XIV : Tentang Sky [3]

22 15 0
                                    

| 'melupakan mu adalah kata terakhir dalam kamus ku, namun nyatanya itu menjadi opsi pertama dalam langkah ku' |

_______________

Dua hari kemudian hasil DNA keluar, hasilnya tak di ragukan lagi bahwa Rey dan Panca adalah saudara kandung. Panca juga sudah mulai menerima kebenaran itu,meski agak canggung,ia tetap berusaha memanggil Rey dengan sebutan kakak dan pindah dari asrama kampus untuk tinggal bersama di apartemen Rey.

Panca juga tak perlu kerja part time sana-sini, meski sempat ada beberapa perdebatan tentang hal itu. Entah mengapa ia tak bisa hanya menerima pemberian Rey begitu saja,ia juga tak terbiasa hanya berdiam diri di rumah tanpa kesibukan apapun.

"Sudah siap?"

Pintu kamar terbuka, menampilkan sosok Rey yang sudah siap dengan setelah jas biru gelapnya.
Ia berdiri diambang pintu menatap sang adik yang sedang memakai dasi di depan cermin.

"Iya sudah kak."

Setelah menyelesaikan simpul dasi di kemejanya, Panca mengangguk dan menoleh, ia lantas menyambar jas hitam tinta yang selaras dengan pupilnya dari atas kasur,dengan langkah lebar ia menuju pintu.

Rey menatap tampilan adiknya yang sudah rapi, rambutnya yang semula turun, kini di sisir ke atas, memperlihatkan dahinya.

Setelah membantu Panca mengenakan jas, Rey merangkul bahu dan menuntunnya keluar gedung apartemen.

Pagi ini acara jumpa pers akan di adakan di sebuah gedung hotel, kegiatan ini bertujuan untuk peluncuran buku terakhir dari seri Sky, sekaligus membocorkan pada media tentang fakta dibalik buku-buku tersebut.

Meski awalnya Panca sempat menolak untuk muncul di depan berbagai media yang meliput,namun Rey berhasil meyakinkan nya. Ia ingin semua orang tahu tentang Sky, sehingga ia bisa tenang, melepaskan beban berat yang selama ini terpatri di pundaknya.

"Lea!"

Keduanya baru sampai di basemen hotel tempat acara di adakan. Rey melihat seluet yang familiar dari kejauhan lalu memanggilnya.

Mendengar namanya di panggil, sontak saja Lea memutar ujung matanya. Ia nampak sedikit terbelalak saat pandangannya bertabrakan dengan onix legam yang ia kenal.

Dengan senyum yang tampak tenang ia mencoba menghalau rasa berdenyut di dadanya.

"Kalian sudah sampai."

"Iya baru saja."

Rey menyahuti dengan antusias, sedangkan Panca hanya mengangguk dan mengeluarkan gumaman 'En' yang sedikit terdengar di basemen sunyi.

Ketiganya kemudian mengobrol sebentar, lantas menuju hall acara dilaksanakan,dari jam di lengannya, Lea bisa tahu acaranya akan di mulai sebentar lagi.

__________

"Saya sebenarnya hanya menulis ulang dari cerita yang di tulis oleh adik saya, Sky. Ia sempat hilang saat umur lima tahun, itulah sebabnya saya memberi buku-buku nya dengan judul yang sama. Saya juga tidak ingin mengklaim karya adik saya sendiri."

Semua orang tampak terkejut dengan penuturan Rey di depan kamera. Sedangkan Lea yang berdiri di pojok hanya dengan santai menyesap kopi hangat dari cup nya.

"Sekarang setelah saya kembali bertemu dengannya,saya ingin fokus pada memperbaiki hubungan dengan sky dan melanjutkan bisnis orang tua saya. Sehingga ini adalah seri terakhir dari Sky."

Ia jeda sejenak untuk menarik nafas, lalu dengan senyum lembut ia berdiri. Ada semacam kegembiraan dan kekaguman dimatanya.

"Lalu begitu, sekarang izinkan saya untuk memperkenalkan penulis asli dari novel Sky. Namun kini ia lebih memilih untuk tetap menggunakan namanya yang biasa, Panca!"

Be My Lady [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang