| ' seperti tanda titik, semuanya berakhir dengan mu ' |
______________
Di sebuah ruangan tampak seorang wanita tertidur dengan posisi terduduk, bulu matanya yang terkulai berhasil menciptakan bayangan di bawah sorotan lampu kuning redup yang dihasilkan dari pencahayaan yang tergantung di dinding.
Alisnya bertaut tak nyaman, entah karena posisi tidurnya atau karena kesadarannya yang mulai terjaga. Ia secara perlahan mencoba membuka matanya, lalu berkedip-kedip sebenar untuk menetralkan penglihatannya yang sedikit buram.
Kemudian ia menyapu sekeliling ruangan asing dengan teliti, dari komputer yang mati dan banyaknya rak berisi buku, dapat dipastikan ini adalah ruangan yang biasa dipakai untuk bekerja oleh sang empunya.
Wanita itu lalu mencoba bangkit, ada rasa nyeri dari kepalanya yang berdenyut sakit, rasanya ia ingin mengumpat pada orang yang telah membius dan membawanya kesini.
Namun demikian ia hanya bisa menahannya, akibat efek obat bius yang ia minum masih tersisa, hingga tubuhnya terasa agak lemas.
Matanya tertuju pada pintu yang tertutup, sambil menopang tubuhnya pada dinding, ia mencoba mendekati dan membukanya, namun tentu saja hal itu sia-sia karena pintu tersebut dikunci dari luar.
Ia kemudian kembali menelisik sekitar, dari pintu yang terkunci,ia bisa tahu bahwa komputer itu pasti sengaja di matikan agar ia tak bisa menghubungi orang lain, bahkan jika komputer itu hidup, pastinya akan ada kata sandi yang tak bisa ia buka.
Lagian melihat ruangan yang dipilih untuk mengurungnya sangat baik dan nyaman, mungkin sang pelaku tak berniat untuk menyakitinya, sehingga saat ini ia hanya perlu menunggu dengan tenang.
Wanita itu lalu menatap satu potret yang menarik perhatiannya, sejak sadar tadi, ia hanya melihatnya sekilas akibat penerangan yang minim, namun saat ini ia bisa melihat jelas sosok yang ada dalam bingkai tersebut.
Gadis dengan gaun kuning yang cerah.
'Itu aku?!'
Batinnya terkejut.
'bukan! Itu bukan aku, kami hanya terlihat mirip.'
Bantahnya lalu menggeleng kuat, sekilas memang dirinya tampak mirip dengan gadis kecil tersebut, namun itu bukanlah dirinya.
Ia tak pernah memiliki gaun seperti itu, sejak kecil ia selalu lebih senang memakai celana pendek dengan warna gelap, bukan terang yang menyilaukan mata seperti itu.
Dirinya juga tak ingat pernah memelihara kucing hingga berfoto bersama seperti itu. Bahkan jika dia pelupa, orang tuanya yang sangat menyayanginya kerena anak tunggal, akan selalu mengabadikan setiap kegiatan kecilnya di sebuah album foto, dan foto seperti itu tak pernah ada di sana.
Jadi sudah dipastikan bahwa potret gadis itu bukanlah dirinya, namun kucing itu–
"Elly..."
Suaranya serak saat menggumamkan nama kucing yang ia kenal tampak mirip dengan kucing dalam potret.
Apakah ini adalah kucing yang sama?
Ditengah tautan alisnya yang merasa heran, pintu yang semula tertutup kini terbuka, menampilkan sosok pria yang amat ia kenal tengah membawa nampan dengan santainya, seolah-olah itu adalah hal yang wajar.
"Benar, itu adalah Elly."
Setelah mengunci pintu, pria tersebut meletakkan nampan yang berisi makanan dan segelas jus jeruk ke atas meja.
Menghiraukan tatapan permusuhan dari wanita tersebut, ia ikut berdiri memandangi potret gadis cantik di dinding.
"Gadis ini adalah cinta pertamaku, kami telah mengucapkan janji untuk menikah dan memiliki keluarga kami sendiri saat sudah dewasa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Lady [ END ]
RomanceLea Michelle tak sengaja melakukan one night stand dengan Panca yang memiliki usia lebih muda darinya. Ditengah-tengah keadaan dirinya yang mencoba mengatur perasaan hati, Muncul sosok Kris Biantoro yang terobsesi membangun keluarga harmonis dengann...