BUDAYAKAN FOLLOW DULU⚠️⚠️⚠️
Adzhar, laki laki dengan postur tubuh tegap dan tatapan tajam bak Elang, yang ingin mencari maksa. Anak dari seorang Kyai pemilik pondok elit, pondok Al-Zawary.
Bisa di sebut Gus Adzhar ini, adalah seorang Gus, dan CEO m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suasana di kelas 12a putri begitu hening, mereka menyimak mata pelajaran Bahasa Arab dengan seksama, ntah mereka terfokus kan kepada papan tulis yang di penuhi coretan Arab. Ataw mata mereka terus menatap kepada gurunya yang tampan.
Sekarang hari dimana pelajaran bahasa Arab di mulai. Yang di gurui oleh Ustadz Ali. Ustadz Muda yang sering menjadi bahan gosip kaum hawa di pondok itu.
"Fahimtum?"
"Fahimna."
Ustadz Ali kembali duduk di kursi guru, lalu mangamati anak murid nya yang sedang berkutat dengan kertas dua lembar dan pensil di tangan kanan masing masing.
Mereka sedang melakukan ulangan harian, Ustadz Ali selalu memberikan ulangan harian kepada semua anak muridnya agar mereka bisa langsung praktek tentang apa yang sudah mereka simak.
Pandangan ustadz Ali berhenti pada seorang gadis memakai hijab putih dan baju batik nya, padahal semua siswi pake baju batik loch
Gadis itu sangat fokus pada kertas kertas di depan nya sesekali mengarahkan pandangan nya untuk melihat soal yang berada di with board di depan nya.
Tak di sangka ustadz Ali tersenyum kecil, melihat gadis itu. Seolah ada sinyal berbahaya ustadz Ali refleks menggelengkan kepalanya lalu mengusap dada kala ia telah melakukan zina mata dan zina pikiran.
"Tidak kah bisa, perasaan ini hilang dari jauh jauh hari? Aku tersiksa karna terus memikirkan nya." batin Ustadz Ali
Drett drett
Ponsel Ustadz Ali berdering, Ustadz Ali mengambil ponsel nya, lalu melihat siapa yang menelohone nya, ternyata Gus nya sendiri yang menelephone nya.
Ustadz Ali pamit sebentar untuk mengangkat telephone. Setelah itu ia pun mengangkat panggilan dari Gus nya itu.
"Assalamu'alaikum, nggeh Gus?"
"Wa'alaikumsalam Ustadz, saya boleh minta tolong?"
"Sekiranya saya mampu, saya bisa Gus."
"Saya butuh Ustadz untuk membicarakan soal gradulations buat kelas dua belas nanti. Saya harap Ustadz bisa kesini , dan ingin meminta Ustadz jadi panitia nanti."
"Loh bukanya dua bulan lagi? Kok sekarang di bahasnya Gus?"
"Niat nya emang gitu Ustadz, tapi jika dibicarakan sekarang supaya ke depan nya tinggal merangkai saja. Agar lebih mudah."