Sebuah Bentuk Kekecewaan

7.5K 212 39
                                    

“kamu adalah sebuah kebahagiaan dan kegagalan yang aku punya, terimakasih sudah membuat goresan luka ini bukanya membaik, malah semakin melebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

kamu adalah sebuah kebahagiaan dan kegagalan yang aku punya, terimakasih sudah membuat goresan luka ini bukanya membaik, malah semakin melebar.

_Anatasya Zuhra a. Syahreza_


Gus Adzhar menatap mata istrinya yang sendaritadi diam menikmati keindahan bayi mungil mereka yang berada di gendongan ibu muda itu.

Gus Adzhar menatap sendu istrinya yang tak mau menatap ia, seolah melihat kuman yang memang tidak layak untuk dilihat.

Hatinya berdenyut sakit melihat itu.

"Kamu haus ya sayang? Maafin bunda karna baru ngasih kamu asi." wanita itu berceletuk, tangan nya tak bosan mencolek pipi tembam bayi laki laki yang menjadi anaknya, sedangkan anak nya sedang meminum asi Tasya yang dihalangi kain.

Gus Adzhar mengerutkan kening nya.

"Umma. Aku mau anak kita panggil Umma." Gus Adzhar berucap penuh penekanan. Tasya yang mendengar itu menatap Gus Adzhar tenang bak air mengalir di sungai.

"Ini anak aku, kamu nggak ada hak manggil anak aku sebagai anak kamu," ucapan penuh tusukan. Gus Adzhar terdiam menghembuskan nafas berat.

"Sya. Kamu nggak bisa bersikap kekanak kanakan_" belum sempat Gus Adzhar menyelesaikan ucapan nya, Tasya lebih dulu menyela dengan suara tenang, lagi lagi Tasya dapat mengendalikan emosi nya.

"Kamu bilang aku kekanak kanakan, egois, nanti apa? Apa kamu bakalan panggil aku perempuan murahan yang degan gampangnya ngerebut suami orang?"

Tasya menghentikan ucapan nya, dirasa anak nya sudah tertidur pulas, dengan pelan Tasya menyimpan nya di books bayi, ia pastikan bayi itu tidur untuk berdebat dengan Gus Adzhar.

"Tasya." Gus Adzhar menatap wanita itu tajam, bilang saja laki laki itu sekarang sedang marah besar melihat kelakuan bahkan perkataan istrinya, ia tak pernah mengajarkan wanita itu untuk membalas sebuah omongan yang sialya kenyataan.

"Gaterima? Gamasalah, kamu tau? Sejak awal aku berpikir kamu nggak bisa merubah kandidat aku dari dulu sebagai perempuan egois, aku egois itu benar. Aku nggak mengelak kalo aku bukan wanita lemah lembut, bertutur sopan, suara yang manis seperti apa yang kamu mau. Dan apa yang menjadi masalalu kamu." Tasya menatap manik coklat terang suaminya yang hanya diam dengan raut wajah bisa dijabarkan bahwa laki laki itu naik pitam.

"Aku mau jadi diri aku sendiri, aku mau menjadi apa yang aku mau, bukan seperti robot yang bisa Kamu andalkan hanya karna aku naif. Kamu nggak pernah ngajarin  aku untuk jadi seorang pembalas kata yang handal, tapi kamu lupa merubah sifat asli aku yang sebenarnya seperti apa."

GUS ADZHAR [PROSES TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang