aja ya nak "

" Noo, Alex mau itu pa "

Gulf menghela nafasnya pelan, jangan sampai anaknya tau jika ia sudah lelah sekali membujuk

" Yaudah, Alex keliling lagi papa mau bicara dulu ya "

'' Kub pa "

MEW & GULF Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang