II : Terlalu Manis,Aku tak suka!

43 20 0
                                    

| 'memanjat langit tanpa sayap, ada batu di ujung bumi'|

____________________

Di kamar hotel tanpa penerangan begitu sunyi,hanya terdengar rintikan air yang mengalir dari kamar mandi. Sedangkan di kasur berseprai putih, tampak sosok dengan dress hitam tengah terbaring telentang.

Rambutnya yang semula di ikat satu kini sudah terurai di atas kasur,membentuk lekukan-lekukan bak mawar mekar,indah dan menggoda.

Cklek

Pintu kamar mandi terbuka,ada sedikit kabut asap mengiringi sosok jangkung yang berjalan keluar. Dengan handuk melilit di pinggang,ia kini topless, memperlihatkan otot perut yang terpahat sempurna. Rambut basahnya masih meneteskan sedikit air dari ujung-ujung nya,meluncur membasahi wajah,rahang,leher dan dadanya, sangat seksi.

Menghela nafas berat ia menatap wanita yang masih terbaring di kasur,menarik selimut dan menutupi tubuh telentang tersebut.

Matanya kini beralih pada handphone di atas nakas yang menyala dan bergetar, segera ia mengangkat panggilan dari temannya.

"Halo Jun."

Ucapnya pelan,tak ingin membangunkan sosok yang masih tertidur.

"Kau ke mana? Aku aku pusing mencarimu,bahkan teleponku dari tadi tak kau angkat."

Omelan khas kembali menghiasi gendang telinganya, tampaknya Juna meneleponnya saat ia mandi, hingga ada beberapa notifikasi Misscall.

"Aku lelah dan ingin istirahat,jadi aku pulang lebih awal dan handphone ku dalam mode getar"

Jelasnya sedikit berbohong.

Panca awalnya memang ingin pulang,namun di tengah jalan ia menabrak seorang wanita mabuk. Bahkan wanita itu tak sadarkan diri di pelukannya, bukankah sangat tidak aman membiarkan wanita mabuk berkeliaran.

Dia kemudian membawa wanita itu ke hotel dan berniat pergi setelahnya, namun sang wanita mabuk tersebut malah muntah di baju nya. Terpaksa ia harus mandi terlebih dahulu,membilas bajunya dan menunggu agak kering baru ia akan pulang.

"Huh dasar tidak setia kawan! Baiklah aku mungkin akan terlambat pulang,mereka sibuk merengek ingin ke karaoke."

Suara di seberang  terdengar kesal-merajuk tak terima,sangat kekanak-kanakan.

"Hum, hati-hati."

Balasnya mengakhiri panggilan sambil mengangguk,meski yang diangguki tak dapat melihatnya.

Meletakkan handphone nya kembali, Panca tampak melirik dompet di atas nakas dan membukanya perlahan.

Mengabaikan jumlah uang yang tak sedikit dan beberapa kartu kredit,ia meraih kartu identitas,membaca beberapa informasi seperti nama dan alamat. Lalu manik hitamnya jatuh pada foto wanita dengan ekspresi yang sangat elegan,ada aura dominan dan keangkuhan yang terpancar dari foto tersebut.

' Padahal hanya foto identitas seperti pada umumnya'

Batinnya sambil terkekeh geli,ia lalu melihat tanggal lahirnya. Seketika ia diam mematung.

"Aku tidak membawa istri orang ke hotel kan"

Gumamnya pelan sembari melirik wanita yang menyandang nama Lea Michele yang sedari tadi masih asik tidur di kasur,pasalnya wanita ini sudah berusia kepala tiga. Seketika ia merinding,bahkan wajahnya sudah kuning-hijau,ia tak ingin di anggap perebut istri orang.

Namun setelahnya ia bernafas lega,melihat statusnya di kartu identitas 'belum menikah' .

Ia kembali terkekeh memikirkan beberapa drama ia menjadi pria yang membawa istri pria lain ke hotel.

Be My Lady [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang