X : French Kiss

35 17 0
                                    

| 'manis, apakah rasanya secandu itu?'|

_____________

Brakk

Pintu bar terbuka dengan kasar, semua pengunjung yang terkejut mengalihkan atensinya pada pemuda yang masih bersandar di pintu, ia tampak kelelahan dengan bulir-bulir keringat seukuran biji jagung di pelipisnya, namun mata legamnya menyapu sekitar dengan penuh antusias.

Panca datang dengan terburu-buru,ia sebenarnya baru akan pulang dari shift malamnya, namun tiba-tiba ada pesan masuk dari wanita pujaan hatinya yang memintanya untuk datang. Dengan perasaan menggebu-gebu ia lantas bergegas pergi setelah mengirim pesan balasan untuk menunggunya.

Lea yang sedari tadi meletakkan kepalanya di atas meja mulai menatap pemuda tersebut dan melambaikan tangan.

Panca segera mengenalinya, dengan langkah lebar ia mengikis jarang keduanya.

"Kamu mabuk?"

Lea hanya mengangguk pelan, Melly yang sedari tadi asyik menenggak bir dan mengobrol dengan bartender muda pun mulai menatap Panca, penuh rasa ingin tahu.

"Siapa?"

Ia tak bisa tak bertanya, ada seorang pemuda tampan dan berdiri tegak di depannya, apalagi kenal dengan temannya yang kolot.

"Selamat malam, saya Panca."

Dengan senyum yang tak pernah pudar, pemuda itu memperkenalkan diri, ia sedikit membungkuk sebagai bentuk rasa hormat.

Melly mengangguk dan memperkenalkan diri juga, setelahnya mereka berdua mengobrol ringan, mengabaikan Lea yang kembali merebahkan kepalanya di atas meja, benar-benar mabuk.

"Baiklah kau bisa antar dia pulang, alamat apartemen nya sudah aku kirimkan. Aku masih ingin bersenang-senang."

Ia berujar setelah bertukar nomor telepon dengan Panca.

"Baiklah, selamat tinggal."

"En, hati-hati."

Sambil melambai dan mengucapkan perpisahan,ia menatap punggung tegap yang menggendong temanya yang tak sadarkan diri menjauh keluar.

Meski pemuda itu berkata bahwa mereka hanya kenalan, namun ia bisa tahu dari sorot matanya, sorot mata itu memancarkan tatapan yang tak bisa kau berikan pada seorang kenalan biasa.

"Apakah cinta bertepuk sebelah tangan?"

Ia bergumam sembari melirik pintu yang tertutup.

"Tidak."

Melly lantas menoleh pada bartender muda di depannya, menatap dengan penuh tanda tanya.

Namun bartender tersebut tampak tak berniat menjelaskan maksud dari kata 'tidak' nya, ia hanya tersenyum dan kembali sibuk melayani tamu laki-laki yang baru datang.

__________

Cklek

Pintu apartemen berhasil dibuka setelah memakan waktu, penyebab utama nya tentu saja sang empunya yang mabuk hingga sulit membangunkannya, sekedar untuk menekan tombol password apartemen, untungnya ia berhasil mengetahui bahwa pintu otomatis itu bisa dibuka dengan sidik jari.

Panca melirik ruangan sekitar, semuanya gelap tanpa penerangan satu pun. Dengan susah payahnya ia mencoba meraba di sekitar dinding untuk menemukan sakelar,namun hasilnya nihil.

Maka ia putuskan untuk merogoh saku celananya untuk mengambil handphone,sebelum itu ia membenarkan posisi Lea di dadanya dahulu.

Dengan satu tangan ia menyalakan flash,lalu kembali dengan aksi mencari sakelar. Rupanya itu berada lima langkah dari posisinya.

Be My Lady [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang