XIII : Tentang Sky [2]

22 15 1
                                    

\ 'cahaya matahari naik,menyinari kegelapan dan mengungkap rahasia yang terpendam' |

_______________

Akhir tahun 2002,

Alun-alun kota penuh dengan berbagai ornament merah yang ceria. Pohon-pohon yang tumbuh subur berhiaskan lampu berkelap-kelip,mengalahkan bintang di langit malam. Berbagai stan makanan di dirikan di tepi-tepinya,aroma manis,gurih dan pedas yang menggugah meramaikan situasi di tanah lapang tersebut. Pergantian tahun tinggal beberapa jam lagi sehingga semua orang berkumpul untuk menyaksikan moment yang sudah di depan mata,meninggalkan kenangan di belakang dan membuka lembaran baru ambil duduk-duduk,bercengkrama bersama.

Tak terkecuali keluarga Raymond,dengan membawa dua putranya ,mereka telah meninggalkan urusan bisnis dan memilih menghabiskan waktu seperti keluarga pada umumnya. Rey dan Sky tampak manis dalam balutan mantel merah terang, mereka tampak seperti pinang di belah dua. Mr dan Mrs Raymond pun yang duduk di rerumputan beralas karpet bulu, tak bisa menahan garis bibirnya untuk tak naik, saat melihat kedua putranya yang memiliki wajah madu tengah bergandengan sembari berbagi cotton candy.

"Bu, kami akan pergi ke stan penjual ,Sky ingin es krim."

Dengan suara yang agak cadel namun imut, Rey kecil menunjuk stan makanan di sebelah gerbang alun-alun. Sang mama melirik jari pendek putranya terarah, kumpulan stan itu tak terlalu jauh,mereka hanya perlu melewati kerumunan orang yang juga tengah duduk di tanah lapang. Ia lalu melirik si bungsu yang sudah meneteskan air liur sembari menghisap ibu jarinya yang bulat akibat lemak bayi.

"Baiklah,hati-hati dan jaga adikmu Ok!"

Sambil terkekeh melihat si kecil Sky, ia pun mengangguk mengiyakan,lalu menyerahkan beberapa lembar uang pada Rey.

Dua bocah itu lalu berjalan menjauh dengan senyum yang tak pernah pudar, dengan pipi tembam dan agak kemerahan,sosok kecil Sky menarik atensi orang yang mereka lewati. Semua mata tak bisa mengabaikan sosok bulat yang berjalan dengan langkah kecil, bahkan dengan ramahnya Sky melemparkan deretan gigi putihnya yang bahkan belum tumbuh semua.

"Sky ingin rasa apa?"

Rey bertanya pada adiknya saat sudah berdiri di depan stan es krim. Dengan kegirangan, Sky menunjuk gambar es krim dengan warna pink lembut yang tertempel di poster menu. Tentu saja Stroberi, adiknya ini sangat suka rasa buah yang manis itu.

Selagi Rey mengatakan pesanannya pada penjual,kini Sky sudah mulai memutar kepala bulatnya mengikuti maskot kelinci yang baru saja lewat. Mata bulatnya yang berhias pupil hitam sudah memancarkan panah-panah imajiner, ia lalu berlari mengejar kelinci besar tersebut.

Duar

Bersamaan dengan kembang api yang meluncur dan pecah di langit malam,tiba-tiba Rey merasakan jantungnya berdenyut, entah karena terkejut dengan efek suara yang kuat dari kembang api atau malah karena ia menyadari kehangatan di telapak tangannya telah hilang.

Ia lantas memutar matanya hanya untuk mendapati tanah kosong di sebelahnya, Sky yang tadinya berdiri di sana sudah tak ada, dengan panik ia mencari sosok itu. Matanya membelalak saat menangkap seluet Sky yang berjalan kecil, jauh di depanya.

"Skyyyyy!"

Teriaknya sembari melangkah untuk mendekat, ia bisa melihat manik legam Sky berbalik menatapnya. Namun sayang, berbarengan dengan itu ,kembang api kembali melukis warna di kanvas hitam, orang-orang yang semula duduk santai pun mulai berdiri, berkerumun untuk melihat percikan warna indah seperti bintang itu lebih dekat.

Sosok kecil Sky pun mulai keluar dari lingkup penglihatannya,tenggelam bersama ribuan manusia yang meluap.

Brukk

Be My Lady [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang