VII : Kontrak

31 19 0
                                    

| 'ada bulan di gelapnya malam'|

___________

Sesuai kesepakatan dengan Kris kemarin, Lea kini sedang mengemudi dengan santai menuju tempat pertemuan mereka,sebuah bar yang tak jauh dari kantornya, ia melirik arloji di lengannya untuk mengetahui bahwa ia agak telat dengan waktu yang dijanjikan, namun tak ada niatan baginya untuk menekan pedal gas agar lebih cepat sampai. Ia lebih memilih menurunkan jendela kaca dan membiarkan angin menari bersama surai hitamnya yang terurai.

Malam ini tampaknya jalanan agak senggang, selain deru nafasnya sendiri,hanya terdengar suara pemandu jalan di dasbor mobil yang mengisi keheningan. Tak berkeinginan meski sekedar menyetel lagu ataupun mendengarkan siaran radio favoritnya.

Terkadang ada pikiran yang melintas di benaknya, bermacam-macam hal mengusik ketenangan singkat nya.

Mulai dari betapa misterius nya penulis Sky, Obsesi Kris yang ingin menjalin hubungan asmara dengannya hingga pada sosok pemuda yang sempat menjadi partner tidurnya,Panca.

Sebenarnya ada apa dengan kehidupan damainya akhir-akhir ini.

'Apakah aku menginjak sesajen atau apa'

Pikirannya dalam hati sembari menghela nafas berat.

Hingga tak terasa ia sudah sampai di tujuan, setelah memarkirkan mobilnya ia segera turun menatap keseluruhan tempat di depannya dengan seksama. Bar ini cukup ramai karena di pinggir jalan raya, lampu neon nya terang dengan dinding kaca yang transparan membuat yang di dalam dan luar dapat terlihat jelas. Sekilas tempat ini lebih mirip seperti kafe yang sering di kunjungi anak muda.

Ia segera mendapati sosok Kris duduk tepat di depan dinding kaca transparan yang dengan santai menyeruput kopi,pria itu tersenyum saat bersitatap dengannya dan memberikan isyarat untuk masuk.

Tak ingin lebih menyia-nyiakan waktunya ia segera melangkah masuk dan menghampiri pria itu lalu memesan espresso panas, tampaknya akan turun hujan hingga suhu agak turun beberapa derajat.

"Bagaimana kabar mu?"

Kris membuka percakapan yang sangat klise.

"Seperti yang kau lihat. Dan lebih baik kita kesampingkan formalitas itu, langsung saja apa tujuan mu?"

Dengan datar Lea mengacuhkan lawannya dan lebih fokus pada tujuan awal.

" Aku tahu kau tak mungkin ingin memberikan informasi itu dengan cuma-cuma."

Lanjutnya sembari mencicipi espresso yang sedari tadi mengepul di atas meja, sudut matanya menatap onix yang sama dari pria di seberang.

Namun Kris hanya tersenyum agak ambigu dan menyodorkan sebuah map merah padanya.

"Aku hanya minta kau menandatangani kontrak ini."

Lelaki itu berujar dengan penuh ketegasan,namun ada kilatan yang tak terbaca di matanya.

Mengabaikan hal itu Lea mengerut heran, ia penasaran dengan kontrak yang dimaksud, lantas ia meraih map yang tergantung di udara dan membukanya. Ia membaca setiap huruf yang ada dengan teliti, tiba-tiba ia melotot terkejut saat mengetahui inti kontrak.

"Kontrak pernikahan?"

Yang benar saja, apakah kepalanya terbentur sesuatu?

Lea menatap Kris dengan aneh, seolah tak mempercayai penglihatannya sendiri.

"Hanya satu tahun."

Kris mengangguk sebelum menjelaskan periode kontrak yang ia ingini.

"Dan tenang saja, aku tak akan menuntun sentuhan fisik yang intim atau skinship yang berlebihan, seperti yang tertulis dalam kontrak. Kau bisa melihat detail nya di sana."

Be My Lady [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang