6☁️🦒

15 2 0
                                    

"Karena masih pagi jadi nggak boleh minum es teh. Teh hangat aja ya?".

Kini Alesa dan Jef sedang berjalan menuju kantin kampus. Sebenarnya keduanya masih akward setelah yang terjadi tadi di mobil. Tapi Alesa tak mau memikirkannya, Alesa tahu kalau itu hanya perasaan sementara Jef padanya. Sedangkan Jef yang pandai mengubah suasana, jadi mereka kembali seperti Jef dan Alesa seperti semula. Jef pengganggu dan Alesa si emosian menghadapi tingkah Jef. Walaupun Jef sebenarnya tidak mau seperti itu, Jef mau Alesa menjadi kekasihnya. Ingat Jef, hanya perlu waktu. Tak peduli lama atau sangat lama.

"Ih curang, tadi kan bilangnya mau belikan es teh".

"Nggak jadi. Daripada kamu sakit, aku nggak mau Alesa kesakitan".

"Lebay".

"Biarin, aku lebay kalau sama kamu aja asal kamu tahu".

"Nggak peduli Jef".

"Nggak papa, nanti juga peduli".

"Kamu suka es teh juga?". Tanya Alesa. Jef tidak membahas lagi tentang Alesa yang sudah aku kamu an. Kalau dibahas nanti dia manggilnya lo gue lagi. Jef tidak mau itu terjadi. Aku kamu sedikit lebih romantis. Dasar, padahal Jef yang lebay sebenarnya.

"Enggak suka, aku sukanya liatin kamu minum es teh".

"Serius Jef".

"Iya aku serius".

Alesa tak merespon lagi ucapan Jef. Jef yang tak membiarkan sedetikpun tidak mengobrol dengan Alesa, jadi dia selalu mengoceh. Kalau Alesa diam lagi, ya Jef yang akan ngomong lagi.

"Kamu nggak nanya kesukaanku apa?".

"Enggak".

"Tanya dong".

"Enggak ah".

"Ih, ayo dong tanya". Sudah dibilang, Jef orangnya pantang menyerah.

Alesa menghela nafas, kalau tidak di jawab tahu kan apa yang terjadi?.

"Jef suka apa?". Tanya Alesa malas-malasan.

"Suka kamu".

"Kan ditanya serius malah jawabnya bercanda".

"Aku serius Alesa. Kapan si kamu bisa percaya sama aku?".

"Kapan-kapan".

"Yyeeeyyy kapan-kapan itu berarti nanti bakal kejadian. Makasih loh, aku seneng".

Alesa memutar bolanya malas. Tak memperdulikan manusia aneh di sampingnya.

"Kalau suka Jef, kapan?".

"Nggak akan".

"Eh gaboleh gitu, ucapan adalah doa loh".

"Ya bagus dong".

"Nggak akan ada yang mengamini".

"Siapa bilang?".

"Seluruh semesta dan isinya ada dipihakku".

"Terserah lah Jef, aku capek. Kamu nyebelin".

"Sebentar lagi bakal ngangenin".

"Aku haus dari tadi ngeladenin kamu ngomong".

"Heheh iya maaf maaf, bentar lagi sampai".

***
Selesai membeli teh hangat dan menghabiskannya Jef mengantar Alesa untuk ke kelasnya. Tadinya Alesa menolak. Tapi ya namanya juga Jef, dia tidak akan menyerah sampai Alesa bilang 'terserah', karena kalau sudah bilang 'terserah' itu artinya 'iya', ya walaupun terpaksa ya. Karena sejujurnya Alesa hanya malas meladeni ocehan Jef yang memenuhi telinganya.

Ruang TungguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang