Telingaku berdenging, lalu aku pun membuka mata, "Dimana ini?"Aku terkejut karena sudah berada dalam satu ruangan yang tidak kukenal. Sebuah kamar elegant yang bisa dibilang cukup mewah. Kemudian, seorang wanita berpakaian rapi masuk ke dalam kamar dan menghampiriku.
"Siapa kamu?" lontarku.
"Saya?..." Ia sedikit kebingungan. "Eh, tidak penting siapa saya. Tapi, tuan saya yang telah membawa Nona kemari," lanjutnya.
'Apa? Sebenarnya di mana ini?'
"Lebih baik Nona istirahat kembali. Saat tuan pulang, ia pasti akan menjenguk Nona kesini," katanya.
'Siapa mereka sebenarnya? Dan... apakah mungkin aku diculik? Aku harus segera pergi dari sini,' batinku.
"Emm, aku ingin ke kamar kecil," aku mencoba mencari alasan.
"Silahkan, di sebelah sana," ia menunjuk ke arah samping.
'Oh aku tak memperhatikannya.'
"Kalau begitu,, tolong ambilkan aku segelas air."
"Minuman sudah ada tepat di sampingmu Nona."
Aku melirik pada sebuah meja di sampingku. 'Mengapa fasilitas di sini sangat lengkap?' gerutuku.
"Aku ingin minuman lain. Kamu bisa membuat yang lebih enak untukku. Cepat!" Aku menaikkan nada bicaraku.
Walaupun sedikit kebingungan, wanita itu akhirnya mengangguk, "Baik Nona... saya akan membuatnya dulu, permisi."
Setelah ia keluar, aku bergegas untuk segera keluar dari rumah ini.
Rumah yang cukup besar ini membuatku cukup kesusahan untuk mencari jalan keluar. Beberapa kali aku hampir berpapasan dengan orang-orang itu, tapi untunglah aku bisa bersembunyi dan segera melarikan diri.
Suasana rumah itu sangat aneh.
🍂🍂
Aku pun berhasil keluar dari rumah mewah itu. Setelah berjalan cukup lama, aku diperlihatkan sebuah kota yang bernuansa klasik, tapi sangat asing.
Kudapati begitu ramai orang-orang yang berlalu lalang. Tapi mereka berbeda, penampilan mereka dan suasana ini sangat aneh. Mataku menyapu setiap sudut dari kota ini, berusaha menemukan jawaban tentang fakta dimana aku berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Longing
Teen FictionDia bilang, "Ketika kerinduan mulai menerpa, saat ia kian menyesakkan dada. Kamu hanya perlu menutup mata, menenangkan diri walau sekejap. Percaya, bahwa kabar baik pasti akan datang. Ya... sebuah pertemuan yang akan menebus semua lara. Ia pasti aka...