Sekarang tepat pukul delapan malam. Keluarga Hajrin sedang melaksanakan makan malam sesudah sholat Isya tadi.
Suasana meja makan hening, cuman terdengar dentingan sendok yang menyatu dengan piring. Sudah di wajib kan keluarga Syahreza jika makan jangan ada yang bersuara. Kecuali penting!
Tak lama. Hajrin menyimpan sendok nya lalu meminum air putih. Ia taruh lagi gelas itu lalu menatap Tasya dan Jaziel
"Ada yang Ayah mau bicarain, kalian sudah makan ke ruang keluarga langsung!" Tegas Hajrin. Tasya, Jaziel bahkan Chalista pun mengangguk lalu melanjutkan acara makan nya.
***
Setelah acara makan malam tadi, sekarang Tasya, Jaziel Chalista dan Hajrin sedang berkumpul di ruang keluarga. Mereka mengobrol ringan terlebih dahulu, sebelum ke inti cerita
"Tasya bagaimana sekolah kamu?" Tanya Hajrin, ia menatap putri semata wayang nya yang sedang anteng duduk bersila di sofa dengan kepala menyender kepada dada bidang Jaziel
Tasya yang semula memainkan kuku tangan nya pun berhenti, ia mentap balik Hajrin
"Baik Ayah, gaada yang perlu di permasalahin kok." Jawab Tasya, ntah mengapa suasana menjadi tegang seperti ini. Membuat Tasya tak tahan ingin langsung ke kamar
Hajrin menghela nafas terlebih dahulu. Rasanya berat jika ia mengatakan kepada putri semata wayang nya ini.
"Tasya. Apa Ayah pernah meminta satu ataw bahkan lebih permintaan kepada kamu?" Tanya Ayah Hajrin, ia menatap serius manik coklat Tasya
Tasya diam, mencoba mengingat. Tapi sepertinya tidak bahkan ia yang selalu meminta kepada Hajrin
"Ndak Ayah, Ayah ndak pernah minta lebih, bahkan satu pun nggak." Jawab Tasya cepat
Ayah Hajrin tersenyum penuh arti, cuman Jaziel dan Bunda Chalista yang diam, mereka mencerna otak masing masing. Mengapa dengan sikap Hajrin yang tampak berbeda
"Jika Ayah meminta keinginan kepada kamu, apa kamu akan menurutinya?" Tanya Ayah Hajrin lagi
Tasya mengangguk cepat."Tasya akan turuti jika Tasya mampu Ayah, asal jangan suruh Tasya beli Ferari uang nya belum cukup."
Mereka sontak tertawa, jika mereka ingin membeli mobil tinggal beli saja mengapa harus meminta Tasya untuk membelikan nya? Tapi mereka tipe orang yang tak menghambur hanburkan uang.
Bukan takut habis, tapi pasti ada alasan nya
"Nggak sayang, masa Ayah minta kamu beli Ferari, Ayah cuman menginginkan sesuatu dari kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
GUS ADZHAR [PROSES TERBIT]
Roman pour AdolescentsBUDAYAKAN FOLLOW DULU⚠️⚠️⚠️ Adzhar, laki laki dengan postur tubuh tegap dan tatapan tajam bak Elang, yang ingin mencari maksa. Anak dari seorang Kyai pemilik pondok elit, pondok Al-Zawary. Bisa di sebut Gus Adzhar ini, adalah seorang Gus, dan CEO m...