Gus Adzhar membaringkan tubuhnya menyamping, matanya menatap lekat bayi mungil yang tertidur ditempat tidur nya bersama sang istri, pria itu terus saja menganggu putranya yang tertidur pulas.
Tangan Gus Adzhar terangkat untuk mengusap pipi chubby nya. Pipinya persis seperti pipi istrinya yang bulat, tidak setegas pipinya. Apakah semua pipi bayi seperti ini?
"Kamu tahu, perasaan kamu baru satu bulan lahir udah gantiin posisi Abba." Gus Adzhar mencolek hidung kecil nya, bahkan terlintas dipikiran ya untuk memencet hidung kecil itu hingga bayinya kehilangan nafas.
Apa yang dikatakan Gus Adzhar benar, baru satu bulan Zyavanca lahir tapi perhatian istrinya Abi nya Uminya, hingga mertuanya selalu kepada Zyavanca. Aneh, kenapa setiap nenek atau kakek pasti selalu membela cucunya.
Gus Adzhar mendekatkan wajah nya hendak menggigit pipi bulat itu tapi tertahan ketika ada yang menarik kerah bajunya dari belakang.
"Mau apa hah? Kebiasaan banget, gigit pipi Fayi." Tasya berdecak sambil tangan yang masih menarik kerah belakang baju Gus Adzhar.
Pria itu tersenyum sambil mengaduh pelan, ia pun duduk lalu tersenyum bak tak punya dosa. "Maaf, aku cuman mau cium pipinya, kok. Bukan mau gigit." Gus Adzhar mengelak.
Tasya berkacak pinggang, jelas sudah muak mendengar alasan Gus Adzhar, laki laki itu selalu beralasan ingin menciumnya, bodohnya dulu Tasya selalu percaya percaya saja, tapi saat mendengar tangisan nyaring putranya dan bekas gigitan merah membuat Tasya sudah kebal dengan elakkan Gus Adzhar.
"Jangan gigit terus, kulit pipinya masih tipis, kamu mau pipi Fayi bolong karna kamu gigit terus?" Tasya bertanya kesal, sambil berjalan ke arah bayinya yang tertidur lelap.
Gus Adzhar cemberut lalu menggeleng, "Istighfar sayang, amit amit anak aku pipinya bolong." Gus Adzhar bergidik jika membayangkan itu.
"Ya makanya, gausah gigit gigit, lagian turunan siapa si, aku gapunya suami kanibal ya." Tasya mengangkat putranya kedalam gendongan, ketika mata kecil itu terbuka.
Gus Adzhar turun dari atas ranjang lalu membenarkan kaos hitamnya, "Kamu mau bawa anak kita kemana? Jangan dimonopoli ya," Gus Adzhar memperingati sambil merebut Zyavanca yang berada didalam gendongan istrinya.
Tasya menghela nafas, mendengar ucapan Gus Adzhar. Yap, tidak aneh dengan kata 'monopoli yang akhir akhir ini sering Tasya dengar, memang benar. Anaknya sellau dimonopoli, jika Gus Adzhar bekerja Tasya mengasuh. Maka bayi itu akan direbut oleh Umi Umayra atau tidak Abi Umar.
"Di depan ada Kak Alvin, Kak Tara, Kak Dimas, Kak Fatih sama Kak Zidane." Tasya menjawab.
Gus Adzhar menganggukan kepalanya, lalu membenarkan posisi menggendong sang putra. "Yaudah aku duluan ke bawah ya. Aku juga minta tolong siapin minum? Atau udah dijamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GUS ADZHAR [PROSES TERBIT]
Teen FictionBUDAYAKAN FOLLOW DULU⚠️⚠️⚠️ Adzhar, laki laki dengan postur tubuh tegap dan tatapan tajam bak Elang, yang ingin mencari maksa. Anak dari seorang Kyai pemilik pondok elit, pondok Al-Zawary. Bisa di sebut Gus Adzhar ini, adalah seorang Gus, dan CEO m...