18+
Kaki Mew melangkah mendekat, menarik keras tangan Gulf yang sedang menyuapi Prim. Sementara Pond dan Off masih mencoba menahan didihnya amarah Mew.
" Ai sat Mew, sabar dulu lo "
" Aow ", kejut Prim. Gulf ditarik Mew begitu saja, sementara Pond dan Off mengintrogasinya.
" Kalian siapa? Kenapa narik tangan Phi sekeras itu! Gue telfon Phi Bright mati kalian semua ", kesalnya.
" Ha?? Phi? ", panik Pond
" Iyahla, kalian pikir apa. Itu teman lo? Bawa Phi Gulf kesini sebelum Phi Bright sampe, atau gue yang kesana. Gue lempar batu palanya "
" Shiaa Off, Mew bawa Gulf kemana tadi. Dia harus tau ni bocah adiknya "
.
.
.'' Me-w.. tangan gue sakit "
Genggamannya semakin kuat, Gulf didorong masuk kedalam kursi belakang mobil. Tubuh Gulf terbanting begitu saja, kepalanya menabrak sisi ujung pintu lain.
Sekarang 2 manusia penuh emosi saling menatap. Lekat wajah amarah pada keduanya.
" Lo kenapa sih, pake narik narik gue lagi. Gue mau turun ", tubuh Gulf terbanting lagi.
" NGAPAIN LO TADI. SEBULAN AJA LO GABISA TAHAN BUAT PURA PURA SAMA GUE? "
" Kenapa jadi marah lo sekarang "
" UDAH JADI MURAHAN LO! DULU AJA SOK NOLAK GUE DEKETIN, TERNYATA KELAKUAN LO LEBIH BANGSAT DARI GUE. TADI PAGI OHM, SEKARANG NTAH SIALAN DARI MANA LAGI ''
" Mew! Dia- ", bentak Gulf
" APA! DIA PACAR LO? SEBULAN DOANG GULF, SETELAH SEBULAN TERSERAH LO MAU APA! GUE KASIH LO TANDA BIAR LO GA MACEM MACEM TAPI APA! KURANG LO RASA TANDA YANG GUE KASIH "
" Mew bisa ga lo tenang dulu, gimana gue mau jelasin kalo lo marah marah gini. Tanda tanda apaan juga, gue ga ngerti "
Mew kesal, bahkan Gulf lupa ciuman pertama mereka. Tangannya semakin menimbulkan urat biru, sementara Gulf jantungnya berdetak hebat ketakutan.
Entah apa yang dipikirkan Mew, dengan sigap diturunkan sandaran kursi itu. Mengukung Gulf secepat mungkin.
Gulf didudukinya, bibir Mew, selalu cepat mengejar ranum penuh Gulf.
Setelah ini apapun yang terjadi, semuanya karena amarah dan salah paham.
Gulf mencoba menepis wajahnya yang terus menjadi incaran Mew. Baju Gulf dibuka paksa, melepas seluruh kancing yang terjahit rapi.
" Mew lo mau apa ", panik Gulf
" Kenapa, gue mau kasih lo tanda biar sebulan ini lo tau lo punya siapa "
Apa tidak kelewatan memberi tanda seperti ini di satu minggu terakhir?
" Me-w "
" DIEM! "
Bahu kecil Gulf ditekan Mew ke belakang, terhimpit diantara kursi mobil. Tak perduli wajah Gulf yang semakin takut, Mew menarik paksa turun celana Gulf.
" Mew.. engga lo ga boleh "
Satu belaian Gulf untuk Prim adalah satu hentakan Mew untuknya. Entah kenapa melihat wajah Gulf yang semakin takut membuat nafsunya semakin berapi.
Mew melebarkan kaki Gulf, menyesuaikan dengan kebutuhan pinggangnya. Kali ini Mew tidak ragu jika harus menerobos.
Jangan bersikap bajingan, Mew
" Mew.. ", isaknya menambah ketakutan
Gulf menolak ketika Mew menciumnya, berkali kali mencoba menarik bibir Gulf agar terbuka tapi Gulf menutupnya rapat.
Tidak dengan lidah yang menjadi bagian favoritnya, Mew beralih ke niple Gulf. Menjadi bayi besar rakus yang menyusu hingga niple itu memerah.
" Shhh "
Leher Gulf sesekali dijilat ganas, air matanya mulai jatuh.
" Mew gue janji ga gini lagi, lepasin gue "
Yang abai kali ini bukan Gulf, tapi Mew. Disisi lain Mew masih gamang untuk melakukannya disini.
Seperti bajingan tak bermoral yang melakukan pemerkosaan kepada cintanya.
Tapi apa boleh buat, pikirannya kembali kesaat dimana Gulf mengecup kening Prim lembut.
Iri kau Mew?
Bibir Mew kini berganti menyesap niple yang lain, disaat yang sama dilihatnya air mata Gulf yang kini semakin banjir. Jatuh hingga kedadanya.
Ciumannya turun, semakin turun hingga ke bawah sana. Dalam keadaan apapun, sedih atau pun senang, benda itu pasti tegang bila dipancing.
Mew senang bukan main, kecilnya milik Gulf. Sesaat setelah pelan mengulum penis Gulf, jarinya masuk tanpa permisi.
" Me-whh "
" Mewh.. ahh shh po-h "
" Ahkhh shh mphhs "
Suara itu lagi, suara yang benar benar membuat Mew candu. Mew mulai menggerakkan satu jarinya masuk ke dalam, dilihatnya wajah Gulf yang tidak nyaman. Bahkan kaki Gulf menegang kaku.
Lalu jari kedua masuk, tubuh Gulf reflek kaget. Perlu diingat, Mew tidak menggunakan pelumas apapun.
" Mew.. ceb mphh ", dinding mulut Gulf digigitnya kuat, menahan sesuatu yang seharusnya tidak ia rasakan sekarang.
" Kenapa, lo ga suka jari? Mau gue kasih yang lain ", seringainya.
Didalam sana, 2 jari itu mulai basah diselimuti cairan putih.
Beruntungnya bagi Mew, ketika dia ingat ada vaseline di mobilnya. Vaseline itu cepat diambil, mengoles keseluruh adiknya yang buru buru ingin mendesak Gulf.
'' Mew.. gue puny-a akhhhhh shhh ", benda lembut itu masuk tanpa permisi. Gulf menggelinjang, satu tangannya meremas kursi mobil, satunya lagi terhempas kuat ke jendela kaca.
" Hahh ", lega Mew ketika setengah miliknya sudah berada disana. Pekerjaannya sekarang hanya perlu menekan lebih dalam dan menentukan tempo yang pas, nikmat untuknya dan tidak menyakiti Gulf.
Tangan Mew melingkari punggung Gulf, mencengkeram agar Gulf tetap pada posisinya. Gulf sekarang sedang menaikkan paksa bokongnya yang tertusuk pedang Mew.
Sakit.
Setelah beberapa menit terdiam, tubuh Gulf cepat dibalik. Posisi yang tepat ketika Mew ada dibawah Gulf.