akhir

529 39 9
                                    

Gulf tidur dengan ekspresi yang tidak bisa digambarkan. Keningnya berkerut, bahkan simpul bibirnya jelas sekali datar.

Selepas menatap wajah pria yang dicintainya itu, suara berisik bolak balik mengetuk pintu.

" Mew!!! ", teriak Off

" Meww buka pintu lo bangsad "

" Mew!! Darurat anjing "

" Mew!!! "

Pintu apart itu dibukanya, Pond dan Off jatuh bersamaan dikaki Mew.

" Udah malem berisik anjing. Pacar gue bisa kebangun! "

" Gulf mana? "

" Berani ya nanyain pacar orang "

" Gue serius Mew, Gulf mana "

" Mew arghh buru jawab kek "

" Dikamar, lagi tidur "

" Lo ga apa apain dia kan? "

" Gulf ga lo lukain kan? "

" Lukain apaan maksud lo? "

" Cewek tadi itu adiknya Bright! Berarti adik Gulf juga Mew tolol kuda kambing! Lo salah paham, reaksi lo tadi lebay banget narik narik Gulf ", semprot Pond

" Hah? "

" Yaelah kupingnya segala sumbat "

" Gue denger, tadi cuman kaget "

" Udah deh Mew, mending lo minta maaf sama Gulf sekarang. Apalagi sama Prim, dia nangis perkara ga pulang bareng Gulf "

" Tau lo, gue dibentak, di cakar Prim, hampir lagi di tonjok Bright ", kesal Off

Gulf yang tiba tiba terbangun meringis, bawahnya sangat tidak nyaman. Belum lagi bekas cumbuan ada di seluruh kulit susunya.

" Lo bangun? "

Dibawah selimut mata Gulf mengerjap, sial handphone tidak ada disakunya. Bagaimana cara menghubungi Bright?

" Gulf.. sorry gue tadi kasar sama lo "

'' Lo kasar sama Gulf? "

Bright benar benar sahabat setia Gulf, setia dimana pun Gulf berada.

Seperti selamat dari terkaman singa buas rasanya, ya kan Gulf?

" Bright, lo? ", sela Pond

" Gue dikasih tau adik gue, katanya ada yang bawa pergi Gulf. Coba pikir siapa lagi kalo ga temen lo ", wajah itu menatap Mew

" Lo tau apart gue? "

" Lo jawab gue, lo kasarin Gulf apa Mew? ", potong Bright lagi

" Hm.. ", bingung bagaimana ingin menjawab tapi bagusnya Gulf mengambil tindakan pertama.

" Bright gue nginep dirumah lo, ayo pulang "

" Gulf, enggak! Lo disini ", bantah Mew

" Bantu gue Bright "

Seluruh pasang mata itu menatap kaget kearah Gulf. Siapa yang tidak kaget, setiap inci Gulf penuh dengan karya kecup. Bahkan Gulf sendiri malu dengan dirinya.

" Ai sat.. ", lemas Bright

" Gulf... lo... Gapapa ya. Tenang sekarang kita pulang. Ada gue Gulf, ada gue "

" Bright ", Gulf menangis lagi, dipeluknya pinggang Bright.

" Ga akan terjadi Gulf, lo sama gue gapapa ya jangan nangis "

" Gulf disini atau pulang kerumahnya, gaboleh kerumah lo! "

" Diem lo! Lo ga berhak ngatur Gulf mau kemana! "

" Lo yang diem! Gulf disini! "

" Bright lo ga bener kalo gini, gue tau lo sahabat Gulf tapi sekarang Gulf ada Mew ", sahut Pond

" Satupun dari lo semua ga ada yang tau tentang Gulf. Lo Mew, kalo ada apa apa sama Gulf gue pastiin lo ga bakal pernah liat Gulf lagi "

Tidak ada yang tertinggal selain amarah. Tubuh lesuh Gulf digendong Bright, dibawanya keluar walau berkali kali ditahan Mew dan teman temannya.

Bright justru semakin pusing ketika melihat lesu tubuh Gulf, bagaimana jika sahabatnya ini benar benar hamil nanti. Hancurlah masa depan Gulf.
.
.
.

Setelah 7 bulan itu pun Mew tidak pernah lagi melihat Gulf. Sesekali hanya mendapati Bright yang buru buru ke parkiran.

Bukan tidak usaha untuk mencari Gulf, Mew selalu mendatangi rumah yang sempat terasa hangat baginya. Tapi tak ada seorang pun disana. Terakhir kali Mew kesana hanya sepi penghuni yang didapatnya.

Bright juga sama, sekalinya Mew meminta penjelasan akan dimana Gulf sekarang selalu diabaikkan. Sifatnya sedingin es, hampir dilevel yang sama saat pertama kali mengenal Gulf.

Tapi tentu, Gulf lebih dingin.

Kesal Mew kepada Bright berdampak benci yang teramat untuk Gulf.

Kenapa pergi dan tidak menjelaskan apapun, mengakhiri waktu yang hampir mencapai sebulan. Dan menghilangkan cinta yang sudah sepenuhnya tumbuh.

MEW & GULF Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang