10. Beautiful Moment

92 46 1
                                    

Siang ini kami masih berkumpul di kediaman Daniel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Siang ini kami masih berkumpul di kediaman Daniel. Kurasa, mereka menjadi lebih memperhatikanku kali ini. Kami berbincang-bincang sambil memakan pancake yang Mama buat.

"Apakah sebaiknya kita keluar hari ini?" tanya mama.

"Apa benar boleh?" sahutku.

"Tentu saja. Mama ingin berjalan-jalan denganmu. Kamu juga harus menghirup udara segar di luar. Lagipula, Papa dan Daniel bisa menjaga kita, kan?"

Papa mengangguk, "Ya, kita bisa pergi jika kamu mau."

Aku melirik ke arah Daniel. Lelaki itu tampak mengerti, "Em, maaf semuanya. Sepertinya aku tak bisa ikut kali ini. Masih ada beberapa hal yang harus kuurus di kantor," tuturnya.

"Oh, tak apa. Biar Mama dan Papa saja yang menjaga Ziva," jawab Mama.

"Terima kasih. Aku sangat minta maaf."

"Iya tenang saja. Lagipula masih banyak waktu, lain kali kita harus pergi bersama," balas Papa.

"Lalu, kita akan pergi kemana hari ini?" tanyaku.

"Kemana saja. Ayo kita habiskan waktu bersama hari ini." Jawaban dari Mama berhasil membuat senyumku berbinar.

"Yasudah, kita berangkat sekarang saja," ajak Papa kemudian.

Kami beranjak keluar. Ketika sampai di gerbang, sebelum menaiki mobil aku berbalik untuk melihat Daniel yang juga mengantar kami sampai depan gerbang.

"Jaga dirimu, aku pergi," ucapku.

Ia mengangguk, "Hati-hati."

Kami sempat melambaikan tangan untuk mengucapkan selamat tinggal satu sama lain, sebelum aku menaiki mobil dan benar-benar meninggalkannya.


🍃🍃


Setelah sampai di kota, aku bersama Papa dan Mama memutuskan untuk berjalan kaki saja. Sementara mobil Papa ia serahkan pada supir yang mengantar kami tadi.

Aku menggandeng tangan Papa dan Mama secara bersamaan. Seperti gadis kecil yang sedang bermain dengan kedua orangtuanya, tidak mau terlepas walau sedikitpun.

Kami pergi ke sebuah tempat pertunjukkan musik. Setibanya di sana, seorang lelaki berpakaian jas rapi menyapa kami dengan segan dan mempersilahkan kami untuk mengisi sebuah sofa yang berada di baris terdepan.

Kami menikmati musik yang mereka pentaskan, dan ternyata acara ini juga dihadiri oleh grup musik yang pernah kutemui di jalan waktu itu. Mereka bergabung lagi dengan lebih banyak musisi lainnya. Mereka menampilkan beberapa teater musikal klasik dan pertunjukkan lain yang berhasil membuat kami semua terpukau. Suara tepuk tangan pun terdengar riuh memenuhi seisi ruangan.

Ketika semuanya selesai, lelaki tadi yang berperan sebagai pembawa acara menyapa kami dan mengundang Papa juga Mama untuk naik ke atas panggung.

"Berikan tepuk tangan untuk Tuan dan Nyonya Freud yang telah berkunjung hari ini!" semua orang yang berada di sini bertepuk tangan, dan Papa sedikit membungkuk menunjukkan rasa terima kasihnya.

A LongingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang