04

86 9 0
                                    

Sesampainya Prima didepan Kelas Gilang, dia pun langsung masuk dan menghampiri Gilang yang tengah sibuk mengerjakan tugas-tugasnya itu.

"Eh hai Lang, ini gue bawain makanan dan minuman gue tau Lo pasti laper kan?" Ujar prima sembari menyodorkan makanan itu. 

"em makasih ya prim lo tau aja kalo gue lagi laper" jawab Gilang sambil tersenyum. 

"iya sama-sama" jawab Prima. 

"ekhemm gue gak di bawain makanan juga nih?" Tanya David pasalnya Prima hanya memberikan makanan kepada Gilang saja.

"Yee ngapain gue bawain makanan buat lo, beli sendiri lah atau nggak minta ayang noh" sewot Prima.

"udah-udah nggak usah berantem, sini dav kita makan bareng" ajak Gilang.

"oke lah rezeki nggak boleh ditolak iyakan" jawab David dan hanya diberi anggukan kepala oleh Gilang, Sedangkan Prima sudah naik darah kepada David.

Lain tempat, Di kantin saat ini tengah ramai iya lah namanya juga kantin pasti ramai kalo sepi mah kuburan. Desi dan kawan-kawan duduk di tempat biasa yaitu meja pojok mereka tengah menikmati makanan dan sesekali mengobrol.

"Eh kok gue gk lihat Gilang ya biasanya kan mereka ber 7 cowoknya 4 ceweknya 3 itu kok cuman 4 orang ya yang 3 kemana coba" ujar Desi setelah mengamati meja Beno dan kawan-kawan.

"Mungkin sibuk kali atau nggak ada tugas maybe" jawab kesia santai, dan hanya dibalas Desi dengan ber oh ria saja.

"Bentar deh, itu bukannya Abang Lo? Kok sama cewek emangnya dia punya cewek?" Tanya Zulita sambil menunjuk ke arah meja akmal.

"Mana gue tahu kan abang gue jarang cerita elo pada pasti tau lah" jawab Desi.

"yahh kalo beneran punya cewek gue patah hati nihh" ujar Berlin lesu, dan hanya dibalas tatapan cengo oleh teman-temannya, karena setahu mereka Berlin itu anti cowok kecuali keluarga sama teman-temanny,jadi ya mereka syok mengetahui bahwa beriln diam-diam menyukai seorang Akmal Argadinata.

Setelah dari kantin otomatis kembali kek kelas dong kembali KBM, dan ini tuh sangat membosankan bagi keenam siswi bandel ituh.

"Guyss gue ada ide dehh" ujar Desi semangat.

"apaan jangan aneh-aneh deh lo" ujar Kesia memperingati. 

"hehe Lo tau aja sih kes, gimana kalo kita bolos gue ada tau satu tempat nihh mau gak? sesekali gituh" ucap Desi sambil cengengesan, sempat ditolak oleh teman-temannya, namun selang berapa menit kemudian. 

"boleh deh coba-coba gitu iya gak?" Ujar Kaila semangat.

"tapi, kita itu murid baru loh jangan macem-macem deh" ucap Kesi memperingati teman-temannya itu.

"cuman satu macem kok kes ngk macem-macem suer deh, ayo lah pliss", ujar Desi sambil menunjukkan puppy eyesnya.

"Yaudah deh terserah kalo dihukum nggak usah ngeluh" ucap Kesi.

"oke" jawab mereka kompak.

"Guys ikutin gue ya, setahu gue dibelakang itu ada tembok nggak terlalu tinggi, ada tangganya juga pastiin nggak ada pak Maman oke?" Ucap Desi memberi instruksi kepada temannya.

"Berlin duluan, disusul zulita, terus kaila, habis itu Aisyah, lanjut kesia, gue terakhir jaga-jaga biar aman oke" ujar Desi lagi, dan hanya dibalas anggukan kepala mengerti oleh teman-temannya.

Setelah mereka berhasil Melawati tembok pembatas itu Desi pun mengarahkan teman-temannya menuju suatu tempat.

"Guys sini deh, ikutin gue tanpa ada yang bersuara paham?", Ujar Desi menginstruksi mereka semua, Meraka pun hanya mengangguk kan kepala tanda paham.

Tak disangka bahwa di halaman belakang sekolah itu ada sebuah kebun yang sangat sejuk dan juga terdapat satu warung.

"Bentar deh gue kok heran sama elo deh" ujar Aisyah heran pasalnya mereka kan anak baru kok bisa mengetahui tempat beginian.

"Jujur aja sih gue dulu udah sering ke sini diajak Abang gue nongkrong sama temennya makanya gue tau, kalo soal jalan buat bolos gue kemarin lihat kelas XI manjat tembok itu yaudah gue ikutin deh hehe" jawab Desi sambil tersenyum manis, mereka pun paham tak heran juga karena memang Abang dia selain pinter famous juga nakal.

"Terus nanti kita pulangnya gimana dong?" Tanya Berlin panik. 

"Ya nggak gimana-gimana lah, pulang tinggal pulang kok riweh" jawab kaila sewot.

"Iya juga ya, ada benarnya lho yang dibilang sama Berlin" jawab Zulita.

"Tenang nanti biar gue suruh Abang gue bawain tas kita yang penting hari ini kita aman" jawab Desi memberitahu kepada temannya.

"Tapi jangan senang dulu bestii besok dijamin kita dijemur dilapangan karena kan kita hari ini nggak ada dikelas" ujar Aisyah memberitahu.

"bener tuh Ais ucapan kamu,  yaudah sih nggak papa lagian kita kan belum pernah dihukum juga" timpal kesia.

Terlalu asik mereka disana hingga tak menyadari bahwa ada seseorang yang datang menemui mereka.

"Woiii, enak ya lho pada, lah kita disuruh bawain tas mereka merasa jadi babu Meraka gue" ucap kesal teman Akmal.

"Eh, udah pulang ya bang? hehe sorry terlalu asik soalnya btw makasih babu-babu" jawab Desi dengan wajah tanpa dosa.

"Yaudah yok pulang udah sore juga" ajak Kesi lantas semua pun pergi dari tempat itu.

"Bang" panggil Desi.

"apa?" Jawab Akmal.

"Jangan bilang sama bunda ya bang kalo gue habis bolos ntar yang ada bunda ceramah nggak berhenti-henti kan capek gue dengarnya yayaya" mohon Desi agar sang Abang tidak memberitahu sang Bunda.

"Nggak bisa gitu dong dek, lo aja waktu itu cepuin gue" jawab sang Abang ingin melapor kepada Bundanya.

" Yah bang jangan dongg, satu permintaan dehh gimana?" Bujuk Desi dengan menunjukkan puppy eyesnya.

"tiga permintaan gimana?" Tawar sang Abang.

"yaudah deh tapi jangan cepu ya bang" jawab Desi.

"oke deal" jawab sang Abang.

Lain lagi, tepatnya di kediaman Sanjaya sekarang tengah ramai oleh kehadiran teman-teman Gilang, bukan hanya Beno, Dewa, dan David. Melainkan ada Prima, Nanda, dan Desvinka.

" Oh ya Lang Mama lho mana kok tumben nggak ada? Tanya Prima pasalnya kalo mereka main pasti ada mamanya tapi ini tidak ada.

" Biasa lagi arisan" jawab Gilang, dan hanya dibalas prima dengan ber oh ria saja.

"Kalian mau main apa?" Tanya Desvinka lembut ke 4 cowok itu.





















Sampai situ dulu ya gess nanti dilanjut kalo ada typo kasih tau yaaa

Kisah Sang Remaja (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang