BUDAYAKAN FOLLOW DULU⚠️⚠️⚠️
Adzhar, laki laki dengan postur tubuh tegap dan tatapan tajam bak Elang, yang ingin mencari maksa. Anak dari seorang Kyai pemilik pondok elit, pondok Al-Zawary.
Bisa di sebut Gus Adzhar ini, adalah seorang Gus, dan CEO m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Typo berkeliaran~~
Pagi ini di Ndalem Tasya sudah siap dengan seragam sekolah nya. Waktu masih menujukan pukul 05.54 Tapi Tasya sudah siap. Agar Tasya datang ke Asrama tidak terlalu siang. Supaya teman teman asrama nya tidak curiga.
Tasya membenarkan hijab nya, lalu memoleskan sedikit lipbalm di bibir nya agar tidak terlalu kering.
Tasya pun tersenyum puas. Ia berbalik menghadap Gus Adzhar yang sama sudah siap. Sekarang di jam pelajaran pertama Tasya diisi oleh Gus Adzhar sebagai guru ilmu fikih
"Mas Tasya ke asrama sekarang aja ya?" ujar Tasya, ia mengambil nori yang berada di dalam laci nakas lalu memasukan nya kedalam saku baju yang berisi 6 bungkus nori
Gus Adzhar yang semula sedang merapihkan peci nya kini berbalik menghadap Tasya.
"Masih pagi Habibati. Kamu yakin?" tanya Gus Adzhar.
Tasya mengangguk sebagai jawaban."Biar temen beda Asrama Tasya nggak pada curiga mas."jawab Tasya
Gus Adzhar menghela nafas lalu mengangguk saja."Hati hati."ucap Gus Adzhar. Ia memeluk istrinya erat sesekali mencium pucuk kepala Tasya.
Tasya pun melepaskan pelukan nya lalu menyalami punggung tangan Gus Adzhar. Gus Adzhar pun mencium kening Tasya, sebagai penutup
"Assalamu'alaikum Mas." Tasya pun pergi meninggalkan Gus Adzhar di dalam kamar.
"Wa'alaikumsalam." Gus Adzhar menggeleng gelengkan kepalanya."Kalo bisa saya kurung kamu saja di dalam kamar Habibati."gumam nya.
**** Tasya dan teman teman nya berjalan santai menuju kelas. Waktu masih tersisa 20 menit sampai bel masuk berbunyi.
"Sya lo gabosen makan tu rumput laut? Kalo lo jadi duyung gimana?" tanya Shela polos, ia menatap Tasya dengan pandangan ngeri.
Soalnya pagi ini Tasya sudah memakan dua bungkus nori. Dan pasti nanti di kelas pun sama.
Tasya menoleh kepada Shela yang berada di belakang nya. Bersama Fatwa Diva dan Adiba. Sedangkan Tasya di depan sendirian
"Lo gatau gue gabisa hidup tanpa nori." jawab Tasya
Jujur saja nori itu adalah setengah jiwanya. Tidak tau jika Tasya tak memakan nori sehari saja pasti kelaparan meski sudah makan dengan porsi kuli juga
Shela menghela nafas begitupun yang lain nya. Jalan pun hening seketika. Setelah lima menit merekapun sampai di kelas. Mereka duduk di meja masing masing