06. History in the Antique Room

100 50 3
                                    

Sorenya, Daniel dan Papa tiba di rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sorenya, Daniel dan Papa tiba di rumah.

Mama segera menyajikan makanan yang telah kami buat sebelumnya. Di sajikannya beberapa makanan berat di atas meja makan. Aku dan Daniel duduk bersebrangan. Entah kenapa, tak banyak kata yang kami ucapkan kali ini. Hanya ada ekspresi lelah yang tergambar dari wajah Papa dan juga Daniel. Mungkin, urusan militer memang serumit itu.

Tanpa berbasa-basi kami pun mulai menyantap makanan.

Tuk!!

Sumpit yang dipegang Daniel bertubrukkan dengan sumpitku ketika kami hendak mengambil lauk yang sama.

Aku menatapnya canggung, dan segera menarik kembali sumpitku.

Tukk!!!


Lagi-lagi hal itu terulang kembali. Aku mengerutkan kening.

"Ada apa denganmu?" tanya Daniel.

"Hah? tidak apa-apa," segera aku menyantap nasi dari mangkuk.

Daniel menatapku aneh.

Setelah kami selesai makan, Papa beranjak dari kursinya, "Aku pergi duluan. Terima kasih untuk makan malamnya."

Mama mengangguk sembari tersenyum. Lalu mama mulai membereskan alat-alat makan. Aku pun membantunya.

Saat membereskan piring-piring di dekat Daniel, secara tak sengaja pandangan kami bertemu untuk beberapa detik. Dengan segera kupalingkan wajahku darinya dan langsung pergi ke dapur.

Ketika aku membalikkan badan, aku terkejut karena melihat lelaki itu berdiri di ambang pintu dapur.

"Ada apa denganmu?" tanyanya lagi.

Sementara itu aku masih memegang dadaku karena terkejut. 'Kamu mengagetkanku! Sebenarnya kamu ini seorang Jenderal, atau hantu?!' gerutuku dalam hati.

"Aku tak kenapa-napa."

Sreet!!

Lagi-lagi ia menahan tanganku saat hendak melewatinya, "Ada sesuatu yang mengganggumu bukan?"

Aku melepaskan genggamannya, "Tidak."

Ia mengikutiku sampai ke ruang tengah. Kemudian ia duduk dan menatapku, "Kita bicara sebentar."

Aku menghela napas, "Apa?" tanyaku. Kini kami duduk berdampingan.

"Kenapa tingkahmu aneh hari ini?"

"Aku, biasa saja."

Ia menggeleng pelan, "Kamu menjadi sangat pendiam. Apa yang membuatmu canggung? Apa aku melakukan hal yang salah?"

Sesaat kemudian, aku berusaha menatapnya, "Selama ini, kamu masih menyembunyikan banyak hal dariku, bukan?"

A LongingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang