XVII : Dark Side

18 11 0
                                    

| ' kita bertemu di belahan dunia yang salah, hanya untuk saling menyakiti' |

____________

Hari-hari berlalu begitu saja,tak ada yang spesial di setiap bergulirnya pagi hingga ke pagi selanjutnya, kehidupan yang Lea jalani tak jauh-jauh dari pekerjaan, hubungan ia dan Kris juga tak pernah melewati garis batas yang ia buat.

Meski sesekali mereka ngobrol hal sepele, ke supermarket untuk membeli bahan makanan atau mengunjungi orang tuanya.

Ia kadang sempat tak habis pikir dengan jalan pikiran Kris, mengapa pria itu menawarkan kontrak pernikahan yang hanya berlangsung satu tahun, sebenarnya untuk apa? Dilihat dari segi manapun,tak ada untungnya untuk pria itu, lantas apa yang ia cari? Apakah hanya karena rasa suka? Atau rasa penasaran?

Lea tak pernah menemukan jawaban dari segala pertanyaannya, sikap Kris yang tampak berubah-ubah menjadi sebuah misteri tersendiri. Dulu pria itu adalah lelaki yang profesional, setelah pernyataan cintanya Lea tolak, Kris mulai agak emosian dan kasar, namun kini setelah menjalani kehidupan pernikahan, ia tampak menjadi pasangan yang sangat sempurna dengan segala perhatiannya.

'Apakah dia memiliki kepribadian ganda atau sedang ketempelan hantu iseng?'

Batinnya.

Setelah menyebar helaan nafas panjang, Lea yang tengah menggigil kedinginan berusaha memeluk tubuhnya sendiri,hujan turun sejak siang tadi hingga suhu udara mulai jatuh.

Padahal tadi pagi ramalan cuaca mengatakan bahwa akan cerah seharian, hingga ia tidak perlu repot-repot membawa sweater atau jaketnya.

"Maaf Lea,tadi sedikit macet."

Kris datang menjemput dengan sebuah mantel tebal di tangannya, ia mendekat dan menyelimuti istrinya yang tampak kedinginan.

Lea mengangguk dan memaklumi, jalanan kota memang sering dilanda kemacetan, apalagi saat jam pulang kerja. ia hanya mempererat mantel di tubuhnya.

Keduanya kemudian menuju basemen, Lea yang akhir-akhir ini agak workholic juga merasa lelah, tubuhnya entah mengapa sedikit tak nyaman, sepanjang perjalanan ia hanya menjatuhkan kelopak matanya yang berat,tidur.

_________

"Lea!"

Sekali lagi Kris mencoba membangunkan wanita yang tak terusik dari tidurnya, bukannya ingin mengganggu, hanya saja mereka sudah tiba di parkiran gedung apartemennya.

"Nngh..."

Dan sekali lagi Lea hanya melenguh tak nyaman, alisnya berkerut dengan bulir seukuran biji wijen di sepanjang wajahnya yang agak memucat.

Melihat ketidak normalan di wajah itu, Kris mencoba meletakkan telapak tangannya ke dahi Lea, dan segera rasa hangat yang tak biasa menerpa kulitnya.

Demam!

Satu kata itu membuatnya merengkuh tubuh menggigil dengan bibir yang pucat itu, buru-buru menggendong Lea untuk memasuki apartemen nya.

Ia memilih membaringkan wanita itu di kasurnya dari pada kasur di kamar lain. Setelah mengecek suhu Lea dengan termometer,ia segera mengambil handuk dan air dingin, dengan alat digital yang menyentuh angka 37 derajat, tentu saja Lea harus di kompres.

Tampaknya hal itu mengurangi rasa tak nyaman dari demam Lea, terlihat wanita itu mulai rileks dengan hembusan nafas yang teratur.

Kris pun memilih untuk ke dapur,dengan bunyi 'Click' ,pintu tertutup. Ia membuka lemari pendingin, memilih bahan-bahan untuk memasakkan bubur yang mudah di cerna, khas makanan orang yang sedang tak sehat.

Be My Lady [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang