Selepas kemarahan Gulf, tidak ada yang berkutik sedikit pun. Seakan atmosfir berubah ketika puncak emosinya sudah diujung lapisan
Off memilih meninggalkan tempat itu tanpa membantah keadaan, ia tahu betul Gulf tidak mungkin marah tanpa alasan. Sedang Pond ia mencoba mencari tahu apa yang baru saja terjadi
Sedikitnya Mew mengerti apa yang menjadi pengaruh terbesar dalam hidup Gulf. Setiap bentuk luapan emosi Gulf selalu saja berkaitan dengan anaknya.
Jadi jika Mew ingin menghancurkan Gulf, maka gunakan anaknya sebagai umpan
Tidak ada yang berani menentang keputusan Gulf, termasuk Off sekalipun. Walau bertahun tahun sejak kehamilannya, tetap saja ada pembatas besar antara Gulf dengan Off
Sebenarnya apa hubungan mereka berdua?
Setelah mengerti rencana tidak jelas Mew dari Thana, Pond ikut meninggalkan tempat itu. Jelas dia tidak mengerti sikap Mew
Kalaulah Mew benci, bukankah seharusnya Mew menghancurkan Gulf dengan taktik. Seperti di cerita orange mafia
Tapi kelihatannya disini Mew seperti mencoba untuk selalu dekat dengan Gulf, dengan embel kata benci yang selalu disebutnya
" Kalo gini gue udah gabisa bantu lo lagi Mew ", dan Thana pun ikut meninggalkannya.
.
.
.Pikiran Mew kini kalut, seperti senjata makan tuan rencananya buyar dengan sekali ucapan dari Gulf.
Sudah begini bagaimana Mew akan memperbaikinya. Menata ulang perusahaan yang kehilangan kesempatan bekerja sama.
Walau Gulf yang menanggung semua kerugian, tapi koneksi Mew bisa saja berpindah ke perusahaan Gulf.
Setidaknya jangan rencana gila lagi Mew
Pikirannya kembali tertuju pada Alex, culik lagi anak itu maka kontrak akan tetap berjalan. Ancam Gulf, dan biarkan Alex tetap bersama Mew hingga proyek itu selesai.
Lalu Mew segera berlari.
Ada ada saja pikirannya itu
Gulf juga tidak bodoh, cukup belajar dari pengalaman. Alex diberinya pesan untuk tidak pergi dengan siapapun, kecuali bersama dengan Bright dan omanya
" Kub pa "
.
.
.Sore menjelang, punggung Mew lelah bersandar di mobil. Lama menunggu pun tidak ada hasilnya, Alex tidak keluar rumah hari ini.
Mata Mew terus saja menatap was was, walau kantuk dan gerah sudah tidak dapat di tahan lagi
" Besok ajala, besok juga masih ada waktu '', putusnya
Mew pulang kerumah, setelah itu membersihkan diri dan memikirkan rencana kedua jika yang ini tidak lagi berhasil ia lakukan.
Soal Alex mungkin dia harus lebih tau banyak tentang anak itu, termasuk hal hal kecil yang hanya diketahui Gulf saja. Lalu adiknya Alex, Natasya.
(◠‿・)-☆
" Alex!! ", nasib sial jika Gulf tau kini anaknya sedang bersama siapa, Mew.
" Halo uncle ", sapanya
" Alex, Alex tolong uncle ya. Ikut uncle sebentar ke rumah uncle "
" Alex gabica tolong uncle, papa tidak kaci ijin kelual lumah hali ini "
" Hm... robot di rumah uncle ada banyak, uncle mau buang. Kalo Alex mau beberapa nanti uncle kasih ke Alex tapi Alex pilih dulu robotnya di rumah uncle "
" Mai uncle papa melalang Alex pelgi, Alex juga halus jaga nong di dalam. Besok aja ya uncle, Alex ijin ke papa dulu "
Percuma juga dibujuk, anak ini terlalu patuh pada Gulf. Mew langsung menggendong Alex masuk ke mobilnya. Persetan jika nanti dia disebut penculik, ini demi proyeknya
Gegabah sekali
Alex menangis kencang di dalam mobil, jelas ia ketakukan. Hidungnya memerah, tangannya juga gemetar sekarang.
Bagaimana Mew bisa bertindak sebegitu menakutkan pada anaknya sendiri
" Udah ya Alex, capek kan nangis terus "
" Nanti Alex mau berapa robot? "
" Alex udah dong kamu nangisnya, saya bilangkan sebentar aja kerumah saya ", tapi tangisannya justru bertambah kuat
'' Saya bilang berhenti nangisnya, kalo kamu nangis terus saya turunin kamu di jalan "
Benci dengan suara tangis mendominasi Mew tanpa sadar jadi membentak Alex. Anak itu diam seketika, menahan sesugukannya hingga lelah ia pun tertidur.
Sampai di halaman besar rumahnya. Mew melihat wajah tulus Alex, merasakan hal yang tidak dia suka
Mew mendadak iba
Tangan Mew menghapus jejak air mata yang tersisa, tingkah anak itu mirip sekali dengan Gulf.
Kemudian Mew menggendong Alex masuk kerumah, pelukannya kencang sampai sampai membuat jantung Mew berdegup tak jelas
Lalu dibawanya anak itu ke kamar.