Forever With You

2.6K 79 3
                                    

⚠️WARNING!!⚠️⚠️Harap bijak dalam membaca! Trimakasih⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️WARNING!!⚠️
⚠️Harap bijak dalam membaca! Trimakasih⚠️

Tangan kekar itu menghalangi pergerakan tangan perempuanya yang terpojok didinding kamar, nafas hangat pria itu menyapu wajahnya yang amat dekat denganya.

"Kamu kenal sama dia?" pria itu bertanya dengan suara rendah yang menakutkan, ekspresinya tenang tapi tidak setenang hatinya, jantung perempuan itu berpacu begitu cepat seperti mengikuti lari maraton ratusan kilo meter.

"I said, do you know him?"  pria itu mengulangi kata-katanya penuh dengan penekanan, ia semakin merapatkan tubuhnya hingga jaraK hidung mereka hanya tinggal beberapa centi.

Perempuan itu mencengkram kuat ujung pakaian yang ia kenakan, dan menutup matanya takut-takut pria ini berbuat kasar kepadanya.

"Mas sumpah nggak lucu..." suara Tasya melirih mencoba menahan tangisannya, Gus Adzhar sama sekali tak peduli, ia tetap menatap istrinya penuh selidik. Menuntut jawaban atas apa yang ia pertanyakan.

"Kamu fikir aku bercanda? Aku tanya kamu kenal sama dia? Ngobrol, berduaan, ketawa. Seakrab itu, but I don't know what?" Gus Adzhar menyeringai, rasanya dadanya amat panas dari siang tadi, bagaimana tidak ia melihat istrinya ini dengan Abizar berduaan di dapur mengobrol bahkan tertawa bersama, membuatnya amat marah.

Awalnya Gus Adzhar hanya lewat saja karna baru dari taman belakang, kebetulan jendela dapur itu menghadap ke arah kebun sayuran dan buah-buahan, otomatis saat dirinya lewat ia bisa melihat siluet Tasya dan Abizar yang berbincang hangat di sana. Dimulai saat itulah ia menjauhi istrinya dulu agar fikiranya menjadi jernih.

Mungkin bagi orang lain ini lebai karna dirinya tidak menyukai jika istrinya berbincang dengan orang lain, tapi dirinya tak menyukai itu. Mereka berdua, garis bawahi, berdua. Bagaimana bisa dirinya tenang semetara mereka asik berdua di tempat yang cukup tertutup, ia takut akan menjadi fitnah jika dilihat oleh orang lain.

Memikirkan itu kembali membuat Gus Adzhar sebal, ia mengangkat dagu Tasya dengan jari telunjuknya, ia menatap mata bulat perempuanya dibawah cahaya lampu yang menyinari kamar itu.

"Jawab jujur, kamu udah kenal lama dengan Abizar?" Tasya diam, lalu mengangguk pelan ketika merasakan tangan besar suaminya mengapit dagu Tasya.

"Berapa lama?"
"Dari kecil."

"Lalu kamu ngapain sama dia berduaan?" tanya Gus Adzhar dengan aura penuh intimidasi, sontak Tasya menggeleng kuat, mata bulatnya sudah berembun yang bersiap mengeluarkan air mata dan merambat ke pipi.

"Aya nggak ngapa-ngapain, itu Aya lagi panasin susu buat Fayi, kebetulan Abizar juga lagi bikin teh, lagian kita cuman ngobrol sebentar, nggak lebih. Suer." ibu muda itu berkata dengan sedikit gagap karna merasa ketakutan.

GUS ADZHAR [PROSES TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang