02. Melintasi Ruang Waktu

202 63 5
                                    

"Kala itu..."

Flashback on

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Flashback on

(11 Oktober 2022)

"Cutt!!!"

"Perfect!!!"

Semua crew bersorak bahagia atas tuntasnya projek ini. Aku pun tak bisa menyembunyikan senyum lebar di wajahku.

Seseorang menghampiriku dengan penuh percaya diri, "Bagaimana? Sesuai ekspetasimu bukan?" ia merapikan topinya.

Aku mengacungkan jempol, "Fantastis!"

"Ya! Sudah kuduga! Aku juga yakin film ini akan membuat kita membawa pulang penghargaan lagi."

"Aku berharap yang terbaik untuk kita semua. Terima kasih banyak atas kerja kerasmu, Pak sutradara."

"Oh, bukan apa-apa. Ini juga berkat dirimu. Aku benar-benar bangga atas bakatmu itu."

Aku tersenyum.

"Ayo kita ambil foto bersama dulu. Setelah itu kita rayakan kesuksesan ini," pintanya.

Aku berdiri di antara para aktris dan aktor yang juga berperan penting dalam keberhasilan projek ini.

'Senang sekali rasanya, bisa bekerja sekaligus mendapatkan keberuntungan seperti ini', batinku.

Cekrekk...Cekrekk...

Setelah sesi foto selesai dan saling mengucapkan selamat, aku pun beranjak menjauh dari kerumunan.

Srekk!!!

Sebuah buket bunga menampar wajahku. Lalu pelaku itu pun menunjukkan wajahnya.

Benar saja, siapa lagi kalau bukan Viani. Sahabat satu apartemenku yang juga bekerja di sini. Ia bagian dari Departemen artistik di studio film kami.

"Congrats Zii!!!"

"Congrats too for you!" kami berpelukan.

"Pak sutradara bilang, kita akan mengadakan party besar, kan? Kudengar putra kepala produser yang baru datang dari Amerika Serikat juga akan ikut bergabung. Kalau begitu, kita harus bersiap dengan baik hari ini. Jangan menyia-nyiakan kesempatan baik!" celoteh gadis itu yang hampir ia ucapkan hanya dalam satu tarikan napas.

"Ya, memang begitu."

"Oke kalau begitu, kita benar-benar harus datang." Viani melirik jam tangannya sekilas, " Oh, aku harus pergi ke tempat lain dulu sekarang. Kamu pulang duluan saja, ya!"

A LongingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang