MAKIMA—mempersempit kemenangan taruhan orang-orang di Festival Madeline berikutnya dengan menambahkan warna peserta tanpa dimasukkan ke dalam grup yang sama.
Perempuan itu menyeringai, membaca komentar yang kontra maupun semakin bersemangat dalam bertaruh pada warna mereka.
Pesta pertama Makima sukses besar, dibicarakan di situs gelap dan sosial media. All For One menyelamatinya, sementara Tomura makin dongkol oleh keberadaannya.
"Tomura, bagaimana kalau kau juga bertaruh?" ajak Makima yang duduk di sofa dengan postur tegap.
Tomura Shigaraki yang berkunjung ke wilayah Madeline itu pun melirik, memasang ekspresi sinis. Tetapi tersentil ingin ikut taruhan.
"Yang berwarna merah, kuning, dan biru adalah pahlawan yang kuculik. Warna tersisa ialah peserta yang mendaftar—entah penjahat sejenis Muscular atau orang gila pengharap keajaiban, aku tidak peduli. Tapi aku pikir kalau hendak bertaruh, lebih baik ke tangan pahlawan saja. Aku menangkap buruan besar di antara tiga warna itu, haha."
Tomura mendengkus, mengabaikan Makima dalam tampilan Madeline yang sok suci.
"Aku tidak sudi buang-buang uang untuk pahlawan!"
Sontak Makima tertawa, mengacak rambut biru Tomura. "Haha, kau pengecut."
Selanjutnya mereka terdiam menikmati perburuan di arena sebelum pertanyaan Tomura menyentak Makima.
"Apa tujuanmu?"
Makima mengerjapkan mata, lantas tersenyum. "Aku tahu kau lebih dulu bertemu All For One, tapi aku sama sekali tak berniat merebut posisimu dengan membuat pesta ini, kok."
"Berhenti berbelit! Kau tinggal menjawab pertanyaanku!" titah Tomura.
Perempuan itu menopang dagu di atas lutut, memandang layar lebar di mana para peserta saling menyerang menggunakan quirk atau senjata tersembunyi yang ia sisipkan di arena.
"Memang alasan lain apa yang kupunya selain mengeleminasi manusia?"
Tomura melirik bibir Makima yang menyeringai di bawah topeng rubah, lantas terperanjat dari sofa lainnya ketika teman dari All For One itu menatapnya.
"Aku adalah wujud yang berkebalikan darimu, Tomura-kun. Kalau kau menghalangi, akan kueleminasi."
Suasana menjadi hening. Hingga suara Tomura dalam menggaruk lehernya membuat Makima melepas sarung tangannya.
"Sombongmu sudah kelewatan, Makima."
"Ah, begitu 'kah? Bukan berarti aku sombong tanpa alasan."
Tomura berlari, mengarahkan tangan yang terbuka lebar menuju wajah Makima, berniat menghancurkan teman dari masternya. Namun Makima yang bersiap dengan tapak beruangnya malah menjegal kaki Tomura, bukan balas menyerangnya menggunakan quirk.
"Ursus Press."
Dengan posisi tersungkur, Tomura kesulitan bernapas ketika Makima menindihnya. Berat badan perempuan itu menyamai beruang, dan sebentar lagi akan mematah tulang-tulang Tomura jika Makima tidak segera bangkit darinya.
"Ursus Punch."
Di saat Makima hendak memberikan sentuhan terakhir, Kurogiri muncul. Makhluk kabut itu melindungi Tomura Shigaraki dari pukulan mematikannya, sesuai perintah All For One.
KAMU SEDANG MEMBACA
Madeline's Judgment [√]
FanfictionBNHA x Makima ... Makima menjadi bawahan All For One, juga seorang kakak sepupu dari penerus One For All. Semuanya berjalan lancar demi kedamaian Jepang dengan membunuh pahlawan dan sampah masyarakat, hanya saja ... ada yang ganjil sejak Makima bert...