BUDAYAKAN FOLLOW DULU⚠️⚠️⚠️
Adzhar, laki laki dengan postur tubuh tegap dan tatapan tajam bak Elang, yang ingin mencari maksa. Anak dari seorang Kyai pemilik pondok elit, pondok Al-Zawary.
Bisa di sebut Gus Adzhar ini, adalah seorang Gus, dan CEO m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pada hari senin yang cerah ini. Seorang gadis sudah bersiap dengan stelan seragam sekolah dan rok abu abunya, ia memakai sepatu terlebih dahulu di kamar. Lalu mengambil tas sekolah dan ponsel yang tergeletak tak berguna di atas nakas. Ia pun turun untuk memberi makan cacing cacing nya terlebih dahulu
"Good morning ayah bunda." Tasya menyapa, ketika baru saja sampai di ruang makan, ia mengecupi pipi Hajrin dan Chalista lalu duduk disamping ibunya.
"Morning too." Hajrin dan Chalista menyahut, merekan tersenyum manis melihat putri bungsu nya yang langsung duduk.
"Iya dong, bunda. Kalo bukan kesekolah mau kemana, Tasya udah pake seragam kayak gini," jawab Tasya sembari mengambil sepotong roti yang sudah dibaluri dengan slai coklat.
Sungguh perut nya sangat keroncongan sendari tadi, akhir - akhir ini ia sering sekali doyan makan. Tidak seperti biasanya.
"Sampe kapan kamu setiap pagi makan roti, sayang? Sekali-kali biasakan makan nasi." Chalista memberi ejahan, ia aneh sekali. Kebiasaan putrinya yang tidak makan nasi saat pagi itu, datang dari siapa?
Hajrin yang memang sedang makan, menghentikan makan nya, dan mengangguk sekali. "Dengar itu, tubuh kamu itu ramping. Seharusnya kamu gendut biar Ayah bisa tiap hari cubit pipinya."
Tasya mendelik dan memanyun, "Ayah... Emang mau Aya se gendut apa? Lihat ini pipi aja bisa aya lihat pake kedua mata dari atas, gara gara gembung." ia memperagakan apa yang dia ucapkan, dengan menggembungkan kedua pipinya dan melirik nya dari atas.
Kedua orang tua itu tertawa mendengar panutan dari putrinya, Tasya memang absurd ia mmeganggap dirinya sudah cukup berisi jika hanya memakan roti setiap pagi.
"Aya juga kalo makan nasi pagi itu, bawaanya pengen ke toilet terus. Aya gak bisa. Jadi... Bunda harus masak buat anak cantik ini makan siang dan makan malam saja." Tasya mengedipkan matanya centil.
Hajrin menggelengkan kepalanya tidak habis fikir. "Kamu pikir, kalo bunda mu ini hanya bikin roti setiap pagi, Ayah mau makan apa, hm?"
Tasya meminum susunya, dan menatap Hajrin. "Ayah kan biasanya suka bikin telur, meski selalu gosong setidaknya makan itu aja, cuman buat ngeganjal perut." Tasya tertawa kala melihat raut wajah Hajrin yang amat runyam. Dan kesal.
**** S
MA NEGERI PELITA UNGGUL
Tasya turun dari mobilnya di gerbang sekolahan. Ia tersenyum cantik dan berjalan masuk menuju gedung kelas. Ia tersenyum ruang sesekali menyapa orang orang yang berlalu lalang. Setelah sampai di lantai dua, ia pun masuk ke kelasnya,
Brakk
Tasya dan yang lain nya terperanjat kaget melihat pintu kelas di dobrak kasar oleh sekarang perempuan. Perempuan itupun masuk dengan nafas terengah engah